blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Saturday, 17 October 2015

Borneo Dimension Chapter 2



Title    : Borneo Dimension
Genre  : Adventure,dimension,monster
Author : Hittori Yudo 
Chapter: 02
Perjalanan
            Rihana masih memadang ragu kedua tangannya, tidak dia bahkan tidak bisa merasakan apa yang terjadi sekarang. Berada di dalam kereta layaknya seorang putri membuat tubuhnya sedikit terasa kaku.

            “Nona rileks!”

            Elia salah satu budak yang dibebaskan kini bekerja sebagai pelayan dari Rihana entah kenapa dia merasa cukup aneh dengan Vin, Laki – laki sangat sulit di tebak membuatnya kesulitan untuk menentukan arah pikirnya.

            “Tidak Elia, ini terlalu berlebihan!”

            “Tidak ada yang berlebihan Nona, ini karena Tuan Vin sangat menyayangi nona!”

            Rihana kembali menghela nafas, dia tidak tahu sejak kapan gossip dimulai tapi sejak dia meninggalkan Barito. Semua orang menganggap seperti tunangan Vin, tidak lebih tepat sebagai barang berhaga milik Vin si tuan pelit. Jadi tidak ada yang berani mengusiknya bahkan seorang pangeran pun hanya bisa diam.

            “Kami baru bertemu beberapa hari yang lalu!”

            “Tapi tuan selalu memperhatikan segala kebutuhan nona, nona beruntung!”

            “Elia, kau tidak tahu siapa dia?”

            “Aku dengar tuan Vin sangat royal pada rakyatnya dan dia membuat sebuah wilayah yang mendapat otoritas sendiri!”

            “Dia menipu kalian!”

            Rihana masih ingat dengan jelas apa yang dikatakan pangeran yang datang menemui mereka, jika Vin mempunyai topeng yang hanya terlihat di depan para bangsawan lain. Laki – laki yang memiliki pola pikir yang terdengar pelit dan egois.

            “Tidak nona, aku akan marah kalau anda memperlakukan tuan seperti tadi. Bahkan dia memberikan pakaian yang bagus untukku!”

            Rihana diam, Vin sangat tahu cara mendapat hati rakyatnya dan dia yakin orang itu selalu mendapat wanita setiap malam diranjangnya. Rihana kembali menghela nafas kenapa dia tidak pergi saja sendiri dengan memutar jalan waktu itu, memang keputusaannya berhadapan dengan monster dan hampir salah membawa petaka padanya.


            “Vin, kudengar kalian menambah beberapa meter perluasan benteng?”

            “Ehmm, hanya sedikit sekitar 3000 hektar sebagai lahan pertanian, kami juga sudah mencoba membersihkan para monster!”

            Gamir terdiam bagi mereka yang berada di pusat kerajaan saat ini kinerja dari Vin seolah seperti dewa bahkan raja tidak berani menentangnya karena dianggap merugikan negara mereka jika menganggap Vin sebagai pemberontak.

            “Ini karena Felix tidak bisa menangani perbatasaan utara, mereka menderita banyak kerugian!”

            “Ehmm, jadi apa maksud pangeran menanyakan hal tadi?”

            “Bukannya kau tidak puas sebagai seorang tuan tanah dan ingin menjadi menteri?”

            “Ahh, maksud anda tentang itu. Aku tidak terlalu berbakat!”

            “Kau salah! Orang – orang yang kau kirim bahkan melampaui kinerja para mentri kami dan sekarang mereka menangani berbagai macam bidang!”

            Vin terdiam dia menghela nafas, sikap Gamir berubah membuatnya merasa tidak enak. Mengingat Gamir meminta 10000 pasukan dan dia memberikan 12.000 setelah perundingan dengan Rihana membuatnya menjadi besar kepala.

            “Saya tidak mau terlibat dengan persilihan saudara Anda dan jangan pernah menyentuh barang milik saya!”

            “Tuan Vin, anda terlalu berlebihan. Tentu saja aku berniat menjadikan anda sekutu saat pemilihan raja nantinya!”

“Pangeran Sam dan Putri Kejora adalah lawan anda memperebutkan Tahta, saya akan berada di garis netral bersama raja!”

“Bukankah kau ingin wilayah lebih luas, Sam dan Kejora tidak bisa memberikan hal itu padamu!”

“Saya hanya butuh Barito, walaupun itu wilayah terpencil. Saya menyukainya!”

Percakapan tadi mengakhiri perdebatan mereka, Walaupun merasa sedikit tidak puas dengan jawaban dari Vin. Gamir berusaha tetap tenang, membawa Vin yang terkenal angkuh bahkan bersama seseorang yang mungkin menjadi pendamping Vin adalah proritas saat ini hingga ayahnya bisa melihat potensinya.

“Di area terdepan para Goblin berjumlah lebih dari 4000 berkumpul tuan!”


“Lakukan hal yang seperti biasa dan dapatkan sebuah item yang terjatuh!”

Mendengar perintah dari Vin, Gamir menatapnya kebingungan. Goblin adalah monster yang cukup rendah mereka hanya menjatuhkan item kelas rendah jadi tidak ada gunannya membawa item seperti itu.

“Hey Vin kita hanya perlu membunuh mereka dan pergi, tidak usah sampai!”

“Aku membawa pasukan lebih jadi beberapa dari mereka akan pulang membawa barang – barang itu!”

“Baiklah selama itu tidak kurang dari 10.000 orang!”


Setelah mengatakan itu hanya terdengar suara tebasan dan iringan yang berhenti. Ada tiga formasi pasukan yang menghadapi para goblin, mereka menembakan panah ke arah goblin dengan panah kemudian berselang setelah itu menghancurkannya dengan pasukan berkuda beberapa detik berikutnya mereka menyerang lagi dengan meriam. Membuat para goblin yang terlihat ganas seakan tersapu bersih.

“Vin bahkan tidak membuang – buang senjata dan pasukan!”

Seorang jenderal yang mengikuti Gamir hanya bisa terpana, dia yang sering ikut turun dalam medan perang tidak pernah melihat taktik yang hanya mendapat sedikit kerugian. Seolah taktik ini di buat untuk menghemat waktu, tenaga, dan uang pemimpinnya.

“Pantas saja mereka memanggil Vin si Pelit di Istana!”

“Hey tuan Vin yang memiliki ribuan pasukan di dalam wilayahnya, bahkan ada beberapa pasukan elit yang berasal dari sekolah yang dibuatnya. Jadi jangan pernah menghinannya. Kalau tuan Vin berniat membuat kerjaan sudah pasti mereka akan ikut memberontak!”

Seorang jendral lainnya mengingatkannya membuat obrolan mereka semakin panas, hal itu terjadi tepat di depan kereta Rihana dimana Gamir mengirim beberapa jendral untuk melindungi Rihana karena Gamir khawatir, Vin akan berubah pikiran.

“Tuan orang yang hebat Nona! Bahkan para jendral terlihat segan!”

“Mereka hanya memperlakukan orang itu layaknya monster, kau tidak usah begitu memujinya!”

Rihana berusah menghilangkan pikiran Elia yang dirasa tidak memiliki dasar dalam menilai orang. Gadis ini merasa jika Vin adalah seorang kriminal yang mempunyai pikiran buruk yang harus diwaspadai.

“Andai saja saya adalah nona, maafkan saya nona. Saya hanya kagum!”

“Ahh kau benar – benar tidak tertolong El!”

No comments:

Post a Comment