blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Friday 18 September 2015

Last Bab 4 Menaiki Panggung



Title    : Last
Genre  : School, Humor, Family
Author : Hittori Yudo
Chapter: 04

Menaiki Panggung
Ada beberapa situasi dimana kamu tidak ingin itu terjadi pada dirimu, kalau kamu tahu situasi itu akan terjadi ? apa yang akan kamu lakukan? Lari? Atau hadapi? Yang manapun, pasti memiliki konseukensi tertentu bukannya semua pilihan memiliki caranya masing – masing
.
“Mesum?” Aliya mengulang perkataan Rika, tentu saja sekarang dia menatapku dengan penuh kebingungan.

“Itu hanya panggilanku padanya, kamu lihatkan dia selalu menatap kebawah seperti pemerkosa yang selalu takut ketahuan!” Rika berkata dengan harapan menjelaskan permasalahan. Tapi itu semakin memperburuk situasiku di hadapan Aliya.

“Ooh!!” setelah kata – kata itu keluar dari mulut Aliya. Dia mundur beberapa langkah dengan harapan yang bisa terbaca jelas dari matanya “Jangan mendekatiku” oh sial inilah gambaran pecudang kelas atas saat ini.

“Kamu puas!” ucapku kesal, Rika menatapku seperti tatapan orang tidak berdosa. Aku sangat benci dengan tatapan ini. Dia seperti tidak tahu apa yang diperbuatnya bisa membuat hubungan yang kubangun selama ini akan rusak dalam hitungan detik.

“Sudahlah ada aku disini!” ucapnya dengan senyum bercanda, aku mulai mengutuk diriku dengan pertemuannya. Ini  seperti kesialan datang silih berganti tanpa tahu hari minggu. Dimana dewi keberuntungan berada, aku sudah terpojok dalam kesialan.

“Seharusnya kamu cari orang yang pantas saja!” ucapnya beberapa detik kemudian. Aku menatapnya dengan tatapan kesal, sekali lagi dia tersenyum dengan wajah tanpa dosa.

“Maksudmu apa? Aku muak mendengar ucapan konyolmu itu!” Kepalaku sudah mulai terasa sakit menanggapi perilaku perempuan yang ada dihadapanku ini, aku tidak mengerti jalan pikirannya ini. Entah kenapa ada beberapa hal yang membuatnya bisa tertarik padaku.

“Aku suka padamu dan apa itu tidak cukup untuk berpaling melihatku!” kali ini Rika membuat ucapan yang membuat Aliya kembali untuk mendengar dengan wajah yang penasaran.

“Kamu bercandakan? Itu tidak lucu!” semua orang mulai berkumpul disekeliling kami dengan pandangan penasaran, bahkan ada yang siap dengan kameranya.

Setelah kewaspadaanku berkurang, Rika segera memberikan kecupaan dipipiku ini membuatku langsung melotot. Ini bahkan hal memalukan yang pernah kurasakan selama ini, paling memalukan seumur hidupku.

“Itu adalah tanda Cintaku padamu kamu tahu kan?” aku melotot tajam membuat semua orang yang berada disekelilingku juga melihat dengan tatapan itu.
“Plaaaak!!” aku memukulnya, baru pertama kali aku memukul seorang perempuan, aku marah? Aku yakin aku juga sedikit senang tapi ini sangat memalukan!

“Hey, kau memukul perempuan Bung?” salah satu dari siswa  kini lebih mendekat ke arahku dengan pandangan ingin berkelahi.

“Apa masalahmu tuan pahlawan?” ya seharusnya aku melakukan apa yang mereka gossipkan. Maafkan aku kak Nia, aku tidak bisa melakukan apa yang kakak mau, tapi setidaknya semua akan lebih jelas.

“Brengsek!” dia seperti panas mendengar ucapanku segera mengepalkan tijunya, tapi sebelum tinju itu melesat.

“PLAKKK…PLAAAKK!!” Rika tersenyum setelah menampar dua kali pipi kanaku dengan senyum di wajahnya.

“Maafkan aku, seharusnya kita melakukannya berdua.” Pelukan Rika yang hangat membuat semua orang menjadi salah paham, Fine perempuan ini benar – benar membuatku kesal.

“Nona, kau memukulnya tadi?” Aliya berkata dengan wajah ragu, tapi Rika melihatnya dengan tatapan aneh.

“Bukannya wajar seorang di pukul karena melakukan tindakan yang salah, lagian di tidak membuatku sakit, jarinya di tekuk begini dan…”

“PLAAKKK…” suara pipi Aliya dipukul oleh Rika membuat semua orang kebingungan.

“Tidak sakitkan, Andi hanya mencoba membuatku dikasihani disini mungkin tujuannya baik tapi aku tidak suka diperlakukan seperti itu. Diperhatikan dengan cara begitu membuatku malu, apalagi dia mengorbankan dirinya menjadi tokoh antagonis.” Semua orang mengangguk paham, mereka menatapku dengan pandang ramah kemudiannya. Perempuan ini, apa yang ada di dalam kepalanya itu.

“Maaf, aku salah sangka denganmu bung!” siswa tadi yang kutahu bernama Rio kini mengajakku berjabat tangan, aku hanya menjabat tangannya dengan wajah yang sedikit enggan.

“Aku tidak tahu, kau membuat dirimu seperti itu. Tapi kalau melihat lagi, aku mungkin bisa salah paham.” Aku hanya mengangguk mendengar ucapnya. Walaupun masih terasa rishi di gandeng Rika, aku merasa cukup baik sekarang.

“Semuanya bisa duduk?” sekarang wali kelass kami datang, aku segera menuju kursiku sementara Rika kini berjalan ke depan kelas.

“Ayo perkenalkan siapa namamu?” Wali kelas ini berseru lembut pada Rika kemudian dia menatap seluruh kelas.

“Perkenalkan namaku Rika, aku baru pindah dari Jerman. Tubuhku tinggi dan kulitku putih, hah kalian bisa liat itu kan, hehehe!” suara kelas yang tadinya canggung berubah menjadi ramai karena Rika yang terlihat bercanda.

Seperti sebuah drama kecil dia mendorongku perlahan untuk masuk ke dalam dunianya, perempuan ini adalah bagian dari dunia lain yang selalu mendapat perhatian tulus dan berbicara dengan hatinya, tokoh sialan yang kubenci dan heroin yang paling kubunuh dalam tulisan.

No comments:

Post a Comment