blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Monday 1 February 2016

Serial Yudo chapter 1

Title    : Serial Yudo
Genre  : Parodi, Absurd, humor
Author : Hittori Yudo
Chapter: 01

            “Author?” aku mengusap mataku, mendapati perempuan berpakain maid sedang menatapku dengan wajah serius. Tunggu aku tidak pernah menciptakan maid, jadi dari mana dia datang.

            “Aku Eri!” shutup, seharusnya aku mengenali pererempuan yang muncul dalam Stay in For Me. Perempuan menyebalkan yang selalu ada dalam pikiran Riki. Ngomong –ngomong dengan Riki kemana dia pergi.

            “Sudah kukatakan kau lebih baik membuat author ini bungkam!” suara Riki yang kukenal, tidak yang kubenci kini datang membawa nampan dengan mangkok yang terlihat mengepul.

            “Kau pingsan, saat mengerjakan Novel yang akan kau kirim!”

            “Bohong!”

            “Itulah kau benci dengan author keras kepala, apa gunannya kau membuat Novel yang kemungkinan ditolak!” Riki menyerahkan mangkok yang isi mengepul, setelah dia berbicara dengan Rika kemarin sekarang dia mengincar Eri. Benar – benar lelaki busuk.

            “Aku tahu apa yang kau pikirkan Author, kau pikir aku lelaki busuk kan!”

            “Kau salah sangka Riki-kun!”

            “Jangan panggil aku dengan nama menjijikan itu!”

            “Kau tidak seharusnya geli Riki, nama Riki-kun terdengar bagus!” Eri memberikan senyuman hangatnya pada Riki membuatnya merengut kesal.

            “Aku akan keluar!”

            “Tsundere!”

            “Author brengsek!”

            “BANGG!!!” nampan kayu itu sukses mengenai wajahku, dasar karakter kurang ajar. Seharusnya Diana menganggunya terus.

            “Author ada yang ingin kutanyakan!” Eri yang masih memakai pakaian Maid membuatku sedikit risih saat melihatnya.

            “Silahkan!” aku mengatakannya  sambil mencoba menyantap makanan yang sudah disediakan Riki, jarang – jarang mahasiswa dapat makanan gratis walaupun itu dari karakter buatannya sendiri.

            “Kenapa aku pindah ke kampung!”

            “Itu bukan kampung Eri, itu kota kecil!”

            “Kota mana yang gak punya jalan memutar!”

            “Pikiranmu jelek, lebih baik kau dinginkan. Kota itu cukup baik ada taburan bintang lho!”

            “Persetan dengan itu, katakan alasannya!” perasaan aku tidak pernah membuat Eri bicara kasar dan Eri itu tipe baik dan murah senyum. Dia bukan Gapmoe seperti Rika.

            “Kau mencari cinta pertamamu!”

            “Jadi Riki cinta pertamaku?”

            “Bukan, yah mungkin. Aah setelah apa yang dilakukannya tadi aku akan mengubah jalan cerita!”

            “Kau Author plin – plan!”

            “Sebenarnya aku juga tidak tahu!” Eri melongo mendengar jawabanku.

            “Tapi kau Author, apa tidak ada skema atau semacamnya!”

            “Menulis dengan skema, itu tidak menarik sama sekali!”

            “Makanya serial yang tamat malah terlihat ngaco!”

            “Jangan katakan itu Eri!”

            “---“

            “Ngomong – ngomong, apa kau tidak melihat Rika?”

            “Bitch itu?”

            “Eri karaktermu itu lemah dan lembut, memanggil Bitch pada karakter lain akan mirip dengan Ria!”

            “Ya..ya..ya, dia sedang keluar, mencari sesesuatu!”

            “Makanan?”

            “Bukan, katanya mau mencari ide tentang serial lain yang belum tamat!” aku jadi teringat kalau hampir semua serial yang memakai nama Rika sudah menghilang.

            “Dia akan segera dilupakan, hahahaha!” Eri menghela nafas.

            “Tapi kau bilang untuk membuat Gadis dari London versi cetak!”

            “Tapi itu bagian lainnya!”

            “Sama saja!”

            “Kau menyebalkan, aku tahu kenapa Riki membencimu!”

            “Kau dalang semua ini, kenapa kau menciptakan Rama dan Diana!”

            “Mereka pasangan baik yang ternoda karena Riki!” aku berkata asal membuat Eri memicingkan matanya.

            “Itulah kenapa Riki membencimu!”

            “Setidaknya aku masih memiliki karakter lain!”

            “Kidan dan Taku mungkin melakukan hal yang sama!”

            “Mereka karakterku!”

            “Kenapa kau tidak membuat karakter yang lebih hebat ? mari bicarakan hal lain!”

            “Apa yang ingin kau bicarakan!”

            “Berapa umurmu!”

            “Author kau tidak sopan!” Riki masuk kembali sambil membawa gelas air putih.

            “Bagian mananya, aku menanyakan umur Eri!” Riki seolah menghela nafas, aku tidak mengerti apa yang mereka pikiran. Tunggu dulu, ini seperti karakter ini lebih pintar dari pada aku.

            “Sudah lupakan itu!” kali ini Eri menatap kearah lain saat berbicara.

            “Apa yang terjadi padanya!” Riki menggelengkan kepalanya tanda tidak meengerti dengan apa yang sedang dipikirakaan

            “Tentu saja, kau membuatnya sadar kalau dia itu tua!” Eri segera menendang Riki dengan satu tendangan yang membuat laki – laki itu terhempas ke belakang.

            “Apa yang terjadi saat ini?” ucapku menggelengkan kepala. rasanya benar – benar sakit.

No comments:

Post a Comment