blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Friday, 4 September 2015

MY LAW CHAPTER 7



Title    : My Law
Genre  : School, Psychological, Mystery,Thriller
Author : Hittori Yudo
Chapter: 07

07 Aturan
            “TING!!!!!!!!” itu adalah tanda bel berbunyi untuk istirahat, seorang wanita yang terlihat masih asik menjelaskan kini mengatup mulutnya dengan wajah kesal. Setelah memberi salam dia segera pergi dari kelas menyisahkan keributan kelas yang ada pada umunya. Tapi di sisi lain, aku masih terpaku melihat punggung Aga yang masih berbicara pada orang di depannya.

            Kalau pernyataan tadi adalah perang karena mengetahui siapa kak Nimala itu, berarti aku sudah terjebak dalam pertarungan konyol ini. Kuharap Aga masih menganggapku orang luar dari hubungan mereka sehingga aku tidak perlu berusan lagi.

            “Kin?” aku yang tadi menunduk kini menatap Aga dengan tatapan bingung, mereka semua  memanggilnya Aga jadi tidak ada salahnya aku menggunakan nama yang sama.

            “Ya?”

            “Aku akan membunuh siluman hari ini, apa kau mau membantu?” aku terdiam wajahnya masih terlihat konyol tanpa ada kilatan keseriusan, aku tidak tahu apa yang dinginkannya dariku tapi berasumsi dia bercanda adalah hal yang terbaik.

            “Ahaha, sayang sekali aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan!” ucapku membuat Aga mengangkat satu alisnya dengan eksperesi kebingungan.

            “Bukannya kau menangkap Siluman tadi pagi, aku melihatnya kau membanting siluman itu ke taman sekolah. Bukannya kau juga pemburu siluman?” jadi dia melihat apa yang kulakukan pada kak Nimala, tapi sebaiknya aku harus tetap pada posisi normal untuk menghilangkan kecurigaan.

            “Aku tidak tahu siapa itu siluman-” wajahku terpaku melihat kak Nimala menatapku dari pintu depan dengan wajah penantian. Apa yang akan kukatakan pada orang didepanku ini sekarang.

            “Siluman kuda itu masih hidup? Kau tidak membunuhnya?” tentu saja aku ingin membunuh perempuan sialan itu dan merobek isi kepalanya agar dia terlihat lebih waras. Tapi menurutku itu akan membuang waktu.

            “Dia terus menatap kesini, apa dia mencarimu?” kali ini Rama yang berada di sebelahku bergabung dalam percakapan membuatku segera berdiri menghampiri Kak Nimala dan segera menyeretnya ke tempat yang aman.

            “Kali ini apa yang kakak inginkan? Aku berusaha sopan jadi singkirkan pikiran tentang memperkosa itu!” dia melirikku dengan wajah yang sudah merah kemudian satu tangannya menujukkan sebuah kotak makanan.

            “Aku berharap bisa makan dengan Tuan…” itu adalah nada ketakutan membuatku menghela nafas dan kini menatapnya pasrah, lebih baik aku menggunakan suatu cara agar dia bisa melepaskanmu.

            “SRINGG!!!” aku segera melompat menggendong kak Nimala, itu adalah serangan sihir yang cukup untuk memotong pohon dibelakang kami.

            “Oi..oi Kidan kenapa kau sangat lincah, ini akan membuat semuanya menjadi sulit!” Aga tersenyum ringan sambil memamerkan pedangnya dengan wajah percaya diri. Sial, ini buruk dia sudah memberi tanda aku sebagai musuh.

            “Kak Nimala, katakan dengan jelas. Pemuburu siluman itu apa?” aku masih mencoba untuk terus berada beberapa meter di atas tanah. Ini adalah sihir tingkata dasar untuk membekukan udara sehingga bisa dipakai sebagai pijakan.

            “Mereka musuh alami kami, selama kurang dari 1000 tahun kami terus mendeklarsikan perang dengan mereka. Tapi ini pertama kalinya aku melihat pemburu siluman!” jadi gadis ini tidak bodoh, dia dapat tahu Aga adalah pemburuan siluman dengan melihat apa yang terjadi, lalu kenapa dia terus ngotot dengan “memperkosa” itu.

            “Mungkin jika Tuan tidak ada aku sudah menjadi sate kuda!” sial, siluman kuda ini tersenyum tulus membuatku semakin kesal. Membunuh Aga cukup mudah bagiku saat ini tapi itu akan membuat pemburu siluman lainnya datang mencariku untuk balas dendam, cara tercepat mungkin menyerahkan Nimala padanya.

            “Aturan pertama, orang yang melindungi siluman adalah musuh!” aku tidak akan terkejut jika Aga dapat menggunakan sihir yang sama denganku. Dia seolah berlari di atas angin membuatku segera memutar otak.

            “Hey, aku tidak ada hubungannya dengan ini kalau kau mau siluman kuda ini bisa kuserahkan!” aku mulai mengendorkan pedangnya, membuatku menghela nafas.

            “Tuan memang pintar dengan menyerahkan aku, tuan akan membunuhnya dengan perlahan. Taktik yang hebat tuan!” siluman sialan, kini Aga tersenyum kesal melihatku membuatku segera berlari lebih cepat meninggalkannya.

            “Hey hey kidan! Bukannya kau ingin menyerahkan siluman itu, jadi sekarang bisa kau diam agar aku bisa memotong kalian berdua!”

            “Tuanku tidak akan kalah, bodoh – bodoh pemburu bodoh!”

            “Bisa kau diam, kau membuat semuanya semakin runyam!” Kak Nimala kini menutup mulutnya dengan kedua tanganya yang terlihat kecil. Sial sial, kalau begini aku harus menggunakan kekuatanku.

            “SWINGGERRR!!!” sebuah serang membuat suara ledakan kecil tepat disampingku, selain pedang itu bisa menebas dari dekat ternyata dia juga menebas dari jauh. Ini sama saja seperti senjata api laras panjang.

            “Ok, Aga bisa kita bicara!” Jarak kami hanya tinggal beberapa meter saat aku mencoba berhenti, Aga juga melakukan hal yang sama. Jadi jika senjata itu menebasku dari jauh aku bisa segera menghindar.

            “Apa yang ingin kau bicarakan?”

            “Bukannya kau melihat aku menggunakan sihir yang sama, jadi tidak ada alasan untuk bertarung, siluman ini juga bersamaku jadi aku bisa mengawasinya!” Aga terlihat ragu dengan ucapanku dan untung saja siluman bodoh ini tidak menghancur negosiasi ini.

            “Dia telah merugikan banyak orang, mempersilahkannya hidup sama saja membuat nama Agatama rusak!” hal yang membosankan kutemukan, jadi orang ini mendapat perintah dari keluarganya. Aah, berkata apa saja akan membuat semuanya menjadi rusak kalau begini.

            “Apa kau membunuh orang?”

            “Tidak Tuan aku tidak akan melakukan hal semacam itu!” Kak Nimala langsung menyangkal tuduhan membuatku kini menatap Aga untuk mendegarkan komentar dari sang peburu siluman.

            “Tuan? kau tuannya?” kenapa itu yang dia komentari.

            “Tentu saja dia tuanku!” dan kenapa kalian berdua membuat hipotesis tanpa mendengarkan aku.

            “Ahh, kau membuang waktu ku saja, Ki!” Aga segera menghilangkan pedangnya dan wajahnya terlihat kesal.

            “Kau tidak berduel dengan Tuan?” kalau dia bukan perempuan aku akan segera melemparnya dari atas sini.

            “Peraturan ke delapan belas, Siluman yang mempunyai Tuan bukan ancaman!” setelah mengatakan itu Aga segera berlari menuju sekolah sedangkan aku terdiam membantu sambil menggedong kak Nimala dengan kedua tanganku.

            “Tuan hebat! Bisa membuat pemburu siluman mundur hanya dengan bicara!” suara itu membuat Aga terhenti.

            “Setelah kupikirkan kau memang ancaman, siluman!” itu adalah suara Aga yang terlihat kesal karena harga dirinya sekarang terasa diinjak.

            “Tunggu, bukannya kita damai. Ok aku akan membuat siluman ini tidak berbicara hal yang buruk lagi!” dengan dua tangan memengang kak Nimala yang bisa kulakukan hanya menghindar. Kecuali aku melempar perempuan ini, tapi itu akan mengakibatkan siluman lainnya berdatangan.

            “Huh, baiklah untuk kali ini kau kumaafkan!” aku menghela nafas, wajah kak Nimala terlihat tidak puas. Sebelum dia berbicara aku langsung melepaskan tubuhnya membuat kak Nimala jatuh.

            “Dengan percepatan dari hukum gravitas di tambah berat bebannya. Dia akan jatuh dalam waktu 5 detik.” Suaraku tadi membuat Aga menatap Nimala ngeri, tapi sebelum membentur tanah aku menghentikannya dengan percepatan sihir membuatku segera bisa menangkapnya saat berada di atas tanah.

            “TUAN!!! HUAAAAA!!!” dengan begini dia tidak akan berbicara hal bodoh lagi.

No comments:

Post a Comment