Baru
selesai baca Saat Terakhir dan yang terlintas dalam pikiranku ini cerita dengan
sudut pandang satu orang dengan mengakat tema putus asa ternyata cukup berkesan
juga sebagai bacaan yang cukup baik.
Rizki Aulia Rachman
sepertinya punya cara tersendiri dalam menulis menggunakan POV 1 itu akan
menjadi lebih bagus jika dia memperbaiki banyak kekurang yang dia miliki, saya
tidak mengatakan bahwa one shoot ini tidak bagus, tapi hanya kurang sedikit
saja.
Dilihat
dari latar dan pengambilan cerita, pemeran utama memang terkesan berbelit –
belit ada beberapa analogi dan perumpaan yang
dirasa kurang sesuai pada one shoot tersebut. Belum lagi saya menemukan
beberapa scane yang dirasa hanya untuk memperpanjang cerita.
Sekali
lagi saya menekan agar para penulis mengerrti apa yang diingkan pembaca disbanding
mengikuti naluri menulis. Sebagai penulis seharusnya kita mengutamakan kenyaman
dalam membaca termasuk cara menulis, analogi, jenis paragraf dan banyak hal
lainnya. Tapi jangan melupakan unsur menarik dalam cerita yang dibuat.
Seperti
apa yang dikatakan beberapa pemca usahakan untuk tidak mengulang beberapa kalimat
dalam satu paragraf misalanya kata “aku” atau imbuhan “ku” akan terasa tidak
enak jika disetiap paragrap terdapat banyak kata yang berulang. Itu akan
membuat pembaca tidak nyaman.
Kenapa
dari tadi saya selalu mengutamkan pembaca, karena yang menilai karya seorang
penulis adalah pembaca sekalipun dia seorang penulis pro. Dia akan menjadi
pembaca untuk menilai suatu karya. Dan walaupun anda menulis untuk diri anda
sendiri tapi tidak ada salahnya untuk selalu memperhatikan apa yang anda tulis.
Selebihnya
karya ini layak untuk dibaca dan sebagai bahan pelajaran, sebaik apapun seorang
penulis mereka tidak akan pernah melewati suatu proses membaca walaupun sebuah
karya itu dianggap tidak begitu baik.
Cek Link : FB
No comments:
Post a Comment