blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Monday 23 December 2013

Last Bab 2 Saat Malam datang

Title    : Last
Genre  : School, Humor, Family
Author : Hittori Yudo
Chapter: 02
Saat Malam Datang
 “Kreeek!!!” bunyi tulang belakangku berbunyi saat tanganku  kuangkat ke atas. Aku kembali menatap langit kamar yang sedikit berdebu. Ketenangan dari aroma jam 3 pagi membuat hidungku terasa gatal. Sesekali aku mengusap kemudian menatap layar dengan perasaan lega, lebih dari 23.000 kata sudah saling tersambung di situ.

Setidaknya 3 jam dari sekarang aku harus menghadiri sekolah untuk memenuhi absenku, dari siangnya harus mendaftar naskah ini ke festival tahunan lomba menulis yang d adakan perusahaan perbankan bisa di bilang ini hanya untuk memperoleh penghargaan agar aku bisa tinggal di asrama ini cukup lama, setidaknya aku bisa menhemat keuanganku.

“Gaya Lorentz!” terdengar sedikit bisikan dari kamar tingkat dua. Aku bisa mendengar itu suar kak Nia yang sedang menghapal rumus Fisika.

“198, 199,200!!” bunyi bisikan hitungan juga terdengar dari arah samping kamarku. Oh, Kak Rifal apakah dia tidak pernah tahu kalau otot akan berkembang saat istirahat. Jadi jika terus berlatih maka aka nada efek samping bagi otot, kuharap dia bisa banyak – banyak membaca buku tentang otot.

“Tok-tok-tok!!” bunyi ketuk terdengar di depan pintu kamarku, baru saja aku ingin tidur, ketukan itu seolah menyambutku di pagi buta ini. Dengan malas aku menggapai gangang pintu dan mendapati Rika sudah berdiri dengan wajah memelas.

“Ada apa lagi?” ucapku dengan nada setengah kesal, terlebih lagi perempuan di hadapanku ini hanya mengenakan gaun tidur lengkap dengan boneka berbentuk hati.

“Boleh ikut tidur, mesum?” ucapnya langsung masuk tanpa permisi lagi, aku menarik satu alis ke atas. Melihat tingkah perempuan ini begitu menyebalkan.

“Tidak cepat keluar, lagi pula aku ini mesumkan jadi aku bisa melakukan sesuatu yang buruk padamu!”

“Wah, kamu penulis yah, mesum?” ucap tidak peduli dengan kata – kata yang keluar dari mulutku, terliebih lagi sekarang Rika sedang melihat kumpulan buku yang ada di sudut ruangan kamarku.

“Aku bukan penulis dan bukan mesum cepat keluar dari kamarku!” ucapku kesal, Rika menolehkan wajahnya dengan ekspersi kesal kemudian memicingkan matanya.

“Selain mesum kamu juga pemarah ya?” ucap Rika dengan sinis, aku yang sudah tidak tahan lagi segera mendatanginya kemudian memeluknya erat kemudian mengakatnya.

“Apa yang kamu lakukan mesum, ini pelecehan!” ucap Rika kesal.

“Aku tidak menggapmu perempuan jadi anggap saja kamu seperti barang yang di pindahkan!” ucapku santai.

“Kamu ini!” Rika bergerak kesana-kemari karena kesal hingga kami berdua terjatuh di kasur dengan posisi yang tidak begitu baik, Aku berada di bawah sementara Rika berada di atasku dengan posisi menduduki perut.

“Hey Andi bisa tenang sedikit aku sedang-“ suara kak Nia terpotong setelah melihat kami berdua dengan posisi tidak menguntungkan ini sementara Kak Refal yang berada di belakang kak Nia nampak terseyum seolah mengejekku saat ini.

“Andi, apa yang kamu lakukan ?” Yah, kak Nia berteriak panik. Kurasa telingaku sudah panas saat ini bersama teriakannya yang terdengar riuh itu.

“Ini tidak seperti yang kakak lihat!” aku membela diri dengan posisi yang tidak merubah tentu saja itu terlalu bodoh untuk di katakan. Tapi tidak seorangpun yang akan percaya jika aku mengatakan sesuatu seperti tadi.

“Apa yang kau katakan, kita kan menikmati malam yang indah ini!” Rika berkata dengan suara yang terbilang cukup yakin. Ya ampun, kak Nia semakin kesal melihatku dan Rika, dia menarik Rika dari atas dan menyeretnya keluar dari kamarku. Yang terdengar dari kejauhan hanya suara Rika yang meronta – ronta membuatku sedikit bersimpati pada perempuan itu. Tapi, aku harap kak Nia membuat perempuan itu sadar.

“Jujur, aku iri padamu kau mendapatkan kekasih yang cantik!” ucap Kak Rifal mulai mencekik leherku.

“Give up… give up!!” ucapku merasakan bayangan hitam telah berada di atas kepalaku. Apa kakak kelas bodoh ini tidak menyadari tenaga supernya saja.

Perlahan dia melepaskanku dengan eksperesi kesal. Aku bisa merasakan udara kembali masuk ke dalam kerongkonganku. Udara itu terasa sebuah kehidupan yang sangat nikmat saat ini.

“Ngomong – ngomong kau sudah tahu tentang Rika?” tiba- tiba, kak Rifal merubah topic pembicaranya. Aku memiringkan kepalaku mentapnya bingung. Tentu saja aku tidak tahu tentang kepindahan Rika dan lagi aku juga tidak ingin tahu mengenai perempuan itu.

“Apa – apa ekspersi bodoh itu!” ucap kak Rifal mengejeku.

“Siapa yang bodoh di sini!” ucapku membela diri, kak Rifal kembali ingin mencekikku tapi aku berhasil menghidar untuk kedua kalinya.

“Perempuan itu, adalah Artis yang meninggalkan panggung dunia!” ucap Kak Rifal tiba- tiba. Tentu saja kalimat itu membuatku terkejut. Kak Rifal kembali duduk seolah menyuruh duduk di sampingnya lagi.

“Itu saja!” ucapnya dengan ekspersi bodoh tentu saja aku menatapnya kesal. Dia tersenyum memarken gigi putihnya kemudian pergi dari kamarku. Benar, asrama ini tidak pernah melakukan sosialisi layaknya orang biasa. Aku tidak begitu mengerti cara apa yang harus di lakukan untuk berinteraksi di sini yang jelas semuanya serba tidak jelasnya jika dipikirkan.

No comments:

Post a Comment