blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Friday, 28 August 2015

Spirals: Chain of (Extra) Ordinary Stories Review

            Kali ini saya baca Spiral dari arief  Rachaman- sensei, kesan pertama pada chapter pembuka ini Indonesia banget kawan. Kita bisa menebak hiruk pikuk kota Jakarta yang semakin padat, bahkan kota itu sudah nampung jutaan orang dan mendirikan banyak gedung besar. Jadi hal semacam macet dan lain – lain sangat bisa dibayangkanlah sebagai pembaca.

            Gaya ceritanya bagi saya cukup baru, tentang seorang pemuda yang beberapa kali terjebak dalam hal superanatural. Pemuda itu seakan kembali ke masa lalunya dan membuat saya bertanya – tanya apakah dia benar – benar kembali. Apa cerita ini bentuk dari kisah nyata atau sekedar fantasi saja.

            Seperti membaca novel Horor kali akan merasa kejadian dalam cerita itu benar- benar terjadi dalam kehidupan nyata. Tapi sayang, cerita ini hanya bentuk one-shoot saja, bukan sebuah cerita yang bersambung membuat saya sedikit kecewa. Tentu saja kalau kalian adalah pembaca aktif kali akan merasa banyak cerita mempunyai potensi yang banyak untuk berkembang dan saat cerita itu berakhir atau bersambung di situ kita akan merasakan kekecewaan walaupun endingnya terlihat bagus.

            Terlepas dari semua itu cerita ini terasa membuat kita bisa berpikir ulang bahwa fenomena mistis bisa terjadi oleh siapa saja dan kapan saja. Kita memang hidup dalam dimensi berbeda dengan mereka tapi ada kalanya dimensi kita menipis dan kita bisa melihat mereka.

            Belum banyak sih yang menggunakan gaya cerita seperti ini di dalam grup kepenulisan dan terkesan jarang. Itu adalah gaya yang melibatkan banyak monolog dengan tambahan sedikit narasi. Sudut pandang yang diambil adalah orang pertama yang membuat kita bisa melihat cara pandang karakter utama dalam cerita – cerita yang berbeda.

            Kalau membicarakan kekurangan mungkin karena tipe cerita one-shoot tadi saya juga merasa lebih baik menyeimbangkan antara dialog,narasi, dan monolog. Walaupun itu akan terlihat baik ketika salah satu menonjol tapi jika ingin mendapat pembaca yang cukup banyak tidak ada salahnya kan. Karena dalam sastra tidak ada nilai benar dan salah, mungkin yang ada uma typo dan EYD, sisanya ya terserah anda.

            Cerita ini layak untuk di baca dan bisa menjadi renungan kalian kalau latar cerita bukan menjadi masalah untuk membuat cerita lebiih menarik. Entah itu luar negeri atau dalam negeri selalu terdapat keunikan yang bisa kalian angkat. Kesannya kaya bawa seminar, tapi tidak apalah itu Review kali saya merasa cukup puas dengan apa yang saya, ini menarik itulah kesan saya saat ini.

Cek disini >> Link

No comments:

Post a Comment