blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Wednesday, 26 August 2015

Journal life Review

             Sebuah prolog adalah lambang dari pembuka yang baik, dan saat membaca Journal life saya terdiam, mengerjap mata beberapa kali memastikan setiap baris memang tersusun dengan baik dan itu memang benar bukan karena mataku yang sakit karena tidak istirahat tapi memang tiap paragrap cukup panjang bukan terdiri dari 3 atau 4 baris tapi lebih dari 5 baris.

            Seperti analogi tanpa batas seorang penulis dengan nama pena Headphoner-sensei mengatar cerita ini pada titik balik hidup di awal prolog, strategi  lama diciptakan memberikan alasan pada karakter utama untuk terus hidup dimana dia sudah tidak memiliki alasan lagi untuk hidup.

            Tidak seperti prolog yang membuat saya terkejut dengan paragrap super panjang, chapter pertama di mulai dengan cara yang biasa. Gaya penulis LN yang sering terapkan mencampurkan dialog dengan sedikit penjelasan ringan sepertinya menjadi pilihan utama sang creator membungkus ceritanya. Tapi jangan terkejut jika satu chapter itu sangat panjang, kurang lebih sekitar empat ribu kata.

            Banyak kata – kata yang seharusnya mencantumkan catatan kecil karena jarang di pahami pembaca, biasanya itu berada di bawah tapi penulis tidak mencantumkannya. Pilihan lainnya,  dijelaskan dengan cara tersirat, sepertinya penulis ini hobi mencampurkan banyak cara dalam hal menulis.

            Membaca Journal life akan membuatmu sadar dengan satu dunia yang sering kamu abaikan, dunia kedokteran adalah dunia yang sangat jarang diceritakan, walaupun kebanyakan drama dan novel mengangkat tema tentang kedokteran. Biasanya hanya sebagian kecil saja yang dimuat, sisanya yang seharusnya menjadi makanan penutup malah menjadi makanan utama. Yang saya maksud makanan penutup tadi adalah hubungan dari para tokoh utama.

            Journal life diangkat dengan cara menitik beratkan pada hal dibidang kedokteran, memikirkan berapa banyak riset yang harus di lakukan untuk membuat cerita dengan latar kedokteran membuat saya menyadari kalau cerita ini memiliki suatu yang unik.

            Di balik semua hal yang terlihat saya merasa penyampaian cerita terlalu berbasa – basi atau memang karena mengikuti beberapa LN yang sukses, saya juga kurang paham, basa – basi yang saya maksud adalah beberapa hal yang tidak begitu penting untuk diceritakan dan tidak berhubungan langsung dengan jalan cerita enth itu hanya bumbu saja atau sesuatu yang lain.

Cek di FB >> Link

3 comments: