blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Monday 2 February 2015

Makes She Fall in Love chapter 10

Title    : Makes She Fall in Love
Genre  :School, Psychological, Romance
Author : Liyando 
Chapter: Misi 10 mengobrol dengan Rianti
            Beryukurlah kepada Fino bodoh atas semua rencananya sekarang aku duduk berhadapan dengan Rianti. Setidaknya dari semua orang yang aku tahu kenapa aku harus mengikuti sarannya dan atas semua rencana busuknya aku tidak tahu apa yang harus kulakukan sekarang.

            “Saya Lemon tea, kalau kamu Jun?”

            Rianti tersenyum menawariku, oh senyumnya sungguh manis ini lah di sebut perempuan anggun sopan dan lembut.

            “Jun?”

            “Ahhh, aku milk coffee..”

            “Satu Lemon tea dan dan satu Milk Coffee, terima kasih atas permintaan anda mohon tunggu sebentar!”

            Setelah pegawai dengan setelen merah jingga pergi, kini Rianti mengarahkan pandangnya padaku. Mata bulat gadis itu bahkan terlihat polos, inilah seorang gadis bukan malu – malu kucing seperti Rika dan Posesive seperti Erika. Rianti lebih terkesan terbuka.

            “Jadi kenapa aku disini?”

            “Ahh..”

            Rianti tampak gugup kemudian mengelus tengkunya dengan telunjuk, eksperesi kebingungannya malah membuatku semakin gugup.

            “Fino tidak bilang sesuatu?”

            “Tidak, dia hanya bilang membuat rencana untukku!”

            “Dasar Fino, sekarang aku bingung harus ngomong dari mana.”

            Rianti menghela nafas dalam – dalam, kemudian dia mulai menatapku seolah ingin mengatakan sesuatu, bibibrnya yang berwarna merah delima seakan naik turun seperti berusaha menangkap udara di sekitarnya. Apa aku sebegitu menakutkan itu.

            “Berpancaranlah denganku!”

            “Tidak!”

            Aah, sudah kuduga dua orang bodoh ini sedang melakukan apa sih, kenpa mereka berdua jadi seperti ini.

            “Kenapa?”

            Wajah Rianti memelas, terlihat bulir – bulir air matanya seakan ingin jatuh dan itu adalah bagian terburuk jika dia mulai menangis.

            “Erika akan membunuhmu dan Rika bisa berlaku lebih buruk dari itu!”

            “Tapi ini permintaan Rika…”

            “Ahh, seharusnya aku sudah menduga semuanya. Apa Fino juga ikut dalam bagian dari rencana ini?”

            “Dia tidak mau ikut kalau tahu! Apakah aku begitu buruk sampai – sampai kamu tidak menerimaku!”

            “Bukan itu maksudku, maksudnya bagaiamana ya, oh iya jika ada seseorang yang menyuruhmu melakukan sesuatu yang tidak kamu sukai bukannya itu akan terasa aneh.”

            Rianti terdiam sebentar, setelah itu datang pelayan tadi membawakan pesanan kami, aku hanya melihat pelayan itu pergi tanpa berani mencuri pandang ke arah Rianti.

            “Kamu tahu, saat aku dimintai tolong oleh Rika aku merasa dia menjadi dirinya yang dulu dan tanpa sadar aku menyetujuinya.”

            “Tuh kan, melakukan hal yang tidak disukai akan terasa aneh kan!”

            “Tapi demi Rika apapun akan kulakuakan!”

            Ada apa dengan kepala gadis ini apa Rika baru saja menggunakan teknik hipnotis untuk membuatnya menjadi seperti ini.

            “Enggak, sebenarnya alasan yang paling mendasar karena aku tidak mempunyai rasa padamu!”

            “Tapi aku..”

            “Baiklah apa yang terjadi jika dalam listrik satu kabel tidak terpasang?”

            Rianti terdiam saat aku memotong pembicarannya, dia menatapku sebentar kemudian menghela nafas panjang.

            “Listrik tidak akan berjalan!”

            “Benar, sama seperti kehidupan jika salah satu bagian tidak setuju makan kehidupan tidak akan pernah berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan!”

            Aku meminum Coffeku saat Rinati masih terdiam kemudian meninggalkan beberapa uang di atas meja lalu pergi meninggalkan Rianti yang sepertinya sedang berpikir keras.

            “Menolak gadis yang manis, aku jadi berpikir apa kamu tidak menyukai gadis?”

            Suara Rika yang berada di samping pintu café membuatku sedikit terkejut, wajahnya masih sama terlihat angkuh dan sombong.

            “Bisakah kamu berhenti ?”

            “Berhenti?”

            Rika Nampak bingung dengan ucapanku, aku maju beberapa langkah menutup jarak diantara kami.

            “Berhenti menjadi orang lain!”

            “Karena Rika yang kukenal tidak seperti ini!”

No comments:

Post a Comment