Title : My Law
Genre : School, Psychological, Mystery,Thriller
Author : Hittori Yudo
Chapter: 06
06
Pembasmi
“Siluman
itu memang memiliki perbedaan yang cukup aneh dari manusia biasa, mereka punya
cara hidup tersendiri, lebih mudahnya ada beberapa aturan yang tidak dipahami manusia
biasa seperti kita. Untuk setiap jenisnya bahkan berbeda, pustakawan terkenal
Gaberial Malwer juga mneyerah untuk mengumpulkan informasi tentang siluman!”
Telingaku panas mendengar suara mengguri dari Virgo, itu membuatku sedikit
kesal mengingat dia memiliki umur yang lebih muda dariku.
“Hmm,
bagian itu aku sudah jelas. Bagian ehm.. memperkosa ini apa maksudnya?” tidak
seperti Nebula yang suka bercanda Virgo adalah orang yang serius dengan wajah
perempuan yang imut, aku harus menghapus gambaran mengerikan itu dari kepalaku.
“Dalam
kehidupan Siluman, ada beberapa cara untuk menemukan pasangan. Dikhususkan
untuk siluman kuda mereka mencari pasangan dengan cara berlari seperti kilat
dan jika ada yang menghentikan mereka. Bisa menjadi tuannya, tapi untuk
sekarang mungkin suami!” jadi ada hal aneh seperti itu untuk menentukan mereka
menikah dengan siapa, ah kenapa menjadi seribet ini, aku hanya ingin memenggal
kepala bommber itu.
“Membantalkannya,
ada cara untuk membantalkannya?” Virgo menggeram cukup lama kemudian dia
menghela nafas beberapa saat.
“Secara
teknik kau hanya perlu menolak tapi ini cukup sulit. Berkaitan dengan
kemunculan siluman kuda sebelum Revolusi industri, mereka masih menggunakan
sistem perbudakan. Mungkin jika kau tidak melakukan sesuatu dia akan membuat
dirimu menjadi tuannya! Ok usahkan jangan sampai terlibat, kau mengambil waktu
luangku pastikan kau membayarnya nanti… tut..tut…tut!!” Virgo mematikan
sambungnnya membuatku semakin menggeram kesal, seharusnya aku mengatakan
sesuatu tadi pagi sebelum menyadari semua ini.
“Ok
Kak Nir… Nir apa tadi?”
“Nimala, tuan!” ucapnya gugup
setelah aku mematikan telepon genggam.
“Jangan panggil aku tuan, kakak
bukan budakku dan aku adik kelas kakak!” Nimala mentapku dengan wajah
kebingungan, tapi wajah itu sungguh menggemaskan. Tidak – tidak ini pasti
karena aku tinggal di tempat militer dan hanya mengenal Sherry saja.
“Tuan tidak pernah protes dengan
panggilan sebelumnya!” itu karena aku tidak peduli dengan dia. Sekarang aku
harus menyelesaikan masalah ini sebelum bertambah parah, aku tidak mau terseret
ke dalam dunia para siluman setelah terseret dalam dunia Ras.
“Begini, aku menolak tradisi
kalian, tentang apa itu aku juga kurang paham, tapi tolong tinggal aku sendiri
dan dimana harga dirimu memanggil aku tuan!” Nimala berdehem kemudian dia
mengatur nafasnya.
“Jika ingin membatalkan kontrak,
tuan bisa memperkosa saya!” ok wajahnya terlihat seirus, tidak ada kilatan geli
dari matanya membuatku tidak mengerti jalan pikir siluman kuda ini. Bukannya
dia kembali lagi ke awal kami bicara.
“TING!!!!!!!!!!!!” suara bel
membuat perhatian kami berdua tersita, aku segera menghela nafas menatap kakak
kelas yang ada di depanku.
“Ok kak, pulang sekolah kita
bahas lagi!” dia terlihat setuju dengan ucapanku kemudian aku segera pergi
meinggalkannya bersama sorot mata orang – orang yang sudah menatapku dengan
wajah penasaran.
Aku melupakan situasi, ini
adalah taman sekolah pagi hari yang tentu saja dilewati mereka yang masuk dari
pintu belakang. Tapi aku tidak mengira mereka begitu peduli dengan urusan
semacam ini.
Saat aku berbelok ke arah
kelasku, aku sudah dikejutkan dengan dentuman suara keras tentu saja aku
langsung meloncat dan memastikan orang yang menggunakan gema suara ini. Di
dalam pelatihan Ras yang kujalani secara terpaksa. Gema suara di area terbuka
merupakan pertanda serang sihir.
“Swisss!!!” Sial, tepat di
atasku seorang pria mengarahkan pedangnya dengan senyum yang mengerikan. Itu
bukan serang terlihat seperti sebuah ancaman. Kemudian beberapa detik
berikutnya aku hanya kembali berpijak pada lantai dan menatap pria yang seolah
tidak melakukan seasuatu padaku.
Kejadian itu hanya berlangsung
selam 2 detik tentu saja walaupun ditempat ramai tidak ada yang bisa melihat
situasi yang kualami barusan. Bahkan pedang yang diperlihatkan tadi, tidak
terlihat lagi, apa ini semacam sihir menyembunyikan benda, tapi yang aku yakin
orang ini pasti mengancamku, jangan – jangan karena siluman kuda tadi.
“Hey?”
“Eh? Kau ternyata!”
“Bagaimana Kak Nimala cantik bukan,
aku heran kau kenal dimana. Dia itu seperti ratu di sekolah ini!” Rama
menjelaskan dengan wajah berbinar, tentu saja aku hanya menghela nafas pasrah.
“Oh begitu, aku tidak tertarik!”
balasku membuat Rama menggeram kesal, orang ini bahkan tidak tahu bagaimana aku
kesulitan dengan perempuan yang dia bilang ratu. Aku mencoba melangkah pergi
meninggal Rama yang terlihat sangat kesal.
“Tapi untuk orang seukuran kak
Nimala ini terlihat aneh, kak Nimala seperti gadis tidak tersentuh. Mencari
seseorang dan itu adik kelas seperti bukan dirinya!” langkahku terhenti saat
Rama mengatakan itu, pantas saja semua orang menatapku penuh minat. Pasti
perempuan itu sebabnya.
“Ram seperti apa dia?”
“Eh, bukannya kau yang tadi
bicara dengan Kak Nimala?”
“Dia hanya menanyakan tentang
kasus 2 minggu lalu!”
“Oh hanya itu, kukira semacam
pernyataan cinta atau sejenisnya.” Ucap Rama terlihat lega, apa dia selalu
mencari orang yang lebih tua darinya. Aku turut berduka dengan masa depanya,
pasti itu gelap gulita.
“Kak Nimala anak dari Fredian
Bardas, dia pengusaha besar yang melebarkan sayap ke IT tapi ada gossip yang
mengatakan keluarga mereka memiliki ritual yang aneh, tapi kurasa itu hanya
gossip dari cewek – cewek yang tidak suka padanya!” jadi sekarang aku harus
berhadapan dengan pengusaha itu agar anaknya bisa sedikit mengerti dengan apa
yang diucapkannya.
“Oh ok, aku duluan!” walaupun
terlihat kesal, Rama hanya mendesah mendengar ucapanku. Dia memang satu – satu
orang yang mengerti dengan sikapku.
Setelah duduk di kursiku, aku
kembali terdiam membayangkan orang yang tadi ingin menyerangku. Mungkin saja
dia juga siluman atau Ras, yang manapun sama saja mereka merasakan mana padaku
seperti mencium gula dari seekor semut. Belum lagi Nebula mangatakan manaku
juga besar.
“Pedang ya, untuk pertama
kalinya aku tahu mereka bisa menggunakan senjata seperti itu!”
“Maksudmu yang tadi?” itu adalah
suara orang yang memperlihatkan pedang padaku, dia tersenyum padaku seperti
melihat sebuah permainan.
“Kau?”
“Ya, teman sekelasmu!” ucapnya
kini melangkah ke depanku. Aku memang tidak memperhatikan orang yang berada
dikelas, pantas saja aku seolah mengenalnya.
“Fanda agatama! Aku pemburuan
siluman!” itu adalah ucapan santai dengan senyum lebar seolah tidak sedang
bercanda. Tentu saja yang lain mendengarnya seperti candaan membuat sebagian
dari mereka tertawa.
“Hey, gak usah tegak gitu! Kau
cuma bercanda!” ucapnya lagi membuatku hanya membalas dengan senyum yang
dipaksakan.
“Kidan orang yang serius, jadi
harap maklum Aga!” seorang perempuan yang kukenal beberapa bulan lalu
memberikan komentarnya kemudian kembali lagi pada buku yang ada di atas
mejanya, sial semuanya semakin rumit.
No comments:
Post a Comment