blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Thursday, 8 January 2015

Makes She Fall in Love chapter 7

Title    : Makes She Fall in Love
Genre  :School, Psychological, Romance
Author : Liyando 
Chapter: Misi 7 Mencari Tahu

            Panik. Tentu saja aku merasa panik, hampir tidak percaya aku mengalami trauma masa kecil saat bersama Rika adalah hal yang membuatku gusar. Bagaimana mungkin gadis psikopat yang hampir membunuh teman TKnya bisa berubah menjadi gadis sombong seolah tidak tersentuh.

            Semua ini bahkan membuatku pusing, apa yang terjadi dengan semua hal rumit ini. Bahkan setelah mengantar Rika pulang aku hanya menatap kosong pintu kamar dengan wajah terduduk lesu dari beberapa jam lalu.

            Aku berpikir selama ini Rika telah merencanakan semuanya. Bahkan dari mulai hal kecil seperti pura – pura tersipu dan banyak hal lainnya. Dari dulu Rika mungkin sering berkoar ‘ ju milikku’ tapi hal itu adalah keegoisannya saja.

            Aku harus berpikir bagaimana membuat Rika itu jatuh cinta tentu saja dengan memakai semua cara yang ada, kalau dipikir – pikir membuatnya terkesan beberapa hari ini hanya seperti bualan saja. Aku  perlu cara yang cukup untuk membuatnya terkesan.

            “Aku pusing!!”

            Beberapa kali aku bergulinng – guling di atas ranjang tapi aku tidak bisa menemukan sesuatu yang membuat Rika lemah, kekurang pengetahuanku membuatku sadar, dulu aku tidak terlalu peduli dengan orang – orang di sekitarku dan mungkin juga sekarang aku juga begitu.

            Saat mengarahkan pandanganku kearah yang berlawanan dari pintu aku melihat sebuah lukisan yang aku sudah tidak ingat sejak kapan itu menempel. Lukisan pemandangan sawah dengan awan yang biru membuatku sadar akan sesuatu.

            “Ju aku mau jadi pelukis!”

            “Oh, lalu!”

            “Gak ada, aku Cuma pengen Ju tahu!”

            “Aku sudah tahu, lalu?”

            Aku menghela nafas pelan, bangun dengan mimpi flashback masa lalu membuatku merasa sedang berjalan di mesin waktu. Setidaknya aku sudah tahu apa tujuan Rika dulu mungkin aku bisa mendapatkan sesuatu hari.\

            Dengan langkah cepat aku masuk ke dalam kamar mandi dan segera bersiap, jam yang menunjukan pukul 7 pagi membuatku segera bersiap pergi keluar. Setidaknya hari minggu ini aku akan berusaha pergi kerumah Rika.

            “Juan, kamu mau kemana?”

            Ibu yang sedang memasak di dapur terlihat cukup terkejut melihat pakaianku yang sudah rapi bahkan lengkap dengan jaket abu – abu kesayangku.

            “Mencari sesuatu!”


            Aku segera berlari ke pintu depan sebelum ibu menanyakan sesuatu, memang jarang aku bangun cukup pagi di hari minggu. Biasanya aku hanya bermalas – malasan di tempat tidur tapi nampaknya sekarang aku tidak bisa melakukan itu lagi.

            Melewati jalan utama dengan berjalan kaki di trotoar membuatku sedikit merasa aneh, mungkin karena banyak orang yang melakukan olahraga pagi di sekitarku dan beberapa orang terlihat sibuk pergi ke pasar.

            Saat langkahku berhenti di depan rumahh  Rika, aku kembali terdiam. Terlalu banyak kebingunganku saat ini dan bagaimana caranya aku masuk ke dalam rumahnya dan mencari sesuatu yang mungkin berguna bagiku.

            “Kamu Juan, kan?” seorang pria paru baya berbadap tegap dengan rambut yang sedikit beruban membuatku terdiam sebentar. Wajahnya yang tampak menua tapi masih memperlihatkan garis – garis ketegasan membuatku sedikit takut.

            “iya om!”

            “Pantas! Apa yang kamu lakukan disini, ayo masuk!” sepertinya pria paru baya ini adalah ayahnya Rika dia segera menggiringku masuk ke dalam rumah Rika tanpa membiarkanku untuk membuka mulut.

            Rumah Rika yang cukup mewah dengan lantai yang kuperkirakan 3 tingkat dengan lebar tanah yang cukup luas membuatku sadar gadis sombong itu memang kaya dan seakan dia layak untuk itu.

            “Sudah berapa tahun ya, 10 tahun ya kita tidak pernah bertemu. Dulu  kamu kecil kaya tusuk gigi sekarang sudah cukup besar ya!”

            Aku sedikit tertawa mendengar candaan yang bahkan aku sendiri bingung memikirkannya, apa orang tua ini sedikit tidak waras bagaimana mungkin aku versi anak TK diibaratkan seperti tusuk gigi.

            “Jadi ada apa kamu kesini?”

            Tiba – tiba nada suaranya berubah menjadi serius membuatku menjadi terdiam membeku di tempatku duduk.

            “Aku hanya lewat tadi om dan kebetulan aku ingat ini rumah Rika!”

            Kataku gugup sambil terus memperhatikan dinding rumah yang dihiasi lukisan setengah jadi, entah maksudnya apa lukisan ini tapi terlihat bahwa pemadangan yang dilukisnya setengah jadi membuatku kebingungan.

            “Kamu melihatnya kan!”

            “Hm, kenapa lukisannya setengah jadi om!”

            “Entahlah aku juga tidak tahu, tapi setelah pulang dari tugas hadiah inilah yang kurasa berharga!”

            “Berharga?”

            “Lukisan terakhir Rika, anakku!”

            “Maksud om?”

            “Lho kamu kan ada waktu itu, di waktu kamu terakhir bersama Rika!”

            Aku terdiam ada beberapa ribu pertanyaan yang ada di dalam benakku, bahkan semua hal yang ingin kutanyakan seakan tercekat masuk ke dalam tergorokanku. Lelucon apa ini, aku benar – benar tidak mengerti.

            “Tapi melihat kamu sembuh dari trauma itu membuatku bisa menepuk pundakmu sekarang. Mungkin itu membuktikan kamu kuat!”

            Ada beberapa hal yang aku tidak paham semua perkataan pria paru baya ini, kenapa dia berkata seolah Rika sudah tidak ada? Dan siapa Rika yang aku kenal selama ini? Aku benar – benar tidak paham sampai aku pergi dari rumah Rika dengan wajah kebingungan.

No comments:

Post a Comment