blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Wednesday, 7 January 2015

Makes She Fall in Love chapter 6


Title    : Makes She Fall in Love
Genre  :School, Psychological, Romance
Author : Liyando 
Chapter: Misi 6 Mengakhiri kencan

            “Siapa yang kau panggil Ika?”

Wajah Rika yang tadi ketakutan kini mengeras memasang tampang mengerikan yang membuat orang bernama Fino ini mundur beberapa langkah.

            “Masa kamu gak ingat sama aku! Cih padahal aku mau bilang sesuatu tentang surat…”

 Nada suara Fino mengantung membuat Gadis sombong ini menatap Fino dengan pandangan penasaran.

            “Tuh, kan benar Ika.”

Ucap Fino kegirangan menarik tangan gadis sombong ini dengan wajah bodohnya lalu menggoyangkannya kesana kemari.

            “Jangan mengatakan hal bodoh seolah kau mengenalku!”

Ucap gadis sombong ini tidak mau mendklarasikan kekalahannya.
           
“Hmm, Ika sekarang kamu agak gemuk ya!”

Ucap Fino tidak memperdulikan reaksi nona sombong ini, tentu saja aku terkagum – kagum melihat kehebatan Fino yang tidak peduli dengan tatapan intimidasinya.
           
“Aku benci Ino, Ino bodoh!”

Ucap gadis sombong ini berbalik pergi meninggalkan kami berdua, Fino Nampak gembira dengan eksperesi Gadis sombong tadi kini merubah tatapan seriusnya ke arahku.
           
“Jaga Ika ya, Juan padahal aku mau ngobrol banyak denganmu tapi sekarang aku ada keperluan, bye!”

Fino melambaikan tangannya pergi meninggalkanku berlawanan arah dari kepergian Gadis sombong tadi.
           
Entah kenapa aku merasa Cuma aku yang tidak mengerti apa yang terjadi disini, siapa Ika dan kenapa orang yang bernama Fino itu tiba –tiba akrab, mengansumsikan dia tidak salah orang. Berarti Gadis sombong itu dan aku punya hubungan dulu yang mungkin sudah kulupakan. Tapi ingatanku masih berfungsi dengan baik dan aku tidak mengenal orang yang bernama Ika dan Fino.
           
Sekali lagi aku mengusap kepalaku kesal, semakin aku menjabarkan semuanya semakin aku tidak mengerti dengan keadaan ini. Dan untuk kedua kalinya aku kehilangan Rika, Fino brengsek biarpun caranya melawan gadis sombong itu sangat baik tapi bukan bearti dia harus menghacurkan rencanaku.
           
Kembali lagi aku berjalan sendiri menembus kerumuaan orang –orang berharap bisa menemukan Rika dari balik orang – orang yang sepertinya sudah semakin padat.
           
Sosok Rika berdiri diseberang kerumunan memperhatiakan syal – syal yang bergantung. Ingatan lama kembali menyerangku lagi – lagi gadis yang selalu memanggil “Ju” memamerkan syal sambil menari – nari dengan senyuman hangatnya seolah syal yang ada di tangannya adalah harta berharga.
           
“Rika!”

Ucapku membuat gadis sombong ini segera menoleh kepalanya, ada sedikit air mata saat wajah kami bertemu.
           
“Iya, maaf sepertinya aku sedikit menangis!”
           
Aku terdiam entah kenapa semua yang berada di dalam kepalaku seperti kaset rusak yang terus berulang pengalaman pahit yang kualami dan alasan – alasan lain kenapa aku tidak bisa mengingat Fino. Gadis ini yang seharusnya kuhindari.
           
“Juan, kenapa dengan wajahmu!”
           
Saat tangannya berusaha menyentuh wajahku, aku segera menepis tangan itu membuat gadis ini sedikit terlonjak kaget.
           
“Jangan sentuh aku Gadis gila, permainan kita berakhir aku akan melupakanmu dan kembali ke kehidupan damaiku!”

Gadis ini terdiam seperti batu tentu saja, aku sendiripun terkejut dengan apa yang kukatakan.
           
“Ju…an kau ingat aku!”

Ucapnya dengan wajah gembira dan maju beberapa langkah hingga jarak kami hanya tinggal 10 centi, ada apa dengan wajah mengejek ini. Apa yang sebenarnya perempuan ini inginkan dariku.
           
“Aku tidak mengingatmu, dan menjauh dariku!”

Tangannya menyentuh pundaknya dan mendorongnya pelan.
           
Tentu saja aku mengingat semua kejadian itu, aku sangat ingat dengan apa yang telah dia lakukan dan kenapa aku tidak bisa mengingat Fino karena dirinya. Perempuan ini berbahaya aku tidak harus mendekatinya.
           
“Ju aku minta maaf, tapi Ju adalah milikiku tidak seharusnya kau berdekatan dengan orang lain. Tidak siapapun, iyakan ju!”

Rika memeluku dengan semua kata – kata tadi yang  dia bisikan di dalam telingaku, kata – kata yang membuat Juan yang dulu takut.
           
“Aku bukanlah orang yang dulu Ika!”

Gadis ini meringis seolah dia tertawa dari balik bahuku.
           
‘Haha..tentu saja dan kau pikir aku masih seperti yang dulu!” 

Ucapnya melepaskan dekapnya kemudian mundur beberapa langkah.
           
Jari telejuknya di letakan dibibir dengan satu mata yang dikedipkan, seolah mengatakan kalau ini adalah diriku sekarang membuatku terdiam.
           
“Aku adalah gadis sombong yang angkuh dan Ju berusaha mendapatkan itu adalah fakta. Apa kamu bisa mempertaruhkan harga dirimu begitu saja!”
           
Inilah Rika sekarang, aku seharusnya tidak berurusan dengannya dia berusaha polos di depanku dan mempermainkanku. Apa dia pikir bermain dengan hati bisa membuatnya nyaman.
           
Aku terkekeh mendengar ucapan Gadis ini, dengan lalngkah biasa aku mendorongnya menjauhi kerumunan. Tangan kananku mengangkat dagunya kemudian berbisik di telinganya.
           
“Aku pasti menang, Ika!”

Tentu saja dengan posisi ini membuat wajahnya memerah seperti kepeting rebus dan permainan kita belum berakhir.

No comments:

Post a Comment