blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Wednesday, 7 January 2015

Makes She Fall in Love chapter 4

Title    : Makes She Fall in Love
Genre  :School, Psychological, Romance
Author : Liyando 
Chapter: Misi 4 Buat dia tersenyum

            “Ahh, sial!!”


            Kepalaku terasa sakit dan parahnya, adegan tadi pagi terus teringat dikepalaku. Ok satu hal yang harus kutahan untuk tidak merabanya karena nafsu bejatku telah mencapai ubun – ubun. Ini bahkan lebih mengerikan dari rumus matematika super sulit.

            “Brengsek!!”


            Aku menyumpah lagi, wangi tuan putri sombong itu membuatku tidak bisa tertidur pulas, ini gawat aku harus mencari cara agar bisa tertidur. Dan lagi aku membuat kemajuaan yang luar biasa, dalam pola yang akan kubuat lagi, aku harus menyusun rencana agar tuan putri itu mengajakku berkencan.


            “Juan!! Ada tamu untukmu!!”


            Suara ibu berteriak, walaupun cukup keras aku bahkan tidak terkejut sama sekali, mungkin karena terlalu sering ibu berteriak dari lantai bawah.

            “Kalau Bari!! Suruh naik aja bu!!”

            “Cepat turun!!”

            “Males suruh dia naik aja!!”

            “Gak boleh gitu!!”

            “Biasanya juga naik sendiri!!”

            “KALIAN BERDUA BERHENTI BERTERIAK!!”

            Sekarang suara Ayah yang lebih keras dan terasa berat membuat aku reflek menutup mulut, mungkin ibu juga melakukan hal yang sama. Ayah memang menakutkan kalau dia mulai membuka mulut.

            “Juan turun!!”

            Perintah ayah yang membuatku melangkahkan kaki tanpa ragu, seolah dikendalikan oleh mantara dari bangsa Vodoo.

            Aku bersungut kesal, kenapa ibu begitu mengesalkan malam ini, apa ayah tidak memberikan uang bulanan padannya.

            “Hai!!!”gadis sombong itu melambaikan tangan dengan wajah merah padam, pasti ibu sudah mengintrogasinya dan apa yang dilakukan malam – malam begini, apa dia mengingkan sesuatu?

            “Kenapa kamu disini?” ucapku yang langsung mendapat cubitan keras dari ibu ditambah plotan yang mengerikan. Apa ini rasa empati sesama jenis?

            “Jangan begitu, Juan SAYANG. Nona ini jauh – jauh datang hanya untuk mencarimu!” menakutkan, ini bahkan lebih menakutkan dari apa yang ada dalam film horror yang sedang buming.

            Setelah ibu pergi meninggalkan kami aku hanya duduk berdua dengannya diruang tamu, gadis sombong itu masih menundukan kepalanya, badannya gemeteran, tunggu dulu. Apa aku sipir penjara hingga dia sampai ketakutan begitu.
            Dan lagi kenapa mulutku sulit terbuka, mana bakat basa – basimu itu bodoh. Juan! Ayo keluarkan bakat itu dan perlihatkan pada tuan putri sombong ini.

            “Juan Sayang!!” oh iblis kecil yang menghancurkan rencanaku akhirnya dia menampakan wujudnya, selamat datang Erika semoga dengan datangnya dirimu, aku bisa mendapat ide untuk melanjutkan rencana ini.

            “Gelk!” entah gumaman apa yang Erika bicarakan, tapi wajah cerianya berubah menjadi keterkejutan saat melihat Rika, sementara Rika maksudku gadis sombong itu juga memandang dengan wajah yang sama.

            “Erika?” ucap Gadis sombong ini merubah mimiknya menjadi kesal.

            “Juan! Aku ingin ke festival, katanya ada makanan yang enak disana!” Erika menarik bajuku tanpa memperdulikan Rika yang ada di depannya, atau ini hanya trik manja Erika untuk membuat Gadis sombong itu semakin kesal.

            “Fes…ti..val!” aku berdua menoleh, melihat Rika seperti mulai bersuara dengan nada yang cukup aneh, suaranya terdengar seperti kaset rusak, tapi aku bisa menangkap dengan jelas dia bergumam “Festival” tadi.

            “Maukah kau ikut denganku!” ucapku sedetik kemudian membuat dia terkejut, sementara cengkraman tangan Erika semakin keras dilengaanku.
            Benarkan Erika bodoh ini membawa rencana baru dalam setiap tindakannya, tenang saja saat semua ini selesai aku akan mentraktirnya makan eskrim.

            Erika menggelengkan kepalanya saat aku menatapnya, tanda tidak setuju sepertinya telah berbunyi, tapi Erika, aku harus membalas dendam itu setidaknya setelah aku membuatnya tidak lepas dariku. Aku berjanji setelah rasa memalukan itu terbalas sepupumu ini akan kembali seperti dulu. Menjadi orang yang selalu ada untuk kau ajak.
.
            “Erika? Bantu tante masak!” suara ibu sepertinya melengking diseluruh penjuru rumah dan suara itu membuatku sadar itu adalah perintah absolute dari ibu yang tidak mungkin terbantahkan.

            “Juan gimana ini?” suara Erika terdengar memelas, tapi ini bisa menjadi cara terbaik agar Erika tidak mengangguku kali ini.

            “E..R..I..K..A!!” seketika aku dan Erika terlonjak kaget, mendapati ibu yang berada dibelakang kami sambil memegang centong soup.

            “Gak mau, gak mau, gak mau” Erika meronta – ronta saat ibu menariknya menjauh dari kami. Erika maafkan aku, tahun depan mungkin kita akan pergi ke festival seperti biasa. Selamat berjuang sepupu, maksudku selamat menjadi budak ibu.

            “Pfttttt!!” sepertinya gadis sombong itu sedang menahan tertawanya membuat pipinya sampai telinganya ikut memerah. Dia tersenyum, gadis sombong yang selalu menampakan kerutanya tersenyum membuatku terkejut.

            Ada apa ini, kenapa tiba –tiba jantungku berdetak lebih cepat, apa tuhan menghadiahiku penyakit jantung. Hingga berdetak lebih cepat seperti ini, aneh rasanya kenapa saat ini juga merasa senang. Ada yang aneh dengan otakku.
            Tapi senyuman itu sungguh indah, seperti bidadari yang terakhir kali kulihat, manis dan memukau.

No comments:

Post a Comment