Title : Makes She
Fall in Love
Genre :School, Psychological, Romance
Author : Liyando
Chapter: Misi 7 Mencari Tahu
Panik.
Tentu saja aku merasa panik, hampir tidak percaya aku mengalami trauma masa
kecil saat bersama Rika adalah hal yang membuatku gusar. Bagaimana mungkin
gadis psikopat yang hampir membunuh teman TKnya bisa berubah menjadi gadis
sombong seolah tidak tersentuh.
Semua
ini bahkan membuatku pusing, apa yang terjadi dengan semua hal rumit ini.
Bahkan setelah mengantar Rika pulang aku hanya menatap kosong pintu kamar
dengan wajah terduduk lesu dari beberapa jam lalu.
Aku
berpikir selama ini Rika telah merencanakan semuanya. Bahkan dari mulai hal
kecil seperti pura – pura tersipu dan banyak hal lainnya. Dari dulu Rika
mungkin sering berkoar ‘ ju milikku’ tapi hal itu adalah keegoisannya saja.
Aku
harus berpikir bagaimana membuat Rika itu jatuh cinta tentu saja dengan memakai
semua cara yang ada, kalau dipikir – pikir membuatnya terkesan beberapa hari
ini hanya seperti bualan saja. Aku perlu
cara yang cukup untuk membuatnya terkesan.
“Aku
pusing!!”
Beberapa
kali aku bergulinng – guling di atas ranjang tapi aku tidak bisa menemukan
sesuatu yang membuat Rika lemah, kekurang pengetahuanku membuatku sadar, dulu
aku tidak terlalu peduli dengan orang – orang di sekitarku dan mungkin juga
sekarang aku juga begitu.
Saat
mengarahkan pandanganku kearah yang berlawanan dari pintu aku melihat sebuah
lukisan yang aku sudah tidak ingat sejak kapan itu menempel. Lukisan
pemandangan sawah dengan awan yang biru membuatku sadar akan sesuatu.
“Ju
aku mau jadi pelukis!”
“Oh,
lalu!”
“Gak
ada, aku Cuma pengen Ju tahu!”
“Aku
sudah tahu, lalu?”
Aku
menghela nafas pelan, bangun dengan mimpi flashback masa lalu membuatku merasa
sedang berjalan di mesin waktu. Setidaknya aku sudah tahu apa tujuan Rika dulu
mungkin aku bisa mendapatkan sesuatu hari.\
Dengan
langkah cepat aku masuk ke dalam kamar mandi dan segera bersiap, jam yang
menunjukan pukul 7 pagi membuatku segera bersiap pergi keluar. Setidaknya hari
minggu ini aku akan berusaha pergi kerumah Rika.
“Juan,
kamu mau kemana?”
Ibu
yang sedang memasak di dapur terlihat cukup terkejut melihat pakaianku yang
sudah rapi bahkan lengkap dengan jaket abu – abu kesayangku.
“Mencari
sesuatu!”
Aku
segera berlari ke pintu depan sebelum ibu menanyakan sesuatu, memang jarang aku
bangun cukup pagi di hari minggu. Biasanya aku hanya bermalas – malasan di
tempat tidur tapi nampaknya sekarang aku tidak bisa melakukan itu lagi.
Melewati
jalan utama dengan berjalan kaki di trotoar membuatku sedikit merasa aneh,
mungkin karena banyak orang yang melakukan olahraga pagi di sekitarku dan
beberapa orang terlihat sibuk pergi ke pasar.
Saat
langkahku berhenti di depan rumahh Rika,
aku kembali terdiam. Terlalu banyak kebingunganku saat ini dan bagaimana
caranya aku masuk ke dalam rumahnya dan mencari sesuatu yang mungkin berguna
bagiku.
“Kamu
Juan, kan?” seorang pria paru baya berbadap tegap dengan rambut yang sedikit
beruban membuatku terdiam sebentar. Wajahnya yang tampak menua tapi masih
memperlihatkan garis – garis ketegasan membuatku sedikit takut.
“iya
om!”
“Pantas!
Apa yang kamu lakukan disini, ayo masuk!” sepertinya pria paru baya ini adalah
ayahnya Rika dia segera menggiringku masuk ke dalam rumah Rika tanpa
membiarkanku untuk membuka mulut.
Rumah
Rika yang cukup mewah dengan lantai yang kuperkirakan 3 tingkat dengan lebar
tanah yang cukup luas membuatku sadar gadis sombong itu memang kaya dan seakan
dia layak untuk itu.
“Sudah
berapa tahun ya, 10 tahun ya kita tidak pernah bertemu. Dulu kamu kecil kaya tusuk gigi sekarang sudah
cukup besar ya!”
Aku
sedikit tertawa mendengar candaan yang bahkan aku sendiri bingung
memikirkannya, apa orang tua ini sedikit tidak waras bagaimana mungkin aku
versi anak TK diibaratkan seperti tusuk gigi.
“Jadi
ada apa kamu kesini?”
Tiba
– tiba nada suaranya berubah menjadi serius membuatku menjadi terdiam membeku
di tempatku duduk.
“Aku
hanya lewat tadi om dan kebetulan aku ingat ini rumah Rika!”
Kataku
gugup sambil terus memperhatikan dinding rumah yang dihiasi lukisan setengah
jadi, entah maksudnya apa lukisan ini tapi terlihat bahwa pemadangan yang
dilukisnya setengah jadi membuatku kebingungan.
“Kamu
melihatnya kan!”
“Hm,
kenapa lukisannya setengah jadi om!”
“Entahlah
aku juga tidak tahu, tapi setelah pulang dari tugas hadiah inilah yang kurasa
berharga!”
“Berharga?”
“Lukisan
terakhir Rika, anakku!”
“Maksud
om?”
“Lho
kamu kan ada waktu itu, di waktu kamu terakhir bersama Rika!”
Aku
terdiam ada beberapa ribu pertanyaan yang ada di dalam benakku, bahkan semua
hal yang ingin kutanyakan seakan tercekat masuk ke dalam tergorokanku. Lelucon
apa ini, aku benar – benar tidak mengerti.
“Tapi
melihat kamu sembuh dari trauma itu membuatku bisa menepuk pundakmu sekarang.
Mungkin itu membuktikan kamu kuat!”
Ada
beberapa hal yang aku tidak paham semua perkataan pria paru baya ini, kenapa
dia berkata seolah Rika sudah tidak ada? Dan siapa Rika yang aku kenal selama
ini? Aku benar – benar tidak paham sampai aku pergi dari rumah Rika dengan
wajah kebingungan.
Thursday, 8 January 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment