Title : Last
Genre : School, Humor, Family
Author : Hittori Yudo
Chapter: 08
Ambisius dalam
nurani
Sesuai dengan panduan dan titah dari
bagian Osis dan panita pelakasan Festival, aku sudah menetapkan Rika sebagai
Heroin yang akan menjadi Elviana dalam drama Hirarki dan hari ini rapat
persiapan drama yang semua staf akan terlibat.
“Hey dia!”
“Bukannya pemenang kontes penulis
Nasional!”
“Woaah, Osis benar – benar serius
sampai membuat pemenang konteks bergabung!”
“Kalian tahu siapa yang jadi Sutradaranya?”
“Kak Fahmi kan!”
“Ini akan jadi debut yang bagus bagi
pemain drama!”
“Dan kurasa Osis juga mengundang
beberapa Alumni yang ada di industri Film!”
“Itu akan jadi persaingan ketat!”
Percakapan kecil yang terdengar
samar – samar dapat membuatku lebih gugup sekarang suasana ruangan ini bahkan
lebih aneh saat Rika masuk ke dalam ruangan, semua orang terpaku dan ada yang
terlihat putus asa karena mereka tahu siapa yang akan menjadi pemaran utama
perempuannya.
“Terima kasih untuk yang sudah
meluangkan waktu datang dan dari beberapa Klub lain yang bergabung!” Kak Melisa
membuka pertemua ini beberapa orang yang dianggap berpengaruh dalam acara ini
duduk dibagian depan termasuk aku dan beberapa orang lain.
“Kita sudah mengajukan naskah pada
kepala sekolah dan Hirarki naskah yang dibuat saudara kita Andi yang sudah ditulis
ulang akan menjadi naskah dalam Drama ini.”
“Eeeh! Naskah bad ending itu?”
“Naskah yang mendapat perdebatan
dari banyak sastrawan itu!”
“Oh yang bikin nama sekolah kita
terkenal itu!”
“Kalau itu yang dipentaskan, ini
memang tidak main – main kan!”
“Semua harap tenang! Saya belum
selesai menjelaskan!” wajah seluruh orang yang berada di dalam ruangan kini
berubah menjadi tegang, bagi beberapa orang ini kesempatan besar bagi mereka
tapi ada beberapa orang yang terlihat putus asa karena naskahku yang dipakai.
“Yang akan menjadi ketua Drama ini
atau sutradaranya adalah Fahmi!” kali suara mereka tidak terlalu ribut karena
semua orang tahu kemampuan manejemen dan kemimpinan kak Fahmi jauh diatas rata
– rata. Bahkan dia menolak pencalonan sebagai ketua osis saat pemilihan Kak
Melisa berlangsung.
“Aku tidak akan mentoleransi pemain
yang tidak bisa di bentuk, siapa yang ingin keluar! Keluarlah sekarang sebelum
kami mengadakan casting!” sifat kak Fahmi hampir sama buruknya dengan sikap kak
Rifal jika menyangkut dengan apa yang dianggapnya berhaga.
“Fahmi mereka masih anak SMA!”
teguran dari Kak Melisa membuat sorot mata tajam kak Fahmi sedikit meredup.
Berarti dia mengakui kalau mereka berdua bukan lagi anak SMA saat ini.
“Ehm dan yang akan menjadi Heroin
adalah Rika!” tidak ada penolakan dalam forum ini membuat kak Melisa sedikit
bingung. Kurasa kemampuan dan skill dari Rika sudah menyebar di penjuru
sekolah.
“Untuk pemeran pembantu dan staf
akan ditentukan oleh Fahmi dan Andi!” aku mendesah pasrah, ini adalah tugas
yang berat menangani orang – orang yang tidak memiliki ketertarikan dan hanya
mengandalkan penampilan mereka akan membuatku muak.
“Sekian! Sekarang akan dilangsungkan
sesi casting!” semua orang di dalam ruangan kini membuarkan diri dan beberapa
yang akan memerankan drama berbaris di lorong untuk mendapatkan peran yang
cukup.
“Heroinnya Rika dan aku harus
memberi nilai pada orang – orang yang akan datang ini! Situasi yang tidak
bagus!” kak Fahmi sepertinya tidak senang dengan keberadaanku, walaupun kami
mempunyai kelebihan dalam suatu hal. Seperti kami tidak terlalu cocok dengan
hal yang disebut kerjasama.
“Hm, panggil orang yang pertama!”
kali ini siswi yang berdiri di dekat pintu menyuruh seseorang masuk.
Aku tidak begitu mengenal dia, tubuhnya
cukup langsing dengan hiasan pita dirambutnya yang dipotong pendek. Perempuan
ini cukup layak jika dia memerankan saudaranya Elvina atau temannya yang jahat.
“Sebutkan nama dan kelas serta peran
yang kau inginkan!”
“Namaku Gita Ayu Ningsih kelas 10
perankan yang kuinginkan Elviana!”
“Hey bukannya itu sudah ditentukan
tadi!” ucapku protes tapi perempuan ini tampak tidak bergeming dengan ucapanku.
“Hoh, jadi gadis ini mengingkan
peran utama kenapa tidak kita coba, An!” suara kertarikan dari kak Fahmi
membuatku menghela nafas saja. Aku kemudian menyerahkan naskah pada gadis ini.
“Baiklah baca salah satu dialog yang
kamu anggap bagus!”
“Hah! Aku tidak perlu ini, aku bisa
melakukannya dan batalkan si Rika itu untuk mendapatkan peran!” aku hanya bisa
mengangga lebar, baru pertama kali aku bertemu dengan gadis yang kurang ajar
seperti dia.
“Ahahahaha, dia menarik Ndi, coba
kau dengar dia meremehkanmu dalam memilih heroin! Baiklah Nona yang percaya
diri! Baca teksnya atau kau keluar!” kalau aku jadi gadis ini, dari awal aku
tidak akan melawan kak Fahmi. Tidak ada yang mau membuat kak Fahmi marah dan
juga termasuk aku.
“Ehm, Baiklah!” dia kemudian
membolak – balik isi naskahku dan berhenti halaman ke 4 saat dia membalik.
“Sebagai manusia bagianku adalah
berkembang, walaupun aku terkurung dalam lapisan yag tak bisa ditembus. Aku
akan tetap berkembang, Filia!” hmmm, kemampuan suaranya bagus dan caranya
berdialog cukup baik tapi aku tidak yakin hal itu dapat membuat kak Fahmi puas.
“Panggil Rika!” kak Fahmi mengatakan
itu membuat orang yang berada di dekat pintu segera mencari Rika, sedangkan aku
merasa aneh. Apakah kak Fahmi menganggap gadis ini bagus.
Rika segera datang dengan tergesa –
gesa, dia melihat perempuan yang berdiri menatapnya meremehkan kemudian dia
melihatku dengan wajah kebingungan.
“Baca naskah ini!” ucapku membuat
Rika segera mengambil naskah yang kuberikan.
“Baris ke delapan!” kataku lagi,
walaupun Rika terlihat bingung dia segera menarik nafas untuk bersiap
membacanya.
“Sebagai manusia bagianku adalah
berkembang, walaupun aku terkurung dalam lapisan yag tak bisa ditembus. Aku
akan tetap berkembang, Filia!” intonasi pas, mimik wajah mendukung dan dia
menambahkan gesture dalam dialog mengibartkan Filia adik dari Elviana berada di
depannya.
“Jadi bisa kau lihat nona, siapa
yang lebih baik!” kak Fahmi mengatakan dengan enteng dan wajah masam dari gadis
bernama Gita ini tidak terlekan, dia melangka pergi diringi hentakan kak kesal.
“Kak itu bukan cara terbaik untuk
membuat dia mengerti!” kali ini aku bersuara membuat orang yang berada
diruangan terlihat kebingungan.
“Hirarki menyadarkan kita untuk
sadar apa itu kerja keras dan bakat bagi orang – orang sombong seperti dia! Aku
hanya menyindir sedikit!” suara kak Fahmi terlihat tenang, dia orang yang bisa
menghancurkan semangat orang dalam sekejap membuatku hanya bisa bungkam.
Kukira kak Fahmi mendukung Gadis itu
untuk menjadi pemeran utama tapi dia hanya menggunakan Rika sebagai alat untuk
membuat gadis tadi mengerti.
“Lakukan yang kakak mau! Dengan
skill kakak yang begitu tajam aku yakin kakak tidak salah pilih orang! Aku akan
membantu saat latihan nanti!” aku berucap sambil membereskan barang – barangku
dan Kak Fahmi hanya tersenyum kecil.
“Itu yang kutunggu, bawa pulang Rika
dan hati – hati, Ndi!” hanya itu suara yang kudengar darinya setelah
meninggalkan ruangan. Aku tidak tahan jika harus melihat wajah kecewa dan kesal
banyak orang nantinya. Itu seperti kau percaya pada sesuatu dan kak Fahmi
membuatmu melambung lalu melemparmu dari atas, teralalu menyakitkan.
No comments:
Post a Comment