Title : Makes She
Fall in Love
Genre :School, Psychological, Romance
Author : Liyando
Chapter: Misi 4 Buat dia tersenyum
“Ahh, sial!!”
Kepalaku
terasa sakit dan parahnya, adegan tadi pagi terus teringat dikepalaku. Ok satu
hal yang harus kutahan untuk tidak merabanya karena nafsu bejatku telah
mencapai ubun – ubun. Ini bahkan lebih mengerikan dari rumus matematika super
sulit.
“Brengsek!!”
Aku
menyumpah lagi, wangi tuan putri sombong itu membuatku tidak bisa tertidur
pulas, ini gawat aku harus mencari cara agar bisa tertidur. Dan lagi aku
membuat kemajuaan yang luar biasa, dalam pola yang akan kubuat lagi, aku harus
menyusun rencana agar tuan putri itu mengajakku berkencan.
“Juan!!
Ada tamu untukmu!!”
Suara
ibu berteriak, walaupun cukup keras aku bahkan tidak terkejut sama sekali,
mungkin karena terlalu sering ibu berteriak dari lantai bawah.
“Kalau
Bari!! Suruh naik aja bu!!”
“Cepat
turun!!”
“Males
suruh dia naik aja!!”
“Gak
boleh gitu!!”
“Biasanya
juga naik sendiri!!”
“KALIAN
BERDUA BERHENTI BERTERIAK!!”
Sekarang
suara Ayah yang lebih keras dan terasa berat membuat aku reflek menutup mulut,
mungkin ibu juga melakukan hal yang sama. Ayah memang menakutkan kalau dia
mulai membuka mulut.
“Juan
turun!!”
Perintah
ayah yang membuatku melangkahkan kaki tanpa ragu, seolah dikendalikan oleh
mantara dari bangsa Vodoo.
Aku
bersungut kesal, kenapa ibu begitu mengesalkan malam ini, apa ayah tidak
memberikan uang bulanan padannya.
“Hai!!!”gadis
sombong itu melambaikan tangan dengan wajah merah padam, pasti ibu sudah
mengintrogasinya dan apa yang dilakukan malam – malam begini, apa dia
mengingkan sesuatu?
“Kenapa
kamu disini?” ucapku yang langsung mendapat cubitan keras dari ibu ditambah
plotan yang mengerikan. Apa ini rasa empati sesama jenis?
“Jangan
begitu, Juan SAYANG. Nona ini jauh – jauh datang hanya untuk mencarimu!”
menakutkan, ini bahkan lebih menakutkan dari apa yang ada dalam film horror
yang sedang buming.
Setelah
ibu pergi meninggalkan kami aku hanya duduk berdua dengannya diruang tamu,
gadis sombong itu masih menundukan kepalanya, badannya gemeteran, tunggu dulu.
Apa aku sipir penjara hingga dia sampai ketakutan begitu.
Dan
lagi kenapa mulutku sulit terbuka, mana bakat basa – basimu itu bodoh. Juan!
Ayo keluarkan bakat itu dan perlihatkan pada tuan putri sombong ini.
“Juan
Sayang!!” oh iblis kecil yang menghancurkan rencanaku akhirnya dia menampakan
wujudnya, selamat datang Erika semoga dengan datangnya dirimu, aku bisa
mendapat ide untuk melanjutkan rencana ini.
“Gelk!”
entah gumaman apa yang Erika bicarakan, tapi wajah cerianya berubah menjadi
keterkejutan saat melihat Rika, sementara Rika maksudku gadis sombong itu juga
memandang dengan wajah yang sama.
“Erika?”
ucap Gadis sombong ini merubah mimiknya menjadi kesal.
“Juan!
Aku ingin ke festival, katanya ada makanan yang enak disana!” Erika menarik
bajuku tanpa memperdulikan Rika yang ada di depannya, atau ini hanya trik manja
Erika untuk membuat Gadis sombong itu semakin kesal.
“Fes…ti..val!”
aku berdua menoleh, melihat Rika seperti mulai bersuara dengan nada yang cukup
aneh, suaranya terdengar seperti kaset rusak, tapi aku bisa menangkap dengan
jelas dia bergumam “Festival” tadi.
“Maukah
kau ikut denganku!” ucapku sedetik kemudian membuat dia terkejut, sementara
cengkraman tangan Erika semakin keras dilengaanku.
Benarkan
Erika bodoh ini membawa rencana baru dalam setiap tindakannya, tenang saja saat
semua ini selesai aku akan mentraktirnya makan eskrim.
Erika
menggelengkan kepalanya saat aku menatapnya, tanda tidak setuju sepertinya
telah berbunyi, tapi Erika, aku harus membalas dendam itu setidaknya setelah
aku membuatnya tidak lepas dariku. Aku berjanji setelah rasa memalukan itu
terbalas sepupumu ini akan kembali seperti dulu. Menjadi orang yang selalu ada
untuk kau ajak.
.
“Erika?
Bantu tante masak!” suara ibu sepertinya melengking diseluruh penjuru rumah dan
suara itu membuatku sadar itu adalah perintah absolute dari ibu yang tidak
mungkin terbantahkan.
“Juan
gimana ini?” suara Erika terdengar memelas, tapi ini bisa menjadi cara terbaik
agar Erika tidak mengangguku kali ini.
“E..R..I..K..A!!”
seketika aku dan Erika terlonjak kaget, mendapati ibu yang berada dibelakang
kami sambil memegang centong soup.
“Gak
mau, gak mau, gak mau” Erika meronta – ronta saat ibu menariknya menjauh dari
kami. Erika maafkan aku, tahun depan mungkin kita akan pergi ke festival
seperti biasa. Selamat berjuang sepupu, maksudku selamat menjadi budak ibu.
“Pfttttt!!”
sepertinya gadis sombong itu sedang menahan tertawanya membuat pipinya sampai
telinganya ikut memerah. Dia tersenyum, gadis sombong yang selalu menampakan
kerutanya tersenyum membuatku terkejut.
Ada
apa ini, kenapa tiba –tiba jantungku berdetak lebih cepat, apa tuhan
menghadiahiku penyakit jantung. Hingga berdetak lebih cepat seperti ini, aneh
rasanya kenapa saat ini juga merasa senang. Ada yang aneh dengan otakku.
Tapi
senyuman itu sungguh indah, seperti bidadari yang terakhir kali kulihat, manis
dan memukau.
Wednesday, 7 January 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment