Title : Last
Genre : School, Humor, Family
Author : Hittori Yudo
Chapter: 02
Saat Malam Datang
“Kreeek!!!”
bunyi tulang belakangku berbunyi saat tanganku
kuangkat ke atas. Aku kembali menatap langit kamar yang sedikit berdebu.
Ketenangan dari aroma jam 3 pagi membuat hidungku terasa gatal. Sesekali aku
mengusap kemudian menatap layar dengan perasaan lega, lebih dari 23.000 kata
sudah saling tersambung di situ.
Setidaknya 3 jam dari sekarang aku harus menghadiri
sekolah untuk memenuhi absenku, dari siangnya harus mendaftar naskah ini ke
festival tahunan lomba menulis yang d adakan perusahaan perbankan bisa di
bilang ini hanya untuk memperoleh penghargaan agar aku bisa tinggal di asrama
ini cukup lama, setidaknya aku bisa menhemat keuanganku.
“Gaya Lorentz!” terdengar sedikit bisikan dari kamar
tingkat dua. Aku bisa mendengar itu suar kak Nia yang sedang menghapal rumus
Fisika.
“198, 199,200!!” bunyi bisikan hitungan juga terdengar
dari arah samping kamarku. Oh, Kak Rifal apakah dia tidak pernah tahu kalau
otot akan berkembang saat istirahat. Jadi jika terus berlatih maka aka nada
efek samping bagi otot, kuharap dia bisa banyak – banyak membaca buku tentang
otot.
“Tok-tok-tok!!” bunyi ketuk terdengar di depan pintu
kamarku, baru saja aku ingin tidur, ketukan itu seolah menyambutku di pagi buta
ini. Dengan malas aku menggapai gangang pintu dan mendapati Rika sudah berdiri
dengan wajah memelas.
“Ada apa lagi?” ucapku dengan nada setengah kesal,
terlebih lagi perempuan di hadapanku ini hanya mengenakan gaun tidur lengkap
dengan boneka berbentuk hati.
“Boleh ikut tidur, mesum?” ucapnya langsung masuk
tanpa permisi lagi, aku menarik satu alis ke atas. Melihat tingkah perempuan
ini begitu menyebalkan.
“Tidak cepat keluar, lagi pula aku ini mesumkan jadi
aku bisa melakukan sesuatu yang buruk padamu!”
“Wah, kamu penulis yah, mesum?” ucap tidak peduli
dengan kata – kata yang keluar dari mulutku, terliebih lagi sekarang Rika
sedang melihat kumpulan buku yang ada di sudut ruangan kamarku.
“Aku bukan penulis dan bukan mesum cepat keluar dari
kamarku!” ucapku kesal, Rika menolehkan wajahnya dengan ekspersi kesal kemudian
memicingkan matanya.
“Selain mesum kamu juga pemarah ya?” ucap Rika dengan
sinis, aku yang sudah tidak tahan lagi segera mendatanginya kemudian memeluknya
erat kemudian mengakatnya.
“Apa yang kamu lakukan mesum, ini pelecehan!” ucap
Rika kesal.
“Aku tidak menggapmu perempuan jadi anggap saja kamu
seperti barang yang di pindahkan!” ucapku santai.
“Kamu ini!” Rika bergerak kesana-kemari karena kesal
hingga kami berdua terjatuh di kasur dengan posisi yang tidak begitu baik, Aku
berada di bawah sementara Rika berada di atasku dengan posisi menduduki perut.
“Hey Andi bisa tenang sedikit aku sedang-“ suara kak
Nia terpotong setelah melihat kami berdua dengan posisi tidak menguntungkan ini
sementara Kak Refal yang berada di belakang kak Nia nampak terseyum seolah
mengejekku saat ini.
“Andi, apa yang kamu lakukan ?” Yah, kak Nia berteriak
panik. Kurasa telingaku sudah panas saat ini bersama teriakannya yang terdengar
riuh itu.
“Ini tidak seperti yang kakak lihat!” aku membela diri
dengan posisi yang tidak merubah tentu saja itu terlalu bodoh untuk di katakan.
Tapi tidak seorangpun yang akan percaya jika aku mengatakan sesuatu seperti
tadi.
“Apa yang kau katakan, kita kan menikmati malam yang
indah ini!” Rika berkata dengan suara yang terbilang cukup yakin. Ya ampun, kak
Nia semakin kesal melihatku dan Rika, dia menarik Rika dari atas dan
menyeretnya keluar dari kamarku. Yang terdengar dari kejauhan hanya suara Rika
yang meronta – ronta membuatku sedikit bersimpati pada perempuan itu. Tapi, aku
harap kak Nia membuat perempuan itu sadar.
“Jujur, aku iri padamu kau mendapatkan kekasih yang
cantik!” ucap Kak Rifal mulai mencekik leherku.
“Give up… give up!!” ucapku merasakan bayangan hitam
telah berada di atas kepalaku. Apa kakak kelas bodoh ini tidak menyadari tenaga
supernya saja.
Perlahan dia melepaskanku dengan eksperesi kesal. Aku
bisa merasakan udara kembali masuk ke dalam kerongkonganku. Udara itu terasa
sebuah kehidupan yang sangat nikmat saat ini.
“Ngomong – ngomong kau sudah tahu tentang Rika?” tiba-
tiba, kak Rifal merubah topic pembicaranya. Aku memiringkan kepalaku mentapnya
bingung. Tentu saja aku tidak tahu tentang kepindahan Rika dan lagi aku juga
tidak ingin tahu mengenai perempuan itu.
“Apa – apa ekspersi bodoh itu!” ucap kak Rifal
mengejeku.
“Siapa yang bodoh di sini!” ucapku membela diri, kak
Rifal kembali ingin mencekikku tapi aku berhasil menghidar untuk kedua kalinya.
“Perempuan itu, adalah Artis yang meninggalkan
panggung dunia!” ucap Kak Rifal tiba- tiba. Tentu saja kalimat itu membuatku
terkejut. Kak Rifal kembali duduk seolah menyuruh duduk di sampingnya lagi.
“Itu saja!” ucapnya dengan ekspersi bodoh tentu saja
aku menatapnya kesal. Dia tersenyum memarken gigi putihnya kemudian pergi dari
kamarku. Benar, asrama ini tidak pernah melakukan sosialisi layaknya orang
biasa. Aku tidak begitu mengerti cara apa yang harus di lakukan untuk
berinteraksi di sini yang jelas semuanya serba tidak jelasnya jika dipikirkan.
No comments:
Post a Comment