Title : Stay In For Me(Tetap di
dalam untuk ku)
Genre : School, Romance, Family
Author : Hittori Yudo
Chapter: 09
Sesuai Perkiraan
Terjebak dalam masalah memang
menjadi pilhanku sekarang tapi itu bukanlah satu sisi yang menurutku baik, ada
berbagai macam hal yang turut menjadi ambil bagian dalam melintasi hal itu.
“Kau tunangan Eri!” aku membenci hal
yang seperti ini, seseorang yang seharusnya tidak memiliki bagian peran dalam
hidupku ini kini datang.
“Anda tidak tahu itu, kapten basket
yang terhormat!” Ari yang duduk disampingku meberikan jawaban tanpa diminta
membuat alis laki – laki ini mengerut.
“Aku tidak bicara padamu, orang
asing!”
“Aku juga tidak mengatakan apapun
padamu!” Ari menjawab dengan enteng, aku tidak tahu seberapa tertarik Ari untuk
menjadi musuh orang ini. Yang aku tahu, orang berada di depanku ini memang
mengincar Eri.
“Lupakan dia, kau kesini untuk
mencariku?”
“Tentu saja, aku ingin mengatakan
agar kau berhenti!” blak – blakan, yah diminta berhenti atau tidak aku juga
tidak pernah setuju.
“Kalau begitu sangat menyusahkan!”
ucapku membuat dahinya mengerut, itu memang terlihat tidak baik. Akhir – akhir
ini aku juga cukup lelah dengan tingkah Diana dan Eri, jadi mencari cara untuk
membuatku merasa nyaman saat ini adalah pilihan yang tepat kurasa.
“Apa maksudmu?” dengan menghela
nafas, aku segera berdiri sebentar, apa yang harus kulakukan padanya. Bersilat
lidah akan membuat mulutku menjadi tegang. Jadi mungkin dengan berkelahi akan
lebih baik.
“Riki!” aku menolehkan kepala
melihat Rama yang sudah bertengker disampingku.
“Ada masalah, Irwan?” Laki –laki ini
segera menggelengkan kepala setelah senyum yang dipaksakan orang itu segera
pergi.
“Apa yang kau lakukan!” aku protes
pada Rama padahal, aku bisa saja meredakan kesalku dengan memukulnya.
“Kau ingin berkelahi kan, kenapa gak
naik ke atas Sambung!” aku membenci kata – kata Rama, memang di SMP aku dan
Rama sudah terbiasa dengan bela diri silat, karena tempat ini jauh dari
perkotaan, silat adalah pilihan yang sangat baik untuk melatih otot.
“Aku sudah berhenti dengan hal itu!”
Rama tertawa seolah dia sedang menyaksikan hal yang lucu saat ini.
“Kalau begitu, ada apa dengan tadi?”
dia menjawab perkataanku setelah rasa lucu yang ada dalam pikirannya mereda.
“Aku hanya ingin membuat dia tahu!”
“Tahu apa ? kau tunangan Eri semua
orang sudah tahu!” aku mengehela nafas pasrah sepertinya Rama juga datang
dengan maksud yang sama.
“Diana?”
“Kau membuatnya patah hati!” aku
menghela nafas, tidak ada yang bisa kukatakan, ini seperti lidahku sudah mulai
kaku untuk bergerak.
“Aku tidak melakukan apapun!”
“Kau bilang akan pacaran dengannya
setelah memiliki perasaan, tapi kau malah bertunangan dengan gadis lain!” kali
ini Rama memang berbicara santai tapi setiap kata seakan menusuk harga diriku.
“Aku tidak bersalah disini, dari
awal seharusnya aku tidak pernah terlibat dengan hubungan kalian!” Rama menghela
nafas, dia ingin mengucapkan sesuatu tapi kemudian matanya memadang ke arah
lain.
“Eri?”
“Ada apa dengan dia?” Eri terlihat
panasaran dengan Rama, wajahnya seakan tegas. Aku tidak tahu apa yang
dipikirkan Eri dengan berwajah seperti itu.
“Dia tidak melakuan apapun
seakarang!” ucapku santai, tapi sepertinya Eri tidak mengingkan jawab itu.
“Aku ingin tahu apa yang dia
inginkan!” protes Eri membuatku segera mengalihkan tatapan pada Rama.
“Aku ingin tunanganmu ini
bertanggung jawab!” Eri tersenyum sinis mendengar ucapan Rama seolah hal itu
adalah bagian yang tidak penting.
“Seharusnya kau yang bertanggung
jawab karena menyeret Riki dalam masalahmu!” Rama terdiam kemudian menatapku
dengan wajah bingung.
“Aku dan dia dari kecil dijodohkan,
jadi apa yang membuatmu yakin untuk menyeret Riki bertanggung jawab!” seakan
mendapat bola yang bagus Rama kemudian tersenyum tipis.
“Berarti hubungan ini tidak
berdasarkan perasaan dan hanya hubungan diplomatis saja!” Kali ini Eri yang
tertawa, seolah apa yang dikatakan Rama lucu.
“Ini bukan diplomatis, kami memang
dijodohkan tapi aku dan Rama yang meminta lebih dahulu untuk dinikahkan saat
kami dewasa!” ok entah kenapa aku merasa bagian kebohongan Eri itu terasa benar
ditelingaku.
“Ehm, tapi dia-”
“Gadis itu sudah kecewa, lebih baik
kau menggunakan tenagamu untuk menghiburnya!” setelah mengatakan itu Rama
mendesah pelan. Ini pertama kalinya Eri terlihat begitu keren dimataku, tidak
begitu agresif dan entah kenapa itu berbanding terbalik dengan perilaku yang ditunjukannya.
No comments:
Post a Comment