blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Sunday 17 April 2016

MY LAW CHAPTER 18

Title    : My Law
Genre  : School, Psychological, Mystery,Thriller
Author : Hittori Yudo
Chapter: 18

Adik ?
            “Tuan, apa yang terjadi ?”

            “Tuan ?”

            “Tuan?!”

            Aku menatap sebentar wajah Kak Nirmala, tidak ada yang bisa kulakukan jika itu juga terjadi padannya.

            “Syukurlah baik – baik saja!” ucapku mengatur nafas beberapa kali, pandangku teralih kini pada orang yang sedang duduk di bangku ruang tamu.

            “Siapa ?” ucapku tapi kak Nirmala tidak berbicara dia malah memandang ke arah lain.

            “Kau siapa ?” ucapku sekali lagi, orang yang duduk di bangku itu segera berdiri dan berbalik.

            “Lama tidak bertemu, bro!” suara wanita itu membuatku terdiam, ada ribuan pukulan yang seolah bersarang di hatiku.

            “Kau, tidak mungkin. Itu bukan kau kan?” wajahku berbalik menatap kak Nirmala, ini benar itu bukan dia. Aku yakin itu bukan dia. Alisa sudah lama pergi dan yang berada di depanku bukan Alisa.

            “Apa wajah ini membuatmu lupa ?” ucapnya membalas bantahanku, sial kenapa di saat seperti ini aku harus bertemu lagi dengannya.

            “Apa perlumu kau seharusnya tidak di sini!” ucapku kini bergegas untuk menyeretnya keluar. Ini akan berbahaya jika dia berada di sini, setidaknya aku harus mengusirnya pergi.

            “Lady Isabela memintamu untuk mundur dari organisasi, biarkan mereka melakukannya sendiri. Jangan ganggu rencanannya!” aku terdiam padanganku tertuju pada Alisa.

            “Kau! Kau juga bagian dari rencananya Al?” Alisa menggeleng dia melepaskan pergelangan tanganku pelan.

            “Kau tahu apa yang terjadi waktu itu kan ?” ucap Alisa sambil tersenyum hambar tatapannya mengarah pada barisan foto – foto keluargaku, tidak ada sedikitpun tersimpan fotonya.

            “Kau mati, dalam pikiran semua orang!” ucapku membuat Alisa tersenyum matanya yang terlihat terasa bersedih membuatku tidak bisa terima dengan semua yang terjadi.

            “Jadi bagaimana kau bisa mengingatku Bro, seharusnya kau juga melupakanku!” ucapan itu seperti pernyataan, aku melakukan sesuatu pada ingatanku lebih tepatnya aku membackup ingatanku dalam diary walaupun sihir tingkat akhir menyingkirkan ingatan tapi jika aku masih memegang backup ingatan yang terkunci itu akan terbuka.
            “Itu bukan urusanmu dan apa yang dilakukan ibu pada tubuhmu!” Alisa melepaskan jubah yang dipakainya yang tampak terlihat olehku hanyalah cahaya biru yang tembus pandang.

            “Tubuhku direnktruksi kembali dari Mana, ini adalah hal yang mengerikan bro. jadi menyingkirlah jika kau tidak ingin seperti ini!” suaranya terlihat mengkhawatirkanku tapi aku tidak bisa mundur, mereka telah membunuh Valen dan aku harus melakukan sesuatu.

            “Tidak, jika kau memintaku mundur dari perang ini buat aku lumpuh saja jika kau ingin aku mundur!” dia tertawa mendengar ucapku detik berikutnya Alisa mengeluarkan pedang dari jubahnya.

            “Kalau begitu akan kulakukan, walaupun kau adalah kakakku!” ucapnya dengan wajah yang terlihat tenang.

            “Buk!!!” Kak Nimala mendorong Alisa kemudian membawa segera pergi. Wajahnya yang terlihat kesal membuatku tidak berani untuk bertanya.

            “Aku akan selalu ada untukmu...” suara terdengar kecil tapi aku tahu Kak Nirmala mencoba untuk menenangkanku.

            “BUARRR!!” suara ledakan tiba berada di belakang kami dan membuat aku dan kak Nirmala terpental.

            “Aaahggaa!!” suara hampir tidak bisa keluar pandanganku kabur dan yang terlihat hanya rambut kak Nirmala.

            “Kak.. Kak.. Kak!!” Kak Nirmala tidak merespon detik berikutnya Alisa berada di  depanku menodongkan senjata tepat ke arah wajahku.

            “Balistika, jadi itu bukan pedang ya!” ucapku membuat Alisa tersenyum sinis.

            “Sejak awal itu bukan pedang bro, kau tahu kan!” aku memuntahkan darah, sial kukira dengan Manaku aku bisa menahannya tapi aku meremehkan ibu. Dia pasti memiliki mana yang lebih besar dan aku bahkan tidak tahu Alisa sudah menjadi apa.

            “Kau tahu ayah  dan kakak ?” ucapku tiba –tiba membuat raut wajah Alisa berubah menjadi murung.

            “Itu salahku membuat kalin terlibat dan ibu juga turut menyesal!” aku memadangnya penuh rindu, gadis kecil ini sekarang bersama ibu ya. Mungkin saja dia sudah menjadi penyihir yang hebat atau RAS yang kuat.

            “Aku sepertinya terlalu naif, sekarang aku sudah lumpuh. Jadi tidak ada kemungkinan bisa melawanmu. Jadi bisa kau turunkan senjatamu Al ?” Alisa tidak bergeming dia hanya meneteskan air mata.

            “BUARRR!!!” suara ledakan menghantamku lagi. Ok aku sekarang sedang berada di lapangan rumput yang sudah hampir terbakar. Ledakan itu seperti penanda bahwa ada seorang lagi.

            “Kita bertemu lagi, putri kecil. Maaf menganggumu tapi aku harus membawa Raja kami pergi!” suara dari Virgo membuatku tertawa, ini seperti adegan dalam film dimana seorang teman menyelamatkanmu.

            “Sisa 10 dewan. Kalian tidak belajar banyak rupanya!” seperti Virgo datang hanya untuk membuat onar, aku merasa semuanya akan menjadi lebih panjang lagi.


                                                                                                                                  BERSAMBUNG>>

No comments:

Post a Comment