blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Thursday 5 February 2015

Gadis Dari London Chapter 7


BAB VII : PERTENTANGAN

Pagi ini hari terburuk dari yang terburuk. Riki berjalan dengan langkah was –was di setiap sudut sekolah. Walaupun sudah menunjukan jam 7 kurang wajah Rika belum juga nampak saat ini membuatnya yakin kalau dia dalam maslah besar. Apalagi melihat tidak ada satu smspun setelah itu, itu membuatnya semakin takut.

            “Rika?” kekhawatiran Riki memuncak dia melihat Rika berjalan dengan pandang lesu yang hampir membuatnya kalang kabut saat ini.

            “Pagi Riki!” hanya itu respon Rika kemudian berjalan pergi meniggalkan Riki dengan wajah yang masih lesu.

            “Rika kamu sakit?” wajah takut Riki berubah menjadi panik, tidak ada ketakutan yang tadi mencekam telah menghilang sepenuhnya.

            “Jangan pedulikan aku, aku hanya batu kerikil yang tak berguna!” ucap Rika dengan pandangan yang membuat Riki iba.

            “Yah kerikil yang di biarkan lama – kelamaan akan membuat kita tersandung. Benarkan sayang…” kini Ria sudah berdiri di samping Riki. Riki hanya memadang Ria frustasi, biarpun kata – katanya terkesan meyakinkan tapi wajah yang tanpa eksperesi dan suara datar membuat Riki hanya menghela nafas.
            “Aku hanya batu kerikil, Aku hanya batu kerikil!” Rika terus mengulang –ngulang kalimat itu hingga masuk ke dalam kelas.

            “Wah, efeknya hebat banget ya…” Ria datang berada di samping Riki dengan pandangan biasa walaupun kata – katanya terkesan mengejek tapi tidak sesuai dengan eksperesi wajahnya saat ini.
            “Ria ini salahmu, kamu harus tanggung jawab!” Riki berteriak dengan wajah memerah karena kesal. Sementara Ria balik menatap Riki seolah hal yang di bicarakannya tidak begitu penting.

            “Dia yang membuatku harus mengeluarkan seluruh kekuatan untuk mengejeknya..” Riki terdiam karena tidak mengerti maksud dari kata – kata Ria.

            “Maskudmu apa?” ucap Riki kebingungan, Ria kembali menghela nafas pelan.

            “Dia yang membuatku harus mengeluarkan seluruh kekuatan untuk mengejeknya...” Riki mengusap kepalanya lalu memandang Ria dengan wajah kebingungan.
           
            “Dengar ya Ria, seluruh kekuatan itu terlihat bersemangat!” Ria menunduk sebentar seolah meresapi kata – kata dari Riki.
           
            “Aku bersemangat…” ucap Ria mengacungkan tangannya tinggi.
           
            “Dari mananya, kenapa semua kata – katamu bertentang dengan ekspersimu ?” ucap Riki menghela nafas frustasi.

            “Aku tidak mengerti yang kamu katakan, Riki ?” Riki memberi aba – aba stop di hadapan Ria.
            “Sudah kepalaku agak pusing!” ucap Riki membuat Ria segera mengangangguk.

4 comments: