blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Thursday 31 March 2016

Ending yang sering ditemui



            Rasanya sudah lama gak nulis artikel, karena banyak persiapan yang harus dibutuhkan menuju comiforu yang akan di adakan di bulan juli, blog saya jadi sedikit terbekalai. Entah kenapa beberapa minggu terakhir mood menulis turun dan saya lebih suka membaca Web novel china, mereka punya sense yang bagus hampir mirip dengan korea tapi china punya gaya tersendiri yang gak kalah keren.


            Kali ini saya mau bahas Ending – ending yang ada dalam novel walaupun secara umum ending di dalam karya sastra meliputi novel,cerpen, Flasfiction, cerbung dan banyak lagi hanya di bagi antara dua hal yaitu Bad ending dan happy ending tapi kali ini yang saya bahas bukan kedua hal tersebut tapi lebih pada perasaan pengarang mengakhiri ceritanya.

1.    Ending terburu – buru
Biasanya ini di dapat dari karya yang ada di internet terlepas dia penulis veteran ataupun amatir. Kebanyakan dari mereka membuat ending yang terburu – buru. Kalau kalian tidak percaya bacalah 3 chapter terakhir miliki mereka yang sudah selesai. Akan terasa sekali banyak cerita sampingan yang belum terpecahkan oleh penulis dan tiba- tiba ending, perasaan saya sebagai pembaca sih kecewa banget apalagi editor kan.

2.    Ending gantung
Pernah gak tiba –tiba si tokoh utama yang kita mulai suka di awal cerita tiba –tiba nasibnya jadi gak jelas. Ini biasanya terjadi pada novel – novel yang mengangkat tema horror dan thriller mereka jadi serba gak jelas, biasanya ada dua tujuan yang diemban penulis, yang pertama mereka ingin melanjutkan cerita dan yang kedua agar pembaca menentukan sendiri akhirnya.

3.    Ending Nyesek
Pernah baca “Kebohongan di bulan april” itu adalah komik yang bikin hati benar – bener tersentuh. Seorang pratagonis yang jatuh cinta pada cewek yang menggantung stockingnya di pohon terbawa ke dalam trauma masa kecil yang terjadi membuat pembaca seakan merasakan perasaan simpati yang dalam, sembuh dari trauma si cewek mati karena penyakit. Aku hancur, semua penonton berduka heroin utama mereka mati dan menyisahkan kenangan yang mungkin akan jadi trauma lain. Intinya ending nyesek itu bisa terjadi jika pembaca benar – benar menikmati cerita.

4.    Ending tragedi
Ini pasti sudah umum, yang saya bahas terkadang tragedi itu hampir sama seperti Ironi, pernah baca hamlet itu adalah karya terkenal yang popular tentang seorang adik perempuan yang bunuh diri lalu kakaknya dan kekasihnya saling bertarung, tapi itu bukan bagian dari ending karena banyak cerita kompleks yang bahkan sampai sekarang saya sendiri sulit memikirkannya kenapa penulisnya bisa sampai pada tahap seperti itu. Perasaan pembaca akan teraduk –aduk dan di akhir cerita salah satu tokoh penting akan mati tidak seperti ending nyesek, teragedi tidak untuk mendapat simpati pembaca melainkan rasa murka.

5.    Ending harem
Di awal tahun 90an tidak ada yang bisa merubah fakta kalau karya cerita yang memiliki saingan cinta akan berakhir dengan salah satu yang terluka, tapi di ending harem itu semua dipastikan tidak ada. Sang penulis akan membuat cerita dengan semua orang berakhir bahagia, walaupun terkadang agak dipaksakan secara logika tidak ada orang yang mau diduakan tapi ending harem kalian merasa hal itu perlu, ketimbang salah satunya terluka.

6.    Ending NTR
Aliran ini sangat keras, kebayakan karya seperti ini terdapat pada manga buatan fans, fanfiction, doujins dan yah mungkin hentai. Sebenarnya  NTR berasal dari kata Netoru yang berarti dalam bahasa jepang jika diterjemahkan “Ne itu seperti kata imbuhan dalam bahasa indonesia sedangkan toru itu perubakan kata kerja dari tidur” singkatnya sih “meniduri” ending seperti ini seakan membuat para pembaca terlempar ke realita kehidupan seolah dia mengejek “jika terkadang pacar yang disayang pernah ditiduri orang lain jika kau sendiri adalah protagonis”. Ending semacam ini biasanya lebih menyakitkan dari ditinggal mati.

7.    Ending gak jelas
Pernah nonton suatu film yang ujung –ujungnya kau tidak mengerti dengan semua yang ada. Biasanya ini terjadi karena begitu kompleks alur cerita sehingga penulis begitu asik dengan dunianya sendiri tanpa peduli pada pembaca mengakibatkan ending yang tidak bisa dijelaskan dengan nalar. Kebanyakan karya ini dibuat oleh orang –orang ynag tenggelam dalam kehidupan menulisnya, yah tapi keuntungan dari ending seperti ini tidak ada yang terluka.

            Itu tadi adlah ending – ending yang sering kita saksikan sekali lagi ini diluar konsep teori dari sastra hanya mengacu pada karya zaman sekarang, terima kasih untuk yang sudah baca sampai ketemu di pembahasan lainnya.

3 comments:

  1. NTR. Toru bukannya artinya ngambil ya? Atau bahkan terbang. Tidur kan neru (nette).

    Eh, kukira NTR itu justru ending yang nyesek. Natorare kan? @___@

    ReplyDelete
  2. genrenya sering di doujin, tapi kalau untuk perbuhan kata ane ngambil dari sumber lain yang jelas arti dari netoru itu meniduri gan

    ReplyDelete
  3. Means sleep taking, means sexually snatch someone's lover...

    ...


    ...

    astaga, bertambah lagi kosakata anehku >___< huaaa

    ReplyDelete