Title : Last Homo Sapiens
Genre : School, Psychological, Mystery,Thriller
Author : Liyando
Date :19-9-2015
Chapter: chapter 6
Genre : School, Psychological, Mystery,Thriller
Author : Liyando
Date :19-9-2015
Chapter: chapter 6
Seorang
gadis berdiri dari atap menatap ke arah kami, baju berlumuran darah dan
tanganya terlihat menggenggam sesuatu. Tapi tatapan matanya seakan mengisyaratkan
kerinduan yang mendalam.
“Dia…”
“Karakawa Mizima! RPM #5 aku tidak tahu orang seperti
itu bisa berada di sini!”
“Diakan teman se kamar Lelei!”
Yuki terlihat yakin membuatku
menatap ke arahnya, apa Lelei yang kukenal benar – benar menghilang.
“Gruaaahh!!!”
Suara para zombie yang mendekat
membuat kami langsung sadar diri dan bergegas masuk ke dalam mobil. Bebeda
dengan Karakawa yang masih menatap kami tanpa melakukan apapun.
“Ketua, gadis itu?”
“Tinggalkan saja dia, tidak ada
zombie yang bisa mendekatinya!”
Setelah mengatakan itu ketua
langsung menginjak gas dan seketika dari beberapa zombie mencoba melompat ke
arah kami tapi beberapa dari mereka hanya bisa terpental balik.
“Ketua tapi dia perempuan!”
Yuki terlihat cukup kesal dengan
ulah ketua yang meninggalkan seoroang gadis, bukannya ketua memberikan
penjelasan dia malah tersenyum sinis.
“Kalau kau mau, kau bisa
menolongnya!”
Hanya itu jawaban ketua yang membuat
semua yang mendengarnya hanya bisa diam termasuk juga aku. Ketua adalah orang
yang baik menurut Azuki jadi dia pasti memikirkan sesuatu untuk kami saat ini.
Orang yang berpura – pura menjadi
penjahat dan dapat mengontrol semua kekuatan RPM seperti menghilangkan sesuatu
saja. Seharusnya orang seperti dia dapat dengan mudah melenyapkan para PRM saat
ini.
Saat ini tersisa hanya tinggal 11
orang termasuk diriku, jika memungkin kami akan selamat tapi aku tidak tahu
tempat teraman untuk selamat saat ini, sepertinya rumah sakit Alexsan yang
menjadi pilihan utama kami hanya tinggal beberapa meter lagi sementara para
zombie sudah banyak berdatangan.
“Ryu,Ken,Din lakukan ledakan!”
Perintah ketua membuat ketiga orang
ini segera menembaki Zombie dengan kekuatan mereka. Kalau seperti ini terus
mungkin kami bisa selamat tapi aku yakin mereka mempunyai countdown beberapa
detik setelah penembakan pertama dengan elemental itu.
“Taku! Kalau aku mati apa kau bisa
menggantikan peranku?”
Suara ketua terdengar seperti bercanda tapi entah kenapa dia mengatakan
itu.
“Aku tidak bisa melakukan hal semacam itu, ketua yang berwenang di sini!”
“Sudah kuduga, kau mengecewakanku
saat ini!”
“Terima kasih atas jawabannya!”
Aku mendesah pelan, sepertinya ketua
berniat melakukan sesuatu saat ini tapi saat tiba –tbia kami berbelok di arah
pertigaan.
“DUAAR!!!”
Bis seakan bergoyang, sepertinya
salah satu ban yang mengalmi ledakan tadi, tapi ketua dengan cepat menginjak
rem lalu berhenti di salah satu pertokoan lagi.
“Tinggalkan semua barang, kita masuk
ke dalam toko itu!”
Semua orang yang mendengar perintah
ketua begegas masuk ke dalam toko yang berada di samping kanan mobil. Toko yang
terlihat tmapak baik – baik saja dan memiliki tangga di sisi kirinya.
“RPM sialan!”
Ketua berdecak kesal, dia orang
terakhir kali lari, saat dia turun dari bis entah kenapa badanya elong dan
terjatuh berlumuran darah.
“Cepat masuk sialan!”
Dia berteriak pada kami diiringi
suara tembakan yang bergema membuatku dan yang lain hanya bisa pasrah masuk ke
dalam pertokoan.
“Brengsek!”
Ketua merangkak pada bangunan toko
dan kami di dalam toko hanya bisa meperhatikan tanpa bergerak sedikitpun. Tidak
ada yang berani membatah ketua saat ini hingga dia berhasil masuk ke dalam
toko.
Ada sekitar 3 luka tembak di seluruh
tubuhnya, walaupun tidak berada di titik fatal luka it uterus mengeluarkan
darah.
“Biar aku yang lakukan!”
Perempuan yang memakai dasi kupu –
kupu ini mendekat, aku yakin dia orang yang ketakutan seperti Azuki waktu kami
lari dari sekolah. Gadis ini mengeluarkan tas pinggannya dan mengambil gunting serta
peralatan lain.
“Aku akan segera melihat situasi”
Asiana berucap kemudian pergi dari
kerumanan kami dan segera melihat sekeliling bangunan bersama dua orang RPM
lainnya.
“Kau tidak apa – apa?”
“Ini hanya luka kecil!”
“Ketua jangan paksakan dirimu!”
Ketua hanya diam mendengar
pernyataan dari Gadis yang dari tadi sibuk mengeluarkan peluru dari dalam tubuh
ketua serta membalut lukannya dengan perban panjang yang ada di dalam
kantongnya.
“Kau anak MJ?”
“MJ?”
“Medical Junior!”
Yuki terlihat tertarik dengan apa
yang dilihatnya, tapi sepertinya dia tidak begitu suka melihat wajah ketua.
“Ada yang lucu Daichi-san?”
“Tidak ada ketua, hanya melhiatmu
bertapa tidak berdaya sekarang membuatku sedikit merasa tenang!”
“Pujian yang sangat bagus!”
“Ketua buka bajumu!”
“Eeeh?”
“Lukanya ada diperutmu!”
“Tidak perlu aku akan
membersihkannya sendiri!”
Semua orang menatap enggan dengan
pernyataan ketua mereka terlihat sedikit khawatir, aku menghela nafas pasrah
dan langsung melepas baju ketua.
“Ketua?”
“Itu?”
No comments:
Post a Comment