Title : My Law
Genre : School, Psychological, Mystery,Thriller
Author : Hittori Yudo
Chapter: 07
07 Aturan
“TING!!!!!!!!” itu adalah tanda
bel berbunyi untuk istirahat, seorang wanita yang terlihat masih asik
menjelaskan kini mengatup mulutnya dengan wajah kesal. Setelah memberi salam
dia segera pergi dari kelas menyisahkan keributan kelas yang ada pada umunya.
Tapi di sisi lain, aku masih terpaku melihat punggung Aga yang masih berbicara
pada orang di depannya.
Kalau
pernyataan tadi adalah perang karena mengetahui siapa kak Nimala itu, berarti
aku sudah terjebak dalam pertarungan konyol ini. Kuharap Aga masih menganggapku
orang luar dari hubungan mereka sehingga aku tidak perlu berusan lagi.
“Kin?”
aku yang tadi menunduk kini menatap Aga dengan tatapan bingung, mereka
semua memanggilnya Aga jadi tidak ada
salahnya aku menggunakan nama yang sama.
“Ya?”
“Aku
akan membunuh siluman hari ini, apa kau mau membantu?” aku terdiam wajahnya
masih terlihat konyol tanpa ada kilatan keseriusan, aku tidak tahu apa yang
dinginkannya dariku tapi berasumsi dia bercanda adalah hal yang terbaik.
“Ahaha,
sayang sekali aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan!” ucapku membuat Aga
mengangkat satu alisnya dengan eksperesi kebingungan.
“Bukannya
kau menangkap Siluman tadi pagi, aku melihatnya kau membanting siluman itu ke
taman sekolah. Bukannya kau juga pemburu siluman?” jadi dia melihat apa yang
kulakukan pada kak Nimala, tapi sebaiknya aku harus tetap pada posisi normal untuk
menghilangkan kecurigaan.
“Aku
tidak tahu siapa itu siluman-” wajahku terpaku melihat kak Nimala menatapku
dari pintu depan dengan wajah penantian. Apa yang akan kukatakan pada orang
didepanku ini sekarang.
“Siluman
kuda itu masih hidup? Kau tidak membunuhnya?” tentu saja aku ingin membunuh
perempuan sialan itu dan merobek isi kepalanya agar dia terlihat lebih waras.
Tapi menurutku itu akan membuang waktu.
“Dia
terus menatap kesini, apa dia mencarimu?” kali ini Rama yang berada di
sebelahku bergabung dalam percakapan membuatku segera berdiri menghampiri Kak
Nimala dan segera menyeretnya ke tempat yang aman.
“Kali
ini apa yang kakak inginkan? Aku berusaha sopan jadi singkirkan pikiran tentang
memperkosa itu!” dia melirikku dengan wajah yang sudah merah kemudian satu
tangannya menujukkan sebuah kotak makanan.
“Aku
berharap bisa makan dengan Tuan…” itu adalah nada ketakutan membuatku menghela
nafas dan kini menatapnya pasrah, lebih baik aku menggunakan suatu cara agar
dia bisa melepaskanmu.
“SRINGG!!!”
aku segera melompat menggendong kak Nimala, itu adalah serangan sihir yang
cukup untuk memotong pohon dibelakang kami.
“Oi..oi
Kidan kenapa kau sangat lincah, ini akan membuat semuanya menjadi sulit!” Aga
tersenyum ringan sambil memamerkan pedangnya dengan wajah percaya diri. Sial,
ini buruk dia sudah memberi tanda aku sebagai musuh.
“Kak
Nimala, katakan dengan jelas. Pemuburu siluman itu apa?” aku masih mencoba
untuk terus berada beberapa meter di atas tanah. Ini adalah sihir tingkata
dasar untuk membekukan udara sehingga bisa dipakai sebagai pijakan.
“Mereka
musuh alami kami, selama kurang dari 1000 tahun kami terus mendeklarsikan
perang dengan mereka. Tapi ini pertama kalinya aku melihat pemburu siluman!”
jadi gadis ini tidak bodoh, dia dapat tahu Aga adalah pemburuan siluman dengan
melihat apa yang terjadi, lalu kenapa dia terus ngotot dengan “memperkosa” itu.
“Mungkin
jika Tuan tidak ada aku sudah menjadi sate kuda!” sial, siluman kuda ini
tersenyum tulus membuatku semakin kesal. Membunuh Aga cukup mudah bagiku saat
ini tapi itu akan membuat pemburu siluman lainnya datang mencariku untuk balas
dendam, cara tercepat mungkin menyerahkan Nimala padanya.
“Aturan
pertama, orang yang melindungi siluman adalah musuh!” aku tidak akan terkejut
jika Aga dapat menggunakan sihir yang sama denganku. Dia seolah berlari di atas
angin membuatku segera memutar otak.
“Hey,
aku tidak ada hubungannya dengan ini kalau kau mau siluman kuda ini bisa
kuserahkan!” aku mulai mengendorkan pedangnya, membuatku menghela nafas.
“Tuan
memang pintar dengan menyerahkan aku, tuan akan membunuhnya dengan perlahan.
Taktik yang hebat tuan!” siluman sialan, kini Aga tersenyum kesal melihatku
membuatku segera berlari lebih cepat meninggalkannya.
“Hey
hey kidan! Bukannya kau ingin menyerahkan siluman itu, jadi sekarang bisa kau
diam agar aku bisa memotong kalian berdua!”
“Tuanku
tidak akan kalah, bodoh – bodoh pemburu bodoh!”
“Bisa
kau diam, kau membuat semuanya semakin runyam!” Kak Nimala kini menutup
mulutnya dengan kedua tanganya yang terlihat kecil. Sial sial, kalau begini aku
harus menggunakan kekuatanku.
“SWINGGERRR!!!”
sebuah serang membuat suara ledakan kecil tepat disampingku, selain pedang itu
bisa menebas dari dekat ternyata dia juga menebas dari jauh. Ini sama saja
seperti senjata api laras panjang.
“Ok,
Aga bisa kita bicara!” Jarak kami hanya tinggal beberapa meter saat aku mencoba
berhenti, Aga juga melakukan hal yang sama. Jadi jika senjata itu menebasku
dari jauh aku bisa segera menghindar.
“Apa
yang ingin kau bicarakan?”
“Bukannya
kau melihat aku menggunakan sihir yang sama, jadi tidak ada alasan untuk
bertarung, siluman ini juga bersamaku jadi aku bisa mengawasinya!” Aga terlihat
ragu dengan ucapanku dan untung saja siluman bodoh ini tidak menghancur
negosiasi ini.
“Dia
telah merugikan banyak orang, mempersilahkannya hidup sama saja membuat nama
Agatama rusak!” hal yang membosankan kutemukan, jadi orang ini mendapat
perintah dari keluarganya. Aah, berkata apa saja akan membuat semuanya menjadi
rusak kalau begini.
“Apa
kau membunuh orang?”
“Tidak
Tuan aku tidak akan melakukan hal semacam itu!” Kak Nimala langsung menyangkal
tuduhan membuatku kini menatap Aga untuk mendegarkan komentar dari sang peburu
siluman.
“Tuan?
kau tuannya?” kenapa itu yang dia komentari.
“Tentu
saja dia tuanku!” dan kenapa kalian berdua membuat hipotesis tanpa mendengarkan
aku.
“Ahh,
kau membuang waktu ku saja, Ki!” Aga segera menghilangkan pedangnya dan
wajahnya terlihat kesal.
“Kau
tidak berduel dengan Tuan?” kalau dia bukan perempuan aku akan segera
melemparnya dari atas sini.
“Peraturan
ke delapan belas, Siluman yang mempunyai Tuan bukan ancaman!” setelah
mengatakan itu Aga segera berlari menuju sekolah sedangkan aku terdiam membantu
sambil menggedong kak Nimala dengan kedua tanganku.
“Tuan
hebat! Bisa membuat pemburu siluman mundur hanya dengan bicara!” suara itu
membuat Aga terhenti.
“Setelah
kupikirkan kau memang ancaman, siluman!” itu adalah suara Aga yang terlihat
kesal karena harga dirinya sekarang terasa diinjak.
“Tunggu,
bukannya kita damai. Ok aku akan membuat siluman ini tidak berbicara hal yang
buruk lagi!” dengan dua tangan memengang kak Nimala yang bisa kulakukan hanya
menghindar. Kecuali aku melempar perempuan ini, tapi itu akan mengakibatkan
siluman lainnya berdatangan.
“Huh,
baiklah untuk kali ini kau kumaafkan!” aku menghela nafas, wajah kak Nimala
terlihat tidak puas. Sebelum dia berbicara aku langsung melepaskan tubuhnya
membuat kak Nimala jatuh.
“Dengan
percepatan dari hukum gravitas di tambah berat bebannya. Dia akan jatuh dalam
waktu 5 detik.” Suaraku tadi membuat Aga menatap Nimala ngeri, tapi sebelum
membentur tanah aku menghentikannya dengan percepatan sihir membuatku segera
bisa menangkapnya saat berada di atas tanah.
“TUAN!!!
HUAAAAA!!!” dengan begini dia tidak akan berbicara hal bodoh lagi.
No comments:
Post a Comment