blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Tuesday, 8 September 2015

MY LAW CHAPTER 8



Title    : My Law
Genre  : School, Psychological, Mystery,Thriller
Author : Hittori Yudo
Chapter: 08

08 Hubungan
            Dengan wajah yang masih setengah ketakutan kak Namila masih saja mengikuti tiga hari ini dan ini pertama kalinya dia mencoba untuk mendekati daerah privasiku yang seharusnya tidak bisa di masukan orang lain.

            “Memperingati Kakak adalah cara terburuk jadi ini rumahku. Puas sekarang pulang!” Kak Nimala tidak menghiraukan ucapanku, dia melangkah masuk ke dalam rumah dengan pandagan menelusuri seluruh halaman.

            “Tuan bilang waktu pertama bertemu, aku adalah Ras. Maksud tuan gimana?” tatapan penasaran kini tepat mengarah padaku. Sebenarnya apa yang dilakukan para siluman ini, apa mereka tidak tahu sedikitpun tentang Ras.

            “Ehm, aku tidak begitu mengerti juga. Tapi mereka hampir sama dengan orang yang memburu kalian!” Kak Namila berhenti kemudian menghapus jarak beberapa meter dan kini wajahnya tepat berada di depanku.

            “Revolusi adalah kata yang berlawanan dari evolusi, jika cara tercepat untuk menjadi sesuatu yang menakjubkan maka Revolusi lah yang dipakai. Apa mungkin Tuan berada di sudut lain kami?” aku terdiam, wajahnya yang selalu membuatku kesal berubah menjadi orang yang lain kukenal.

            Tunggu dulu, jika konsep yang dikatakan oleh Kak Namila benar, maka kami manusia memiliki arah percabangan dimana manusia yang satu menggunakan berbagai macam cara. Maka kami adalah orang yang berubah secara perlahan.  Tidak itu hanya hipotesis yang tidak menunjukan kebenaran.

            “Alkemis, tuan tahu itu?” aku mengangguk, sudah hampir ratusan buku terekam dari otakku kecuali buku sejarah. Jadi mengetahui alkemis adalah hal dasar yang dikatakan Nebula, nenek penyihir itu tentang berbagai macam bidang.

            “Mereka dikatakan mencari cara katalis untuk mengubah batu menjadi emas, tapi tidak pernah ada yang tahu kenapa mereka memerlukan emas!” aku menatap ragu, memang dalam buku sains modern tidak diterangkan kenapa mereka memerlukan emas. Kebanyakan fokus pembahasan malah berpusat pada katalis.

            “Bukannya wajar mereka mencari tahu tentang emas?” Kak Nimala menggelenkan kepalanya dengan wajah sedikit sedih.

            “Emas adalah benda yang tidak berasal dari bumi, mereka membutuhkan sebagai bahan pemurni buatan untuk membuat humanoid. Emas tidak mempunyai sifat karat dan termasuk dalam golongan logam mulai dengan mencampurkannya dengan manusia apa yang terjadi?”

            “Mereka tidak bisa membusuk?” ucapku ragu dan kelihatannya jawaban itu membua kak Nimala cukup puas.

            “Itu benar, mereka sudah menemukan cara untuk membuat manusia tidak membusuk. Jadi mereka ingin memangkas ilmu pengetahuan agar emas dapat terbentuk tapi semuanya menjadi percobaan tidak berujung!” aku tidak mengerti kenapa ekspresi kekecewaan terlihat jelas dari jawaban siluman kuda ini.

            “Kakak ingin mengatakan kalau kakak hasil dari percobaan itu?” tatapan kak Nimala kini berubah menjadi terkejut dan kemudian tatapan itu berubah menjadi lembut di tambah sebuah senyum mengesalkan ditampilkannya.

            “Tentu saja, sudah kukatakan kami hasil dari Revolusi. Mereka menyebut kami siluman dalam bahasa inggris berarti half human dengan kata lain kami sudah bukan produk orginal melainkan hasil editan yang gagal!” entah kenapa aku merasa kasihan dengan pernyataan itu, tapi senyum itu masih terlihat menyebalkan.

            “Jadi alasan para pemburu siluman mencari kalian? Bukannya itu terkesan tidak adil. Kalian adalah hasil dari percobaan kenapa mereka ingin membunuh kalian!” Kak Nimala membalik badannya kemudian menunduk di atas tanah.

            “Ketidakadilan yang kau katakan sebenarnya tidak tepat, di beberapa Negara siluman lah yang menjadi penguasa dan para pemburu siluman diperlakukan dengan tidak layak. Kami bermigrasi dari tempat seperti itu untuk menemukan tempat yang menganggap kami setara tapi seperti sebuah dendam terlebih dahulu menghampiri kami!” cerita ini terlalu kuno, apa Kak Nimala memiliki umur yang panjang seperti nenek penyihir itu.

            “Umur kakak?”

            “Aku 18 tahun!” ucapnya tekejut karena sepertinya topiknya terpotong.

            “Eeh, kukira kakak lebih tua dari yang kubayangkan. Kalau begitu kakak tidak tahu asal usul dari para pemburu?” Kak Nimala menggeleng membuatku sedikit kebingungan, sebenarnya kenapa duniaku bisa berubah menjadi kacau begini.

            “Mereka berasal dari garis keturunan yang sama, mereka menyebutnya dengan nama Manusia buatan!” jadi masalah ini sangat serius, harusnya aku tidak membuat Aga terlihat speri penjahat.

            ‘Humanoid dan half human, hanya untuk dendam kalian seperti itu!” walaupun aku merasa ada tersendiri tapi caraku dan cara para Manusia buatan itu berbeda. Yah, aku hanya ingin memenggal kepala Bommber itu, yah hanya itu.

            “Meskipun begitu ada beberapa aturan tetap yang membatasi kami, seperti beberapa aturan yang dikatakan pemburu siluman tadi, nah Tuan apa yang kita lakukan?” Kak Nimala kini kembali berdi menatapku dengan wajah penasaran. Aku benci tatapan konyol ini, kenapa aku harus terjebak dalam kisah epic mereka.

            “Kakak bisa pulang dan aku ingin istirahat!” Kak Nimala masmih memamerkan senyum saat mendengar kata – kata itu.

            “Kakak pulang ya!” ucapku sekali lagi karena merasa tidak ada respon.

            “Ok!” jawab kak Nimala membuatku melotot, untuk pertama kalinya dia mendengarkan apa yang kukatakan.

            “Kalau begitu sampai nanti!” ucapku kini membuka pintu dengan kunci dan saat pintu terbuka, terasa ada angin yang menyelinap masuk ke dalam rumah.

            “Itu hanya firasat!” ucapku mempertegas diri dan mencoba membalik badan kebelakang. Siluman kuda itu menggunakan triknya untuk masuk.

            “Selamat datang tuan, saya menunggu kepulangan anda!” ini menjengkelkan, siluman ini bahkan sudah berganti pakaian dengan pakaian standar seorang maid.

            “Ok kak, sebenarnya apa yang kakak inginkan?” Nimala menatapku sebentar kemudian dia mengangguk dengan mantap.

            “Hmm, aku ingin melayani tuan, bagi kami para siluman mempunyai tuan adalah hal yang indah! Biarkan aku memberimu kecupan hangat setiap hari dan tidur bersama di malam hari!”

            “Oi  itu bukan lagi pelayan!”


            “Maafkan atas sikap saya Tuan!” kini kak Nimala menunduk hormat, aku tidak tahu apa yang dia incar dariku tapi kepatuhannya dan keras kepalanya itu membuatku sadar kalau dia punya tujuan lain.

            “Jadi tuan, apa tuan-“

            “Tidak, simpan saja dalam khayalamu!” aku ingin segera melangkah pergi masuk ke dalam kamar tapi kak Nimala menarik bajuku.

            “Tuan begitu pemalu, kalau begitu akan saya ajarkan apa itu siluman, t-u-a-n!” kenapa semua ini menjadi sulit sekali.

            “Jiaah, kau tidak akan bisa merayunya dengan mudah Bitch!” aku bisa mendengar suara dingin dari Nebula, nenek tua itu punya kebiasaan memasuki rumah orang sembarangan.

            “Siapa kau! Jangan sebut aku Bitch!” jadi kak Nimala terlihat dingin kalau gak berbicara denganku ini bahan yang bagus.

            “Fufufu, kau tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa, gadis kecil!” watak Nebula adalah bijaksana sekaligus menyebalkan. Aku tidak akan tahu apa yang terjadi setelah ini jadi aku akan masuk ke dalam kamar mengunci pintu dan tidur.

            “Siapa yang kau bilang gadis kecil, Tuan dia siapa?” kini suaranya melemah, kenapa aku selalu merasa tidak enak dengan sikap lembut kak Nimala ini.

            “Siluman kuda, kau lebih mirip rubah dari yang kukira. Kau tahu nama Nebulani dari Baghadad. Kurasa pewaris utama keluarga sepertimu pasti tahu!” untuk pertama kalinya tatapan kak Nimala menajdi ketakutan dan seluruh tubuhnya gemetaran.

            “Kak, kakak tidak apa – apa!” dia segera melompat ke dalam pelukanku seolah mencari perlindungan, ada apa dengan mereka sebenarnya.

No comments:

Post a Comment