blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Monday 23 November 2015

Stay In For Me Chapter 9



Title    : Stay In For Me(Tetap di dalam untuk ku)
Genre  : School, Romance, Family
Author : Hittori Yudo
Chapter: 09
Sesuai Perkiraan
            Terjebak dalam masalah memang menjadi pilhanku sekarang tapi itu bukanlah satu sisi yang menurutku baik, ada berbagai macam hal yang turut menjadi ambil bagian dalam melintasi hal itu.

            “Kau tunangan Eri!” aku membenci hal yang seperti ini, seseorang yang seharusnya tidak memiliki bagian peran dalam hidupku ini kini datang.

            “Anda tidak tahu itu, kapten basket yang terhormat!” Ari yang duduk disampingku meberikan jawaban tanpa diminta membuat alis laki – laki ini mengerut.

            “Aku tidak bicara padamu, orang asing!”

            “Aku juga tidak mengatakan apapun padamu!” Ari menjawab dengan enteng, aku tidak tahu seberapa tertarik Ari untuk menjadi musuh orang ini. Yang aku tahu, orang berada di depanku ini memang mengincar Eri.

            “Lupakan dia, kau kesini untuk mencariku?”

            “Tentu saja, aku ingin mengatakan agar kau berhenti!” blak – blakan, yah diminta berhenti atau tidak aku juga tidak pernah setuju.

            “Kalau begitu sangat menyusahkan!” ucapku membuat dahinya mengerut, itu memang terlihat tidak baik. Akhir – akhir ini aku juga cukup lelah dengan tingkah Diana dan Eri, jadi mencari cara untuk membuatku merasa nyaman saat ini adalah pilihan yang tepat kurasa.

            “Apa maksudmu?” dengan menghela nafas, aku segera berdiri sebentar, apa yang harus kulakukan padanya. Bersilat lidah akan membuat mulutku menjadi tegang. Jadi mungkin dengan berkelahi akan lebih baik.

            “Riki!” aku menolehkan kepala melihat Rama yang sudah bertengker disampingku.

            “Ada masalah, Irwan?” Laki –laki ini segera menggelengkan kepala setelah senyum yang dipaksakan orang itu segera pergi.

            “Apa yang kau lakukan!” aku protes pada Rama padahal, aku bisa saja meredakan kesalku dengan memukulnya.

            “Kau ingin berkelahi kan, kenapa gak naik ke atas Sambung!” aku membenci kata – kata Rama, memang di SMP aku dan Rama sudah terbiasa dengan bela diri silat, karena tempat ini jauh dari perkotaan, silat adalah pilihan yang sangat baik untuk melatih otot.

            “Aku sudah berhenti dengan hal itu!” Rama tertawa seolah dia sedang menyaksikan hal yang lucu saat ini.

            “Kalau begitu, ada apa dengan tadi?” dia menjawab perkataanku setelah rasa lucu yang ada dalam pikirannya mereda.

            “Aku hanya ingin membuat dia tahu!”

            “Tahu apa ? kau tunangan Eri semua orang sudah tahu!” aku mengehela nafas pasrah sepertinya Rama juga datang dengan maksud yang sama.

            “Diana?”

            “Kau membuatnya patah hati!” aku menghela nafas, tidak ada yang bisa kukatakan, ini seperti lidahku sudah mulai kaku untuk bergerak.

            “Aku tidak melakukan apapun!”

            “Kau bilang akan pacaran dengannya setelah memiliki perasaan, tapi kau malah bertunangan dengan gadis lain!” kali ini Rama memang berbicara santai tapi setiap kata seakan menusuk harga diriku.

            “Aku tidak bersalah disini, dari awal seharusnya aku tidak pernah terlibat dengan hubungan kalian!” Rama menghela nafas, dia ingin mengucapkan sesuatu tapi kemudian matanya memadang ke arah lain.

            “Eri?”

            “Ada apa dengan dia?” Eri terlihat panasaran dengan Rama, wajahnya seakan tegas. Aku tidak tahu apa yang dipikirkan Eri dengan berwajah seperti itu.

            “Dia tidak melakuan apapun seakarang!” ucapku santai, tapi sepertinya Eri tidak mengingkan jawab itu.

            “Aku ingin tahu apa yang dia inginkan!” protes Eri membuatku segera mengalihkan tatapan pada Rama.

            “Aku ingin tunanganmu ini bertanggung jawab!” Eri tersenyum sinis mendengar ucapan Rama seolah hal itu adalah bagian yang tidak penting.

            “Seharusnya kau yang bertanggung jawab karena menyeret Riki dalam masalahmu!” Rama terdiam kemudian menatapku dengan wajah bingung.

            “Aku dan dia dari kecil dijodohkan, jadi apa yang membuatmu yakin untuk menyeret Riki bertanggung jawab!” seakan mendapat bola yang bagus Rama kemudian tersenyum tipis.

            “Berarti hubungan ini tidak berdasarkan perasaan dan hanya hubungan diplomatis saja!” Kali ini Eri yang tertawa, seolah apa yang dikatakan Rama lucu.

            “Ini bukan diplomatis, kami memang dijodohkan tapi aku dan Rama yang meminta lebih dahulu untuk dinikahkan saat kami dewasa!” ok entah kenapa aku merasa bagian kebohongan Eri itu terasa benar ditelingaku.

            “Ehm, tapi dia-”

            “Gadis itu sudah kecewa, lebih baik kau menggunakan tenagamu untuk menghiburnya!” setelah mengatakan itu Rama mendesah pelan. Ini pertama kalinya Eri terlihat begitu keren dimataku, tidak begitu agresif dan entah kenapa itu berbanding terbalik dengan perilaku yang ditunjukannya.

No comments:

Post a Comment