blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Thursday 15 January 2015

Makes She Fall in Love chapter 9

Title    : Makes She Fall in Love
Genre  :School, Psychological, Romance
Author : Liyando 
Chapter: Misi 9 Rencana Fino

            “Aku pulang!” saat langkahkku memasuki ruang tamu aku melihat Fino sedang asik berbicara dengan Ibu. Fino memakai Almameter biru dengan logo Rajawali, rambutnya dipotong tipis serta celanannya berwarna putih.

            “Tuh Juannya sudah datang, ibu kembali dulu ya!”

            Kata – kata Ibu tadi mengengakhir obrolan ringan mereka, aku berjalan ke arah  Fino dan duduk di depannya.

            “Jadi sudah ingat aku kan!”

            “Hmmm…”

            “Kamu masih dingin seperti biasa!”

            Senyumnya ringan, Fino kemudian menaikan satu kaki kanannya ke atas kaki kirinya. Tangannya berpangku pada dagu dan mulai menatapku.

            “Itu menganggu, berhentilah melakukan itu!”

            “Hahaha!”

            Fino tertawa renyah, aku tidak mengerti apa tujuan laki – laki ini ke sini, tapi setelah tidak bertemu malam itu aku masih tidak bisa mengingat dengan jelas karakter Fino.

            “Hey aku bisa minta tolong?”

            “Untuk?”

            Kataku bingung Fino Nampak berpikir keras sangat berbeda dengan Fino yang tadi, aku yang sudah mulai pusing hanya mengambil teh yang ada di hadapanku, mungkin ibu sudah mempersiapkannya tadi.

            “Slurrpp!!”

            Ahh teh buatan ibu memang nikmat, bahkan earl greynya terasa banget, pasti ibu menedunya di suhu yang tepat.

            “Berpacaranlah dengan Rianti!”

            “Brusshhhh”

            Aku tepat menyiburkan teh yang dimulutku ke wajah Fino. Fino menataku kesal dengan wajah yang sudah berlumuran teh. Dia mengambil tisu yang ada di dalam tasnya kemudian melap wajahnya.

            “Seperti biasa kamu masish saja jorok!”

            “Kamu yang mengatakan hal bodoh sepperti itu, maafkan aku. Aku akan mencari handuk!”

            Aku segera berlari pergi meninggalkan Fino ke dapur, mencari handuk yang ada di dalam lemari di ujung lorong. Saat aku membuka lemari kecil yang memang dii sediakan ibu untuk menyimpan handuk – handuk. Aku melihat handuk berwarna pink. Dengan senyum mengejek aku mengambi handuk pink itu lalu pergi kembali ke ruang tamu.

            “Ini!”

            “Kau mengejekku!”

            “Hanya ada ini!”

            Fino hanya mendengus tajam kemudian mengambil handuk itu, aku kembalai duduk di hadapannya.

            “Terus kenapa aku harus melakukan itu!”

            “Rianti adalah gadis yang baik dan lembut mungkin dia berbeda dengan Ika tapi aku yakin dia cukup baik untuk jadi pacarmu!”

            Aku menelus kepalaku yang terasa sakit saat Fino mengatakan hal bodoh seperti tadi. Bagaimana mungkin dia mengatakan itu, apa dia tidak tahu berurusan dengan satu wanita saja rasanya sangat melelahkan apalagi menambah banyak wanita.

            “Enggak!!”

            “Apa karena Ika?”

            “Bukan! Aku benci dengan wanita!”

            “Lalu malam itu?”

            Aku terdiam, Fino benar aku berjalan ke festival dengan Rika tapi tidak mungkin aku mengatakan untuk menaklukan Rika makannya aku berjalan dengannya malam itu.

            “Aku tik bisa alasannya yang terpenting aku tidak mau menambah beban yang lebih berat.”

            Fino terdiam sebentar, eksperesi mimiknya tiba –tiba berubah sedih, aku benci mengatakannya dia terlihat menyedihkan.

            “Bukannya kamu lebih baik!”

            Fino terdiam dia menatapku seolah tatapan itu mengatakan aku bodoh.

            “Kami kembar, tidak mungkin itu terjadi!”

            Aku terdiam kemudian membesarkan pupilku untuk bisa melihat Fino dengan jelas, yah bisa kubilang aku melihat sosok Rianti jika Fino memiliki rambut yang cukup panjang.

            “Maaf aku tidak  tahu!”

            “Tentu saja, karena kecelakan itu kamu jadi kurang mengingat kami!”

            “Kecelakan?”

            “Iya sewaktu kamu TK, kamu kan tertabrak Bis dengan Ika kami semua terkejut Ika memang tidak apa – apa tapi kamu koma hampir seminggu karena pendarahan di otak!”

            “Eeh, aku tidak dengar cerita ini!”

            “Tentu saja, mana ada yang mau dengar cerita mengerikan seperti itu. Ika aja terpukul telak!”

            “Lalu bagaiamana ingatanku tentang Rika yang membuat emosiku teguncang, bukannya Rika penyebab aku kehilangan ingatanku!”

            “Kamu bodoh ya, Ika sangat sangat padamu tapi mungkin karena itu dia jadi membeci sebagian dirinya!”

            Aku terdiam, tentu saja aku setengah tidak percaya tadi pagi Juan dan Rika berkomplot mengerjaiku dan aku merasa ketakutan seolah Rika hanya mimpi tapi sekarang kenapa terdengar lain lagi. Apa Fino termasuk dalam rencana Rika.

            “Apa kamu bekerjasama dengan Rika untuk menipuku lagi?”

            “Hah? Buat apa. Aku aja belum ketemu Rika!”

            “Tapi ceritamu tadi bikin aku tambah bingung yang aku ingat Rika seperti psikopat dulunya! Dan sekarang dia sama seperti dulu!”

            “Yang benar?”

            “Iya!”

            Fino terdiam sebentar mendengar apa yang kukatakan dia memejamkan matanya seolah berpikir sesuatu.

            “Aku tidak tahu tujuan Ika tapi kurasa dia ingin kau membencinya!”

            Mendengar kata – kata Fino, aku jadi teringat dengan Ayah Rika yang mengatakan lukisasn itu adalah lukisan terakhir anaknnya. Apa maksud ayah Rika itu lukisan Rika sebelum dia berubah menjadi Rika yang sekarang.

            “Hey Juan!! Apa rohmu masih ada?”

            “Tentu saja bodoh! Oh iya maksudmu jodohkan aku dengan Rianti apa?”

            “Tentu saja untuk kebaikanmu, sebagai seorang teman aku juga menginginkan yang terbaik untukmu dan sebagai seorang saudara aku juga mengingkan yang terbaik untuk saudaraku.”

            Senyum keyakinan yang dimiliki Fino dan kata – kata seolah menyembunyikan sesuatu membuatku yakin ada sesuatu yang terjadi antara dia dan Rianti.

            “Apa Rinati memiliki orang yang dia suka?”

            “Aku tidak tahu! Dan kau lebih cocok bersamanya, kau tidak punya rasa jugakan dengan Ika!”

            Aku terdiam tentu saja aku tidak akan pernah suka dengan Gadis seperti Rika yang tiba –tiba membuat semua hariku berantakan.

            “Tidak!”

            “Bagus, jadi mulai besok aku akan membuat rencana untukmu dan Rianti!”

            “Hey aku belum setuju dengan hal ini!”

            “Ok Juan nanti aku telepon aku pamit dulu ya!”

            Fino tidak menghiraukan kata – kataku dia berlari keluar setelah melempar handuk pink ke arahku. Kenapa bajingan itu berlaku seenak hatinya. Dan aku harus tahu kenapa Rika berubah jadi orang lain.

No comments:

Post a Comment