blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Tuesday 27 October 2015

Borneo Dimension Chapter 3



Title    : Borneo Dimension
Genre  : Adventure,dimension,monster
Author : Hittori Yudo 
Chapter: 03
Ibukota Borneo selatan
            Sekitar 120 orang terluka dalam pertempuaran kemudian di tambah sekitar 320 orang yang mengawal kembali ke Barito membawa ratusan item yang terjatuh dari para monster. Tidak ditemukan korban jiwa dan sekarang sekitar 14.500 pasukan yang ddipimmpin Gamir sudah tiba di kerajaan.



            “Pasukan yang kembali ke kerajaan lebih dari 10.000 orang datang!”

            “Aku tidak menyangka pangeran Gamir bisa mendapat begitu banyak pasukan dari tuan Vin!”

            “Apa yang dilakukan pangeran Gamir hingga mendapat pasukan sebanyak itu!”

            “Kudengar para budaknya telah di bebaskan sebagai imbalan!”

            “Itu imbalan yang murah!”

            “Aku yakin Tuan Vin mendukung Pangeran Gamir untuk naik tahta berikutnya, karena dia putra mahkota!”

            “Tapi Tuan Vin dikenal dingin dengan para keluarga kerajaan, kurasa itu tidak mungkin!”

            Gosip dari masyarakat yang berada di Banjarmasin membuat begitu banyak argumen tentang kedatangan Vin dan bala tentaranya, sementara Rihana juga mendapatkan sedikit porsi sebagai calon tunangan penguasa barito.

            “Kulihat kau sudah tumbuh semakin hebat Tuan Vin!”

            Sang Raja Frandian, raja ke 45 menyambut Vin dengan tangan terbuka, tentu saja ini semua demi ibukota dan banyak tentara yang di bawanya. Vin hanya tersenyum menyapa dan berbicara sedikit, setelah itu Rihana datang menghampiri dengan gerakan yang cukup aneh.


            “Ada yang salah?”

            “Nona mengatakan dia tidak terbiasa dengan gaun seperti ini!”

            “Ehm, kau perempuan biasakan dari sekarang kau memakai itu!”

            “Aku adalah penjelajah dari barat, tidak mungkin aku memakai gaun seperti ini!”

            “Nona, tolong jaga perasaan Tuan Vin!”

            Elia berusaha beberapa kali membela Vin membuat Rihana sedikit kesal bahkan sekarang Elia memperlakukan seperti anak kecil.

            “Bukannya kau budak Gamir?”

            Kedua orang ini terlihat kebingungan, saat Elia menyadari siapa yang berdekatan dengan Vin dia segera menunduk hormat.

            “Hamba sudah menjadi bebas sekarang, Raja!”

            “Eeh, jadi kau raja dari Banjar. Cepat katakan padaku di mana portal menuju dunia lain!”

            Frandi terlihat kebingungan seolah mengingat sesuatu dia tersenyum ramah pada Rihana membuat gadis ini merinding.

            “Portal yang kami maksud adalah tanah suci sandoria!”

            “Sandoria?”

            Vin menepuk kepalanya, dia tidak menyangka pribumi dapat mengatakan portal adalah Sandoria. Itu adalah kebohongan yang tidak masuk akal menurutnya.

            “Itu surga!”

            “Berarti itu kematian?”

            “…”

            “Beraninya kau menipuku! Aku-“

            Vin segera menarik pelan Rihana dari hadapan raja, di iringin sedikit senyum dia segera membawa Rihana pergi dari hadapan orang tua yang hampir berumur 50 tahun itu.

            “Elia, bisa tinggalkan kami berdua!”

            Elia mengangguk meninggalkan Vin dan Rihana yang sudah berjalan ke taman kerajaan yang dipenuhi berbagai macam bunga. Meskipun sedikit terpesona dengan keindahan, Rihana masih tidak bisa menghapus kekecewannya.

            “Dengar! Orang – orang yang seperti kita hanya dianggap pendatang biasa di negeri ini, mereka tidak peduli dengan asal kita. Bahkan para cendikiawan sudah tidak memikirkan bagaimana orang seperti kita datang!”

            “Maksudmu mereka tidak tahu apa – apa?”

            “Intinya begitu, tapi agar kerajaan dapat mengatur semua hal mereka bisa saja membuat informasi palsu untuk mempertahankan kerajaan!”

            “Ini tidak masuk akal, aku akan pergi. Tidak ada gunannya aku disini!”

            “Kemana?”

            Rihana terdiam saat Vin mengatakan hal itu, gadis ini hanya bisa menatap ragu kumpulan bunga – bunga yang bermekaraan.

            “Kau tidak tahu kemana pergi kan?”

            “Kau juga! Apa kau menyerah untuk kembali!”

            “Baiklah nona! Aku katakan padamu! Tidak ada jalan kembali, kalau pun ada kita tidak mungkin bisa kembali!”

            “Jangan patahkan semangatku, aku hidup dijalanku sampai sekarang bahkan monster – monster waktu itu sudah sering kuhadapi!”

            “Kau lucu Nona, baiklah katakan tujuaanmu nanti setelah aku selesai dengan monster itu! Jika kau tetap ingin pergi, aku tidak akan melarang!”

            Setelah mengatakan itu Vin meninggalkan Rihana yang masih terdiam mencerna kata – kata Vin, entah kenapa gadis ini merasa aneh dengan sikap Vin yang terlihat putus asa untuk kembali ke tempat mereka berasal.

            “Nona?”

            “Elia, carikan aku baju perang dan busur. Vin harus tahu aku ini bukan kucing yang selalu berdiam di dalam rumah!”

            “Tapi nona, itu tidak mungkin. Tuan Vin-”

            Rihana menatap Elia dengan wajah yang sudah penuh air mata, melihat semua itu Elia menjadi sedikit tidak tega.

            “Baiklah nona, aku akan mencarikannya nanti. Lebih baik kita pindah ke pavilium tuan Vin!”

            Dengan sedikit tenaga yang masih tersisa karena berdebat dengan Vin, Rihana segera pergi mengikuti Elia yang kini berada di depannya.

            “Kejora, dia gadis yang menarik bukan?”

            Seorang putri yang kini duduk di kursi yang menatap ke bawah tempat Vin dan Rihana tadi berbicara membuat masih tersenyum manis.


            “Mereka bilang itu barang Vin kan?”

            “Yah, dia gadis yang cukup biasa. Walaupun dia memiliki banyak tentara dan cendikawan handal tampaknya Vin mempunyai selera buruk dalam hal memilih gadis!”

            “Jangan katakan begitu Sam, aku akan membuat mata Vin terbuka!”

            Sam terdiam, dia tahu apa yang dimaksud Kejora, jika Kejora menganggu milik Vin itu akan membuat kestabilan kerajaan terganggu karena Vin orang yang cukup sulit untuk diajak berbicara.

            “Kejora, Vin akan membunuhmu jika kau menyentuh barangnya!”

            “Aku tidak akan melakukan apapun, hanya saja Vin akan menyesal nantinya!”

            “Apa yang kalian bicarakan?”

            Gamir masuk ke dalam percakapan membuat kedua orang yang berada di balkon ini hanya saling menutup mulut. Kakak pertama mereka memiliki citra yang cukup buruk, walaupun dia adalah putra mahkota tidak menutupi kemungkinan tahta akan jatuh ketangan Sam atau Kejora.

            “Vin! Dia harus tahu siapa wanita yang baik!”

            “Kalian membicarakan gadis gembel itu?”

            “Kakak mengetahuinya?”

            “Kami bertemu di kamar Vin, kelihatannya Vin sangat menyukai sehingga aku saja tidak berani menatapnya! Tapi itu bukan urusanku yang terpenting perang kali ini!”

            “DIA DIKAMAR VIN???!!”

            “Hentikan teriakanmu Kejora, itu membuatku telingaku sakit!”

            “Aah, maaf kak!”

            Kejora yang tadi terlihat santai kini Nampak panik membuat, kedua kakaknya hanya tersenyum simpul.

            “Gadis jalang itu!”

No comments:

Post a Comment