Title : Makes She Fall in Love
Genre :School, Psychological, Romance
Author : Liyando
Chapter: Misi 6 Mengakhiri kencan
“Siapa yang kau panggil Ika?”
Wajah Rika
yang tadi ketakutan kini mengeras memasang tampang mengerikan yang membuat
orang bernama Fino ini mundur beberapa langkah.
Nada suara Fino mengantung membuat Gadis
sombong ini menatap Fino dengan pandangan penasaran.
Ucap Fino
kegirangan menarik tangan gadis sombong ini dengan wajah bodohnya lalu
menggoyangkannya kesana kemari.
Ucap gadis
sombong ini tidak mau mendklarasikan kekalahannya.
“Hmm, Ika
sekarang kamu agak gemuk ya!”
Ucap Fino
tidak memperdulikan reaksi nona sombong ini, tentu saja aku terkagum – kagum
melihat kehebatan Fino yang tidak peduli dengan tatapan intimidasinya.
“Aku benci
Ino, Ino bodoh!”
Ucap gadis
sombong ini berbalik pergi meninggalkan kami berdua, Fino Nampak gembira dengan
eksperesi Gadis sombong tadi kini merubah tatapan seriusnya ke arahku.
“Jaga Ika
ya, Juan padahal aku mau ngobrol banyak denganmu tapi sekarang aku ada
keperluan, bye!”
Fino
melambaikan tangannya pergi meninggalkanku berlawanan arah dari kepergian Gadis
sombong tadi.
Entah
kenapa aku merasa Cuma aku yang tidak mengerti apa yang terjadi disini, siapa
Ika dan kenapa orang yang bernama Fino itu tiba –tiba akrab, mengansumsikan dia
tidak salah orang. Berarti Gadis sombong itu dan aku punya hubungan dulu yang
mungkin sudah kulupakan. Tapi ingatanku masih berfungsi dengan baik dan aku
tidak mengenal orang yang bernama Ika dan Fino.
Sekali lagi
aku mengusap kepalaku kesal, semakin aku menjabarkan semuanya semakin aku tidak
mengerti dengan keadaan ini. Dan untuk kedua kalinya aku kehilangan Rika, Fino
brengsek biarpun caranya melawan gadis sombong itu sangat baik tapi bukan
bearti dia harus menghacurkan rencanaku.
Kembali
lagi aku berjalan sendiri menembus kerumuaan orang –orang berharap bisa
menemukan Rika dari balik orang – orang yang sepertinya sudah semakin padat.
Sosok Rika
berdiri diseberang kerumunan memperhatiakan syal – syal yang bergantung.
Ingatan lama kembali menyerangku lagi – lagi gadis yang selalu memanggil “Ju”
memamerkan syal sambil menari – nari dengan senyuman hangatnya seolah syal yang
ada di tangannya adalah harta berharga.
“Rika!”
Ucapku
membuat gadis sombong ini segera menoleh kepalanya, ada sedikit air mata saat
wajah kami bertemu.
“Iya, maaf
sepertinya aku sedikit menangis!”
Aku terdiam
entah kenapa semua yang berada di dalam kepalaku seperti kaset rusak yang terus
berulang pengalaman pahit yang kualami dan alasan – alasan lain kenapa aku
tidak bisa mengingat Fino. Gadis ini yang seharusnya kuhindari.
“Juan,
kenapa dengan wajahmu!”
Saat
tangannya berusaha menyentuh wajahku, aku segera menepis tangan itu membuat
gadis ini sedikit terlonjak kaget.
“Jangan
sentuh aku Gadis gila, permainan kita berakhir aku akan melupakanmu dan kembali
ke kehidupan damaiku!”
Gadis ini
terdiam seperti batu tentu saja, aku sendiripun terkejut dengan apa yang
kukatakan.
“Ju…an kau
ingat aku!”
Ucapnya
dengan wajah gembira dan maju beberapa langkah hingga jarak kami hanya tinggal
10 centi, ada apa dengan wajah mengejek ini. Apa yang sebenarnya perempuan ini
inginkan dariku.
“Aku tidak
mengingatmu, dan menjauh dariku!”
Tangannya
menyentuh pundaknya dan mendorongnya pelan.
Tentu saja
aku mengingat semua kejadian itu, aku sangat ingat dengan apa yang telah dia
lakukan dan kenapa aku tidak bisa mengingat Fino karena dirinya. Perempuan ini
berbahaya aku tidak harus mendekatinya.
“Ju aku
minta maaf, tapi Ju adalah milikiku tidak seharusnya kau berdekatan dengan
orang lain. Tidak siapapun, iyakan ju!”
Rika
memeluku dengan semua kata – kata tadi yang
dia bisikan di dalam telingaku, kata – kata yang membuat Juan yang dulu
takut.
“Aku bukanlah
orang yang dulu Ika!”
Gadis ini
meringis seolah dia tertawa dari balik bahuku.
‘Haha..tentu
saja dan kau pikir aku masih seperti yang dulu!”
Ucapnya
melepaskan dekapnya kemudian mundur beberapa langkah.
Jari
telejuknya di letakan dibibir dengan satu mata yang dikedipkan, seolah
mengatakan kalau ini adalah diriku sekarang membuatku terdiam.
“Aku adalah
gadis sombong yang angkuh dan Ju berusaha mendapatkan itu adalah fakta. Apa
kamu bisa mempertaruhkan harga dirimu begitu saja!”
Inilah Rika
sekarang, aku seharusnya tidak berurusan dengannya dia berusaha polos di
depanku dan mempermainkanku. Apa dia pikir bermain dengan hati bisa membuatnya
nyaman.
Aku
terkekeh mendengar ucapan Gadis ini, dengan lalngkah biasa aku mendorongnya
menjauhi kerumunan. Tangan kananku mengangkat dagunya kemudian berbisik di
telinganya.
“Aku pasti
menang, Ika!”
Tentu saja
dengan posisi ini membuat wajahnya memerah seperti kepeting rebus dan permainan
kita belum berakhir.
No comments:
Post a Comment