Setelah beberapa minggu sibuk dengan kuliah dan tugas yang
tidak berhenti saya kembali mengangkat sebuah Tema kepenulisan yang sering
diangkat dari berbagai macam forum. Bisanya forum – forum yaitu EYD.
Ejaan
Yang Disempurnakan (disingkat EYD) adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku
sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan Ejaan Republik atau Ejaan
Soewandi.(Wikipedia.id)
Ejaan adalah seperangkat aturan
tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, Kata, dan tanda baca
sebagai sarananya.
Batasan tersebut menunjukan
pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan
melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem
aturan yang jauh lebih luasdari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur
keseluruhan caramenuliskan bahasa. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi
oleh pemakai bahasademi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam
bahasa tulis.
Keteraturan bentuk akan
berimplikasi pada ketepatan dan kejelasanmakna. Ibarat sedang mengemudi
kendaraan, ejaan adalah rambu lalulintas yang harus dipatuhi oleh setiap
pengemudi. Jika para pengemudimematuhi ramburambu yang ada, terciptalah lalu
lintas yang tertib danteratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara
pemakai bahasa dengan ejaan.
Ejaan sangat berkaitan erat
dalamm hal tulis menulis terutama karya sastra, Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa yang bertanggung jawab penuh pada perkembangan EYD sudah
merilis secara online panduan penggunaan EYD yang benar.
Di beberapa penerbitan lokal EYD
menjadi faktor utama dalam penilaian inti, bahasa yang baik adalah bahasa yang
menggunakan EYD yang benar. Di forum hal serupa juga dipermasalahkan karena
beberapa penulis baru terkadang tidak memperhatikan EYD dan menulis secara
tidak beraturan.
Ada beberapa penulis yang bahkan
berselisih paham akibat penggunaan EYD,yah termasuk saya. Penggunaan EYD
merupakan hal yang penting karena menyangkut berbagai macam informasi, jika
informasi itu tidak tersampaikan dengan baik maka penggunaan EYD penulis harus
diasah lebih baik lagi.
Saya adalah orang yang
mengabaikan EYD dan bertindak serampangan dalam menulis jika dilihat kebelakang
EYD merupakan faktor penting yang saya abaikan. Mengakibat beberapa pembaca,
tidak mungkin semua pembaca mengalami kebingungan. Hal itu benar – benar memberi
saya pelajaran bahwa EYD itu penting dalam menulis.
Ejaan yang disempurnakan ( EYD )
mengatur :
1. Pemakaian Huruf,
a. Huruf Abjad
Huruf abjad yang terdapat di
dalam bahasa Indonesia adalah :
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K,
L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y dan Z.
b. Huruf Vokal
Huruf vokal di dalam bahasa
Indonesia adalah : a, i, u, e dan o
c. Huruf Konsonan
Huruf konsonan yang terdapat di
dalam bahasa Indonesia adalah :
a, b, c, d, f, g, h, i, j, k, l,
m, n, p, q, r, s, t, u, v, w, x, y dan z.
d. Huruf Diftong
Didalam bahasa Indonesia terdapat
diftong yang dilambangkan dengan ai, au dan oi.
e. Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia
terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu:
kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing
melambangkan satu bunyi konsonan.
f. Pemenggalan Kata
Pemenggalan kata pada kata dasar
dilakukan dengan cara:
Jika di tengah kata ada vokal
yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan diantara kedua huruf vokal itu.
Contoh: aula menjadi au-la bukan a-u-l-a
Jika di tengah kata ada
konsonan termasuk gabungan huruf konsonan,
pemenggalan itu dilakukan sebelum huruf konsonan. Contoh: bapak menjadi ba-pak
Jika di tengah kata ada dua
huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan diantara kedua
huruf itu. Contoh : mandi menjadi man-di
Jika di tengah kata ada tiga
buah huruf konsonan, pemenggalan itu dilakukan diantara huruf konsonan yang
pertama dan kedua. Contoh : ultra
menjadi ul-tra.
2. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
a. Huruf Kapital atau Huruf Besar
Huruf Kapital dipakai sebagai
huruf pertama pada awal kalimat, petikan langsung, ungkapan yang berhubungan
dengan nama Tuhan, nama gelar kehormatan, unsur nama jabatan, nama orang, nama
bangsa, suku, tahun, bulan, nama geografi, dll.
b. Huruf Miring
Huruf Miring dalam cetakan
dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, surat kabar, yang dikutip dalam
tulisan, nama ilmiah atau ungkapan asing, dan untuk menegaskan huruf, bagian
kata, atau kelompok kata.
3. Penulisan Kata,
a. Kata Dasar, Kata dasar ditulis
sebagai satu kesatuan
b. Kata Turunan, Kata turunan
(imbuhan)
c. Bentuk Ulang, Bentuk kata
Ulang ditulis hanya dengan tanda hubung (-)
d. Gabungan Kata, Gabungan kata
yang dianggap senyawa ditulis serangkai
e. Kata Ganti ku, mu, kau dan
nya, ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya
f. Kata Depan di, ke, dan dari,
Kata depan di dan ke ditulis terpisah
g. Kata si dan sang, Kata si dan
sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
h. Partikel, Partikel per yang
berarti tiap-tiap ditulis terpisah 4.
Singkatan dan Akronim
Singkatan ialah bentuk istilah
yang tulisannya diperpendek terdiri dari huruf awalnya saja, menanggalkan
sebagian unsurnya atau lengkap menurut lisannya, Contoh : NKRI, cm, lab.
Akronim adalah singkatan yang
berupa gabungan huruf awal, suku kata, ataupun gabungan kombinasi huruf dan
suku kata. Contoh : rudal ( peluru kendali ), tilang ( bukti pelanggaran )
5. Angka dan Lambang Bilangan
Penulisan angka dan bilangan
terdiri dari beberapa cara yaitu :
a. berasal dari satuan dasar sistem
internasional, Contoh : arus listrik dituliskan A = ampere
b. menyatakan tanda decimal, Contoh : 3,05
atau 3.05
6. Penulisan Unsur Serapan,
Penulisan unsur serapan pada
umumnya mengadaptasi atau mengambil dari istilah bahasa asing yang sudah
menjadi istilah dalam bahasa Indonesia. Contoh : president menjadi presiden
7. Pemakaian Tanda Baca
Pemakaian tanda baca terdiri dari
tanda (.) , (,), (-), (;), (:), (”)
8. Pedoman Umum Pembentukan Istilah
Pembentukan istilah asing yang
sudah menjadi perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia mengikuti kaidah yang
telah ditentukan, yaitu :
a. penyesuaian Ejaan.
Contoh : ae jika tidak bervariasi
dengan e, tetap e, aerosol tetap aerosol
b. penyesuaian huruf gugus konsonan.
Contoh : flexible menjadi fleksibel
c. penyesuaian akhiran.
Contoh : etalage menjadi etalase
d. penyesuaian awalan.
Contoh : amputation menjadi amputasi
9. Gaya Bahasa
Gaya bahasa ialah penggunaan kata
kiasan dan perbandingan yang tepat untuk mengungkapkan perasaan atau pikiran
dengan maksud tertentu. Gaya bahasa berguna untuk menimbulkan keindahan dalam
karya sastra atau dalam berbicara. Gaya bahasa disebut juga majas.
a. Gaya bahasa simbolik adalah
gaya bahasa yang menggunakan perbandingan simbol benda, lambang, binatang atau
tumbuhan.
Contoh : Lintah darat harus
dibasmi ( Lintah darat adalah simbol pemeras, rentenir atau pemakan riba)
b. Gaya bahasa hiperbola adalah gaya bahasa yang
menyatakan sesuatu secara berlebihan.
Contoh : Tawanya menggelegar
hingga membelah bumi.
Sebenarnya
jika ingin lebih lengkap lagi maka kunjungi situs pemerintahan mereka
menyediakan informasi mengenai EYD sebanyak 100 lembar lebih jadi tidak mungkin
saya menyalin itu kedalam blog. Sampai disini dulu mengenai EYD. Mari bertemu
di pos berikutnya atau cerita lainnya.
artikelnya sangat mendidik gan sangat bermanfaat thanks ya gan
ReplyDeleteWah sangat membantu. Terimakasih gan
ReplyDelete