blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Wednesday 18 November 2015

Stay In For Me Chapter 8



Title    : Stay In For Me(Tetap di dalam untuk ku)
Genre  : School, Romance, Family
Author : Hittori Yudo
Chapter: 08
Hari terburuk
            “Ehm, Diana kan?” ucap Eri kini menatap Diana dengan pandangan yang cukup untuk membuat darah Diana naik.

            “Iya, apa yang kau ingikan dari Riki! Kudengar ku hanya orang yang menumpang!” Eri terkekeh, seolah dia sedang mendapat candaan yang lucu.

            “Aku tidak mengingkan apapun karena pada dasarnya aku bisa melakukan apapun!” dia tersenyum jahat, aku tahu kenapa dia pindah ke kota kecil ini sekarang. Dia gadis yang memiliki sifat dan perilaku berlainan, aku jadi yakin kenapa diriku membencinya.

            “Beraninya kau!” sepertinya Diana ingin segera memukul Eri tapi dengan cepat Eri menangkap tangan Diana.

            “Aku tidak tahu apa maumu dari Riki tapi melihat sikap Riki yang tidak membelamu, kau tidak memiliki arti apapun padanya, jadi menyerahlah!” itu adalah serangan mental yang menyakitkan membuat Diana ingin segera memukul Eri dengan tangan satunya lagi tapi dengan cepat ditepis gadis ini.

            “Aku belum selesai nona manis, kalau kau menganggu lebih jauh lagi kegiatanku. Aku bisa dengan cepat membuatmu dibenci Riki. Tentu saja walaupun dia mendengar, dia tidak bisa menolakku!”

            “Kau sebenarnya siapa Riki!” Diana terlihat hampir menangis, Eri segera melepaskan sebelah tangannya kemudian terlihat sedang berpikir.

            “Jika kau tanya aku siapanya, aku ehm… seperti tunangannya mungkin!” aku bisa mendengar suara orang –orang terdiam, sepertinya ini memang akan mengejutkan mereka entah kenapa Eri menjadi pusat seluruh orang yang ada di sini.

            “Jangan buatku tertawa, itu tidak mungkin!”

            “Menyangkal hal yang tidak ingin kau dengar nona, kalau begitu kenapa  aku harus repot –repot pindah kesini!” semua orang mengangguk setuju, tidak ada yang mau pindah ke kota kecil ini bahkan tinggal ditempat orang yang tidak di kenalnya dengan alasan apapun sepertinya alasan yang dibuat Eri tampak meyakinkan mereka.

            “Eri tunggu, kau terlalu-”

            “Itu benar Riki?” Diana bertanya dengan wajah hampir menangis, mungkin ini kesempatanku untuk membuatnya kembali pada Rama.

            “Ehm, iya!” seluruh kelas berteriak membuatku kaget, Eri megnambil kesempatan ini untuk segera merangkulku.

            “Jadi pergilah, kucing pencuri!” sepertinya aku membuat diriku masuk ke dalam situasi yang mengerikan untuk saat ini. Tapi itu lebih baik daripada harus dikejar – kejar Diana.

            “…” Diana hanya menatapku sekilas kemudian segera pergi dari kelas, ini benar – benar hari terburukku.

***
            “Jadi?” Eri menatapku dengan wajah yang terlihat begitu ceria, pandangan kesialan yang selalu dia bawa. Kenapa gadis ini begitu menyebalkan.

            “Maksudmu?” aku berusaha untuk meladeninya kali ini, mengingat dia membantuku dalam menyingkirkan Diana.

            “Aku tahu yang kukatakan agak berlebihan tapi kau tidak terlihat marah?” seolah dia tahu apa yang tidak ingin kusebutkan akhirnya mungkin untuk sekarang aku mengatakannya.

            “Aku dan Diana, juga Rama adalah teman baik!” Eri terlihat terdiam langkahnya terhenti di depan rumah membuatku tidak begitu mengerti apa yang berada dalam pikirannya sekarang.

            “Apa itu cinta segitaga!” dia terlihat merasa bersalah atas apa yang telah dia lakukan membuatku hanya bisa kembali menghela nafas panjang.

            “Tidak dalam hal ini kau salah, kami hanya berteman dan mereka akhirrnya pacaran aku turut senang!” aku memutuskan cerita sampai disitu membuat guratan aneh berada di kening Eri.

            “Mereka? Maksudmu Rama dan Diana?”

            “…” aku mengangguk membuat Eri terlihat semakin bingung.

            “Tapi itu tidak mungkin!” terlihat gadis ini menyangkal seperti yang tertulis diwajahnya, aku yang seperti dikejar – kejar Diana dan itu membuatnya bingung.

            “Diana jatuh cinta padaku karena aku peduli pada hubungan mereka!” aku mengatakannya dengan jujur membuat Eri kembali terdiam, dia kemudian melotot seperti melihat seorang hantu.

            “Jadi kau orang ketiga?”

            “Yang ketiga setan!”

            “Tapi aku yakin, Diana tidak pernah menyukai Rama!” Eri memprotes keadaan yang telah terjadi.

            “Itu tidak benar, mereka sebenarnya saling suka dari dulu. Aku berpikir mungkin dengan aku banyak belajar aku akan membuat hubungan mereka semakin nyaman!”

            “Dan pada akhirnya kau menghancurkannya!”

            “Aku tidak menghancurkanya!”

            “Nyatanya?”

            “Aku tidak peduli kata – katamu!”

            Eri kemudian mendesah dia segera masuk ke dalam rumah meninggalkanku sendiri, sepertinya gadis penganggu itu mulai mengutukku sekarang.

No comments:

Post a Comment