Mimpi adalah bukti kalau kita masih hidup, ingatlah kembali
saat kita masih kecil. Seorang guru dengan kapur putih dan kacamata berkaca
lebar akan bertanya sambil memberi senyum lebarnya.
“Siapa
cita – citanya ingin jadi polisi ?” separuh anak laki – laki mengangkat
tanganya ke atas. Moment seperti ini memang sering terjadi saat kita masih
kecil. Tapi saat kita sudah lulus SMA akan terpampang sebuah tujuan yang kita
buat, tak akan mudah seperti mengangkat tangan seperti saat kita masih kecil.
Beberapa
orang akan menyerah saat SMA dan beberapa lagi sudah menyadarinya saat SMP. Ini
memang bukan tentang kehidupan kita sendiri yang selalu bahagia dan penuh tawa.
Tapi ini adalah kehidupan kita bersama orang lain. Ada persaingan di tiap
jengkal kita melangkah, yang kalah akan mati dan yang mati akan terlupakan.
Begitu
juga sebagai penulis, satu hari saja kita tidak menulis. Kita akan tertinggal
oleh orang – orang yang masih menulis dengan gigihnya. Saat kita meninggalkan pena di atas meja untuk minum atau sekedar
beristirahat, kita sudah tersusul oleh ribuan orang yang bertujuan sama. Karena
dunia penulis itu adalah dunia yang akan lahir dari orang – orang yang serius
bermimpi.
Kalian
juga pasti tahu beberapa orang yang hidup sebagai penulis dan mendapatkan hasil
yang memuaskan tidak bisa terhitung. Penulis adalah kepopuleran semakin popular
anda semakin baik jalan yang di tempuh untuk menjadi penulis. Jika naskah kita
di tolak atau tidak lulus seleksi lomba jangan di buang ke bak sampah lalu
melupakan masa lalu. Karena hal itu sendiri membuktikan bahwa anda hanya
berbaring dalam alam mimpi lagi.
Perlu
kalian tahu tidak ada ukuran nilai untuk sebuah tulisan, dengan kata lain nilai
bukanlah penentu segalanya dalam dunia tulis menulis. Yang terpenting kerja
keras yang bisa merubah kita sebagai orang berbakat. Bukan menjadi orang
berbakat tanpa kerja keras.
Jangan
juga cepat puas dengan sesuatu yang belum tentu benar. Tulisan kamu baik,
Eydnya baik, plotnya menarik dan alurnya cukup baik. Itu semua adalah contoh
pujian yang kita dapat saat menuliskan. Justru ini yang membuat kita besar hati
dan menggap penulis lain di bawah kita, ini semua hanya kesombongan yang semu
yang akan terkejar dengan cepat.
No comments:
Post a Comment