blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Friday, 18 September 2015

Last Homo Sapiens chapter 6

 Title    : Last Homo Sapiens
Genre  : School, Psychological, Mystery,Thriller
Author : Liyando 
Date      :19-9-2015
Chapter: chapter 6

          

Seorang gadis berdiri dari atap menatap ke arah kami, baju berlumuran darah dan tanganya terlihat menggenggam sesuatu. Tapi tatapan matanya seakan mengisyaratkan kerinduan yang mendalam.

            “Dia…”

            “Karakawa  Mizima! RPM #5 aku tidak tahu orang seperti itu bisa berada di sini!”

            “Diakan teman se kamar Lelei!”

            Yuki terlihat yakin membuatku menatap ke arahnya, apa Lelei yang kukenal benar – benar menghilang.

            “Gruaaahh!!!”

            Suara para zombie yang mendekat membuat kami langsung sadar diri dan bergegas masuk ke dalam mobil. Bebeda dengan Karakawa yang masih menatap kami tanpa melakukan apapun.

            “Ketua, gadis itu?”

            “Tinggalkan saja dia, tidak ada zombie yang bisa mendekatinya!”

            Setelah mengatakan itu ketua langsung menginjak gas dan seketika dari beberapa zombie mencoba melompat ke arah kami tapi beberapa dari mereka hanya bisa terpental balik.

            “Ketua tapi dia perempuan!”

            Yuki terlihat cukup kesal dengan ulah ketua yang meninggalkan seoroang gadis, bukannya ketua memberikan penjelasan dia malah tersenyum sinis.

            “Kalau kau mau, kau bisa menolongnya!”

            Hanya itu jawaban ketua yang membuat semua yang mendengarnya hanya bisa diam termasuk juga aku. Ketua adalah orang yang baik menurut Azuki jadi dia pasti memikirkan sesuatu untuk kami saat ini.

            Orang yang berpura – pura menjadi penjahat dan dapat mengontrol semua kekuatan RPM seperti menghilangkan sesuatu saja. Seharusnya orang seperti dia dapat dengan mudah melenyapkan para PRM saat ini.

            Saat ini tersisa hanya tinggal 11 orang termasuk diriku, jika memungkin kami akan selamat tapi aku tidak tahu tempat teraman untuk selamat saat ini, sepertinya rumah sakit Alexsan yang menjadi pilihan utama kami hanya tinggal beberapa meter lagi sementara para zombie sudah banyak berdatangan.

            “Ryu,Ken,Din lakukan ledakan!”

            Perintah ketua membuat ketiga orang ini segera menembaki Zombie dengan kekuatan mereka. Kalau seperti ini terus mungkin kami bisa selamat tapi aku yakin mereka mempunyai countdown beberapa detik setelah penembakan pertama dengan elemental itu.

            “Taku! Kalau aku mati apa kau bisa menggantikan peranku?”

Suara ketua terdengar seperti bercanda tapi entah kenapa dia mengatakan itu.
           
“Aku tidak bisa melakukan hal semacam itu, ketua yang berwenang di sini!”

            “Sudah kuduga, kau mengecewakanku saat ini!”

            “Terima kasih atas jawabannya!”

            Aku mendesah pelan, sepertinya ketua berniat melakukan sesuatu saat ini tapi saat tiba –tbia kami berbelok di arah pertigaan.

            “DUAAR!!!”

            Bis seakan bergoyang, sepertinya salah satu ban yang mengalmi ledakan tadi, tapi ketua dengan cepat menginjak rem lalu berhenti di salah satu pertokoan lagi.

            “Tinggalkan semua barang, kita masuk ke dalam toko itu!”

            Semua orang yang mendengar perintah ketua begegas masuk ke dalam toko yang berada di samping kanan mobil. Toko yang terlihat tmapak baik – baik saja dan memiliki tangga di sisi kirinya.

            “RPM sialan!”

            Ketua berdecak kesal, dia orang terakhir kali lari, saat dia turun dari bis entah kenapa badanya elong dan terjatuh berlumuran darah.

            “Cepat masuk sialan!”

            Dia berteriak pada kami diiringi suara tembakan yang bergema membuatku dan yang lain hanya bisa pasrah masuk ke dalam pertokoan.

            “Brengsek!”

            Ketua merangkak pada bangunan toko dan kami di dalam toko hanya bisa meperhatikan tanpa bergerak sedikitpun. Tidak ada yang berani membatah ketua saat ini hingga dia berhasil masuk ke dalam toko.

            Ada sekitar 3 luka tembak di seluruh tubuhnya, walaupun tidak berada di titik fatal luka it uterus mengeluarkan darah.

            “Biar aku yang lakukan!”

            Perempuan yang memakai dasi kupu – kupu ini mendekat, aku yakin dia orang yang ketakutan seperti Azuki waktu kami lari dari sekolah. Gadis ini mengeluarkan tas pinggannya dan mengambil gunting serta peralatan lain.

            “Aku akan segera melihat situasi”

            Asiana berucap kemudian pergi dari kerumanan kami dan segera melihat sekeliling bangunan bersama dua orang RPM lainnya.

            “Kau tidak apa – apa?”

            “Ini hanya luka kecil!”

            “Ketua jangan paksakan dirimu!”

            Ketua hanya diam mendengar pernyataan dari Gadis yang dari tadi sibuk mengeluarkan peluru dari dalam tubuh ketua serta membalut lukannya dengan perban panjang yang ada di dalam kantongnya.

            “Kau anak MJ?”

            “MJ?”

            “Medical Junior!”

            Yuki terlihat tertarik dengan apa yang dilihatnya, tapi sepertinya dia tidak begitu suka melihat wajah ketua.

            “Ada yang lucu Daichi-san?”

            “Tidak ada ketua, hanya melhiatmu bertapa tidak berdaya sekarang membuatku sedikit merasa tenang!”

            “Pujian yang sangat bagus!”

            “Ketua buka bajumu!”

            “Eeeh?”

            “Lukanya ada diperutmu!”

            “Tidak perlu aku akan membersihkannya sendiri!”

            Semua orang menatap enggan dengan pernyataan ketua mereka terlihat sedikit khawatir, aku menghela nafas pasrah dan langsung melepas baju ketua.

            “Ketua?”

            “Itu?”

No comments:

Post a Comment