blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Thursday, 1 October 2015

Last Bab 8 Ambisius dalam Nurani



Title    : Last
Genre  : School, Humor, Family
Author : Hittori Yudo
Chapter: 08
Ambisius dalam nurani
            Sesuai dengan panduan dan titah dari bagian Osis dan panita pelakasan Festival, aku sudah menetapkan Rika sebagai Heroin yang akan menjadi Elviana dalam drama Hirarki dan hari ini rapat persiapan drama yang semua staf akan terlibat.

            “Hey dia!”

            “Bukannya pemenang kontes penulis Nasional!”

            “Woaah, Osis benar – benar serius sampai membuat pemenang konteks bergabung!”

            “Kalian tahu siapa yang jadi Sutradaranya?”

            “Kak Fahmi kan!”

            “Ini akan jadi debut yang bagus bagi pemain drama!”

            “Dan kurasa Osis juga mengundang beberapa Alumni yang ada di industri Film!”

            “Itu akan jadi persaingan ketat!”

            Percakapan kecil yang terdengar samar – samar dapat membuatku lebih gugup sekarang suasana ruangan ini bahkan lebih aneh saat Rika masuk ke dalam ruangan, semua orang terpaku dan ada yang terlihat putus asa karena mereka tahu siapa yang akan menjadi pemaran utama perempuannya.

            “Terima kasih untuk yang sudah meluangkan waktu datang dan dari beberapa Klub lain yang bergabung!” Kak Melisa membuka pertemua ini beberapa orang yang dianggap berpengaruh dalam acara ini duduk dibagian depan termasuk aku dan beberapa orang lain.

            “Kita sudah mengajukan naskah pada kepala sekolah dan Hirarki naskah yang dibuat saudara kita Andi yang sudah ditulis ulang akan menjadi naskah dalam Drama ini.”

            “Eeeh! Naskah bad ending itu?”

            “Naskah yang mendapat perdebatan dari banyak sastrawan itu!”

            “Oh yang bikin nama sekolah kita terkenal itu!”

            “Kalau itu yang dipentaskan, ini memang tidak main – main kan!”

            “Semua harap tenang! Saya belum selesai menjelaskan!” wajah seluruh orang yang berada di dalam ruangan kini berubah menjadi tegang, bagi beberapa orang ini kesempatan besar bagi mereka tapi ada beberapa orang yang terlihat putus asa karena naskahku yang dipakai.

            “Yang akan menjadi ketua Drama ini atau sutradaranya adalah Fahmi!” kali suara mereka tidak terlalu ribut karena semua orang tahu kemampuan manejemen dan kemimpinan kak Fahmi jauh diatas rata – rata. Bahkan dia menolak pencalonan sebagai ketua osis saat pemilihan Kak Melisa berlangsung.

            “Aku tidak akan mentoleransi pemain yang tidak bisa di bentuk, siapa yang ingin keluar! Keluarlah sekarang sebelum kami mengadakan casting!” sifat kak Fahmi hampir sama buruknya dengan sikap kak Rifal jika menyangkut dengan apa yang dianggapnya berhaga.

            “Fahmi mereka masih anak SMA!” teguran dari Kak Melisa membuat sorot mata tajam kak Fahmi sedikit meredup. Berarti dia mengakui kalau mereka berdua bukan lagi anak SMA saat ini.

            “Ehm dan yang akan menjadi Heroin adalah Rika!” tidak ada penolakan dalam forum ini membuat kak Melisa sedikit bingung. Kurasa kemampuan dan skill dari Rika sudah menyebar di penjuru sekolah.

            “Untuk pemeran pembantu dan staf akan ditentukan oleh Fahmi dan Andi!” aku mendesah pasrah, ini adalah tugas yang berat menangani orang – orang yang tidak memiliki ketertarikan dan hanya mengandalkan penampilan mereka akan membuatku muak.

            “Sekian! Sekarang akan dilangsungkan sesi casting!” semua orang di dalam ruangan kini membuarkan diri dan beberapa yang akan memerankan drama berbaris di lorong untuk mendapatkan peran yang cukup.

            “Heroinnya Rika dan aku harus memberi nilai pada orang – orang yang akan datang ini! Situasi yang tidak bagus!” kak Fahmi sepertinya tidak senang dengan keberadaanku, walaupun kami mempunyai kelebihan dalam suatu hal. Seperti kami tidak terlalu cocok dengan hal yang disebut kerjasama.

            “Hm, panggil orang yang pertama!” kali ini siswi yang berdiri di dekat pintu menyuruh seseorang masuk.

            Aku tidak begitu mengenal dia, tubuhnya cukup langsing dengan hiasan pita dirambutnya yang dipotong pendek. Perempuan ini cukup layak jika dia memerankan saudaranya Elvina atau temannya yang jahat.

            “Sebutkan nama dan kelas serta peran yang kau inginkan!”

            “Namaku Gita Ayu Ningsih kelas 10 perankan yang kuinginkan Elviana!”

            “Hey bukannya itu sudah ditentukan tadi!” ucapku protes tapi perempuan ini tampak tidak bergeming dengan ucapanku.

            “Hoh, jadi gadis ini mengingkan peran utama kenapa tidak kita coba, An!” suara kertarikan dari kak Fahmi membuatku menghela nafas saja. Aku kemudian menyerahkan naskah pada gadis ini.

            “Baiklah baca salah satu dialog yang kamu anggap bagus!”

            “Hah! Aku tidak perlu ini, aku bisa melakukannya dan batalkan si Rika itu untuk mendapatkan peran!” aku hanya bisa mengangga lebar, baru pertama kali aku bertemu dengan gadis yang kurang ajar seperti dia.

            “Ahahahaha, dia menarik Ndi, coba kau dengar dia meremehkanmu dalam memilih heroin! Baiklah Nona yang percaya diri! Baca teksnya atau kau keluar!” kalau aku jadi gadis ini, dari awal aku tidak akan melawan kak Fahmi. Tidak ada yang mau membuat kak Fahmi marah dan juga termasuk aku.

            “Ehm, Baiklah!” dia kemudian membolak – balik isi naskahku dan berhenti halaman ke 4 saat dia membalik.

            “Sebagai manusia bagianku adalah berkembang, walaupun aku terkurung dalam lapisan yag tak bisa ditembus. Aku akan tetap berkembang, Filia!” hmmm, kemampuan suaranya bagus dan caranya berdialog cukup baik tapi aku tidak yakin hal itu dapat membuat kak Fahmi puas.

            “Panggil Rika!” kak Fahmi mengatakan itu membuat orang yang berada di dekat pintu segera mencari Rika, sedangkan aku merasa aneh. Apakah kak Fahmi menganggap gadis ini bagus.

            Rika segera datang dengan tergesa – gesa, dia melihat perempuan yang berdiri menatapnya meremehkan kemudian dia melihatku dengan wajah kebingungan.

            “Baca naskah ini!” ucapku membuat Rika segera mengambil naskah yang kuberikan.

            “Baris ke delapan!” kataku lagi, walaupun Rika terlihat bingung dia segera menarik nafas untuk bersiap membacanya.

            “Sebagai manusia bagianku adalah berkembang, walaupun aku terkurung dalam lapisan yag tak bisa ditembus. Aku akan tetap berkembang, Filia!” intonasi pas, mimik wajah mendukung dan dia menambahkan gesture dalam dialog mengibartkan Filia adik dari Elviana berada di depannya.

            “Jadi bisa kau lihat nona, siapa yang lebih baik!” kak Fahmi mengatakan dengan enteng dan wajah masam dari gadis bernama Gita ini tidak terlekan, dia melangka pergi diringi hentakan kak kesal.

            “Kak itu bukan cara terbaik untuk membuat dia mengerti!” kali ini aku bersuara membuat orang yang berada diruangan terlihat kebingungan.

            “Hirarki menyadarkan kita untuk sadar apa itu kerja keras dan bakat bagi orang – orang sombong seperti dia! Aku hanya menyindir sedikit!” suara kak Fahmi terlihat tenang, dia orang yang bisa menghancurkan semangat orang dalam sekejap membuatku hanya bisa bungkam.

            Kukira kak Fahmi mendukung Gadis itu untuk menjadi pemeran utama tapi dia hanya menggunakan Rika sebagai alat untuk membuat gadis tadi mengerti.

            “Lakukan yang kakak mau! Dengan skill kakak yang begitu tajam aku yakin kakak tidak salah pilih orang! Aku akan membantu saat latihan nanti!” aku berucap sambil membereskan barang – barangku dan Kak Fahmi hanya tersenyum kecil.

            “Itu yang kutunggu, bawa pulang Rika dan hati – hati, Ndi!” hanya itu suara yang kudengar darinya setelah meninggalkan ruangan. Aku tidak tahan jika harus melihat wajah kecewa dan kesal banyak orang nantinya. Itu seperti kau percaya pada sesuatu dan kak Fahmi membuatmu melambung lalu melemparmu dari atas, teralalu menyakitkan.

No comments:

Post a Comment