Title : Stay In For Me(Tetap di
dalam untuk ku)
Genre : School, Romance, Family
Author : Hittori Yudo
Chapter: 08
Hari terburuk
“Ehm, Diana kan?” ucap Eri kini
menatap Diana dengan pandangan yang cukup untuk membuat darah Diana naik.
“Iya, apa yang kau ingikan dari
Riki! Kudengar ku hanya orang yang menumpang!” Eri terkekeh, seolah dia sedang
mendapat candaan yang lucu.
“Aku tidak mengingkan apapun karena
pada dasarnya aku bisa melakukan apapun!” dia tersenyum jahat, aku tahu kenapa
dia pindah ke kota kecil ini sekarang. Dia gadis yang memiliki sifat dan
perilaku berlainan, aku jadi yakin kenapa diriku membencinya.
“Beraninya kau!” sepertinya Diana
ingin segera memukul Eri tapi dengan cepat Eri menangkap tangan Diana.
“Aku tidak tahu apa maumu dari Riki
tapi melihat sikap Riki yang tidak membelamu, kau tidak memiliki arti apapun
padanya, jadi menyerahlah!” itu adalah serangan mental yang menyakitkan membuat
Diana ingin segera memukul Eri dengan tangan satunya lagi tapi dengan cepat
ditepis gadis ini.
“Aku belum selesai nona manis, kalau
kau menganggu lebih jauh lagi kegiatanku. Aku bisa dengan cepat membuatmu
dibenci Riki. Tentu saja walaupun dia mendengar, dia tidak bisa menolakku!”
“Kau sebenarnya siapa Riki!” Diana
terlihat hampir menangis, Eri segera melepaskan sebelah tangannya kemudian
terlihat sedang berpikir.
“Jika kau tanya aku siapanya, aku
ehm… seperti tunangannya mungkin!” aku bisa mendengar suara orang –orang terdiam,
sepertinya ini memang akan mengejutkan mereka entah kenapa Eri menjadi pusat
seluruh orang yang ada di sini.
“Jangan buatku tertawa, itu tidak
mungkin!”
“Menyangkal hal yang tidak ingin kau
dengar nona, kalau begitu kenapa aku
harus repot –repot pindah kesini!” semua orang mengangguk setuju, tidak ada
yang mau pindah ke kota kecil ini bahkan tinggal ditempat orang yang tidak di
kenalnya dengan alasan apapun sepertinya alasan yang dibuat Eri tampak
meyakinkan mereka.
“Eri tunggu, kau terlalu-”
“Itu benar Riki?” Diana bertanya
dengan wajah hampir menangis, mungkin ini kesempatanku untuk membuatnya kembali
pada Rama.
“Ehm, iya!” seluruh kelas berteriak
membuatku kaget, Eri megnambil kesempatan ini untuk segera merangkulku.
“Jadi pergilah, kucing pencuri!”
sepertinya aku membuat diriku masuk ke dalam situasi yang mengerikan untuk saat
ini. Tapi itu lebih baik daripada harus dikejar – kejar Diana.
“…” Diana hanya menatapku sekilas
kemudian segera pergi dari kelas, ini benar – benar hari terburukku.
***
“Jadi?” Eri menatapku dengan wajah
yang terlihat begitu ceria, pandangan kesialan yang selalu dia bawa. Kenapa
gadis ini begitu menyebalkan.
“Maksudmu?” aku berusaha untuk
meladeninya kali ini, mengingat dia membantuku dalam menyingkirkan Diana.
“Aku tahu yang kukatakan agak
berlebihan tapi kau tidak terlihat marah?” seolah dia tahu apa yang tidak ingin
kusebutkan akhirnya mungkin untuk sekarang aku mengatakannya.
“Aku dan Diana, juga Rama adalah
teman baik!” Eri terlihat terdiam langkahnya terhenti di depan rumah membuatku
tidak begitu mengerti apa yang berada dalam pikirannya sekarang.
“Apa itu cinta segitaga!” dia
terlihat merasa bersalah atas apa yang telah dia lakukan membuatku hanya bisa
kembali menghela nafas panjang.
“Tidak dalam hal ini kau salah, kami
hanya berteman dan mereka akhirrnya pacaran aku turut senang!” aku memutuskan
cerita sampai disitu membuat guratan aneh berada di kening Eri.
“Mereka? Maksudmu Rama dan Diana?”
“…” aku mengangguk membuat Eri
terlihat semakin bingung.
“Tapi itu tidak mungkin!” terlihat
gadis ini menyangkal seperti yang tertulis diwajahnya, aku yang seperti dikejar
– kejar Diana dan itu membuatnya bingung.
“Diana jatuh cinta padaku karena aku
peduli pada hubungan mereka!” aku mengatakannya dengan jujur membuat Eri
kembali terdiam, dia kemudian melotot seperti melihat seorang hantu.
“Jadi kau orang ketiga?”
“Yang ketiga setan!”
“Tapi aku yakin, Diana tidak pernah
menyukai Rama!” Eri memprotes keadaan yang telah terjadi.
“Itu tidak benar, mereka sebenarnya
saling suka dari dulu. Aku berpikir mungkin dengan aku banyak belajar aku akan
membuat hubungan mereka semakin nyaman!”
“Dan pada akhirnya kau
menghancurkannya!”
“Aku tidak menghancurkanya!”
“Nyatanya?”
“Aku tidak peduli kata – katamu!”
Eri kemudian mendesah dia segera
masuk ke dalam rumah meninggalkanku sendiri, sepertinya gadis penganggu itu
mulai mengutukku sekarang.
No comments:
Post a Comment