blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Monday 1 February 2016

Borneo Dimension Chapter 4

Title    : Borneo Dimension
Genre  : Adventure,dimension,monster
Author : Hittori Yudo 
Chapter: 04

MALAM SEBELUM PERANG

            “Apa?”

            “Nona bermaksud ikut dalam perang, tuan!”

            “Apa yang dipikirkannya, apa dia tidak sayang nyawanya!”

            “Seperti nona menganggap tuan terlalu berlebihan padanya!”

            “Katakan padannya, akan kusiapkan senjata terbaik.. kau boleh pergi!”

            Elia segera bergegas pergi meninggal Vin dan beberapa orang yang sedang berkumpul di sudut kastil berbincang – bincang santai sambil menikmati bulan.

            “Rihana itu orang dari dunia kita kan, Vin?”

            Sosok orang tinggi besar dengan beberapa tato dan luka di sekujur tubuh membuat siapa pun yang melihatnya akan gemetar. Dia Barlock Jendral keamana istana yang juga berasal dari dunia lain, memubat siapapun akan ketakutan.

            “Sepertinya dia tertipu, dengan informasi pribumi dan datang ke kerajaan ini!”

            “Bertemu dengan orang dari dunia lain seolah mengaggap kita hanya bermimpi saja berada di dunia seperti ini, tapi sebagai seorang krimanal sepertiku. Tidak akan yang mau menerima, kecuali kerajaan ini!”

            Sambil meminum araknya Barlock mulai terlihat sedikit mabuk membuat suasana yang tadi sedikit canggung berubah menjadi ramai.

            “Apakah dunia lain tidak ada monster?”

            “Dunia itu terlalu damai! Bahkan perbudakan tidak diizinkan!”

            “Dunia yang putih ya?”

            “Jendral Gandra mengatakan Dunia itu putih! Anda terlalu banyak berkhayal tuan!”

            Orang yang dipanggil Jendral Gandra ini berada pada barisan depan dalam setiap peperang yang mereka lalui, biasa di bilang dia orang yang selalu hampir mati dalam setiap perang.

            “Itu dunia dimana bakat, kerja keras, dan pengaruh dihargai sama dengan seorang pelayan! Negeri yang selalu menyimpan banyak hal bodoh!”

            Kata – kata Vin membuat Barlock terdiam, dia setuju dengan apa yang dikatakan Vin, negeri yang menyama ratakan semua orang memang terlihat indah tapi hilangnya pembatas membuat orang yang tak tahu diri menjadi serakah dan orang yang memiliki kedudukan menjadi tamak tak terkendali.

            “Negeri yang mengerikan!”

            “Barlock, berapa lama kau berada di sini?”

            “Kau baru menanyakan sekarang, tuan Vin!”

            “Katakan saja!”

            “Ehmm, sekitar dua tahun lebih!”

            Vin mengangguk seolah memperkirakan sesuatu, dengan kesimpulannya sekarang ada jeda dan cara pemberlakukan orang –orang yang akan dikirim. Mungkin saja gadis itu tidak memiliki kesalahan! Dan diasingkan karena dia terlibat dalam semacam konspirasi.

            “Bagaimana dengan Kalimantan waktu itu?”

            “Mereka hanya membuat asap saat kemarau dan kebajiran saat penghujan!”

            “Bukan itu yang kumaksud Barlock!”

            “Lalu apa? Kau pikir kriminal sepertiku tahu apa yang terjadi dengan pulau itu!”

            “Aku menyesal!”

            “Jangan buat obrolan ala jendral menjadi lelucon, Tuan Vin!”

            Salah seorang jendral yang mempimpin ribuan pemanah masuk dalam percakapan, mereka menjuliki Hariun dari tenggara. Adik dari mantan petinggi militer yang akan ikut dalam perang menghabisi para monster ini.

            “Hariun, lama tidak bertemu setelah perang dengan kerajaan sebelah kau tidak terlihat lagi!”

            “Aku duduk di sini dari tadi, Barlock!”

            “Menurut laporan dari pasukan pengintai sekitar 100.000 moster level menengah ke atas sedang menuju kesini!”

            “Pantas saja tidak terlalu berlebihan kerajaan memanggil Vin dan anak buahnya!”

            “Itu terlalu banyak! pasukan militer yang kupimpin tidak mencapai sepertiganya!”

            Gandra terlihat sedikit terkejut, walaupun sudah sering menghadapi serang para monster tapi dengan jumlah beberapa kali lipat di atas mereka terlalu menakutkan.

            “Kudengar ada banyak shaman dalam peperang itu!”

            “Shaman yang itu?”

            “Shaman?”

            Vin menatap Barlock dengan wajah sedikit bingung, dia tidak pernah mendapat informasi sedikitpun tentang ini dari pedagang yang sampai ketempatnya.

            “Pimpinan dari kaum monster, mereka seperti manusia tapi seolah memiliki kekuatan yang hebat. Menurut informasi terakhir dari aliansi 18 kerajaan, Shaman selalu memimpin 20 juta pasuka dan termasuk jendral terkuat!”

            “Apa –apaan dengan kisah jendral sombong itu!”

            “Jadi mereka bisa jadi dari dimensi lain juga!”

            “Kenapa kau mengatakan seperti itu?”

            Barlock menatap Vin dengan raut wajah kesal, seolah dia tidak bisa menebak pemikiran pemudai ini.

            “Orang yang dapat berdiri di atas orang lain di negeri seperti ini adalah orang yang bisa memonopoli informasi!”

            “Kau mengerikan tuan Vin, aku seperti mendengar seorang pemberontak saja!”

            “Haha itu hanya candaan saja!”

            Barlock masih terlihat tidak percaya pada Vin walaupun dia sudah menunduk setuju atas pernyataan keluar dari mulut Vin barusan.

            “Tapi, besok pagi semuanya akan dimulai. Bukannya ini waktu anda untuk menikmati malam dengan tunangan anda?”

            Suara ramah dari Gandra membuat Vin kebingungan.

            “Tunangan?”

            “Gadis yang anda bawa, seluruh kerajaan sedang membuat gossip tentang itu!”

            “BUAARRR!!!”

            Barlock menyemburkan araknya membuat seluruh jenderal yang sedang duduk terheran – heran. Barlock kini menangkap kerah Vin seolah ingin mengajak bertarung.

            “Kenapa seleramu rendahan sekali!”

            “Hey hey, aku tidak minta pendapatmu, kurasa gossip itu tidak benar!”

            “Aku akan percaya akan saat ini, tapi aku tidak akan senang jika mendengar kabar wanita seperti dia mendampingmu!”

            Barlock sepertinya punya harapan besar dari Vin, seolah dia masih mengingat pembicaran tentang mimpinya dulu.

            “Aku tidak akan melakukan itu!”

            “Kau setuju waktu itu!”

            “Tidak ada yang setuju, Tuan putri-”

            “TUAAAATTTT!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”

            “Itu alaram para Mosnter kurasa kita harus melakukannya lebih pagi para jendral!”

            Semua orang yang berada dalam perjamuan itu turut angkat kaki dan saling tersnyum dan hanya Vin yang menghela nafas panjang.

            “Dasar maniak perang!”

No comments:

Post a Comment