Genre :School, Psychological, Romance
Author : Liyando
Chapter: Misi 3 Buat dia memelukmu
“BOHONG!!!”
Bari Adriansayah
Kurniawan dengan logat melayu yang
mendekati imitasi, menatapku tidak percaya dengan ucapanku.Hampir saja
telingaku ini pecah mendengar suaranya itu, tapi setelah ini bagaimana aku bisa
melanjutkan sesuatu yang tidak mungkin seperti dia memelukku.Aku harus berpikir
ekstra keras agar kali ini, dia memelukku.
“Benar, dia bilang
‘Jangan dekati Juan’ lalu menatap Erika marah!”
Ucapku mengalihkan
tatapanku pada Erika yang masih menyedot minumanya dengan wajah masam dan bibir
mengurucut.
“Juan!!Aku tidak suka
dengan gaya perempuan sombong itu! Dan lagi sejak kapan Juan jadi miliknya!”
Kali ini Erika
melampiaskan kekesalanya pada nasi yang sedang dimakannya dengan cara
mengaduknya hingga nasi itu bercampur dengan sambal yang ada diatasnya,
terimakasih atas kebaikanmu Erika.
“Kamu juga!Ngapain
nyiram anak orang pakai soda? Habis itu yang kau siram anak pemilik yayasan
pula, mau cari mati?”
Erika terkekeh mendengar
ucapan Bari dengan mata menatap kesal, seolah dia sedang mengejek apa yang
dikatakan Bari barusan. Perempuan ini memang tidak takut dengan apapun selama
dia berpegang pada pikirannya sendiri.
“Gak peduli, yang
penting dia nggak ganggu aku sama Juan, aku kan lagi PDKT!”
Bari terkekeh dan
mengarahkan pandangan kagum padaku.Tapi pandangan itu berbuah menjadi ejekan.
“Ya secara kalian sudah
kenal sejak lama, kenapa tidak coba untuk pacaran!”
Mata Erika langsung
berbinar dengan pandangan setuju. Aku hanya tersenyum masam mendengar ucapan
Bari yang kelewat bodoh.
“Juan!”
Mataku seakan meloncat
melihat perempuan angkuh ini sudah berdiri di depan meja kami. Ya tuhan? Bisa
gawat Putri sombong ini dengar apa yang diucapkan Bari barusan. Belum lagi
kantin yang tadi riuh berubah menjadi senyap di pagi ini.
“Bisa ikut aku?”
Kata kata yang keluar
dari mulutnya itu lho, bikin seiisi kantin langsung gempar dengan pandangan
bingung melihatku dengan pandangan scaning. Seorang Juan yang baru saja
ditampar kemarin, kini masih dekat dengan putri sombong yang bernama Rika
Delima ini yang katanya setelah tuan putri menampar maka habislah masa depanmu.
“Aku?”
Ucapku memastikan
kalimat yang dikeluarkannya hanya berlaku untukku.Dia hanya menangangguk dengan
angkuh kemudian mulai berjalan menjauh, hey kau menyuruhku mengikutimu
dibelakang, itu seperti pelayan sialan.
“Kalau Juan ikut?Aku
juga ikut!”
Ucap Erika yang membuat
mata tuan Putri ini mendilik dan seluruh kantin kembali bersorak girang. Mereka
anggap ini pertandingan bola ya.
“Juan itu siapa kau?
Bukan pacarmu kan?”
Ya tuhan kata kata itu
membuat Erika langsung berdiri dan menambah panjang sorakan dikantin.
“Erika duduk dan makan
di sini, kalau diam. Aku janji akan menemani belanja hari ini!”
Erika langsung diam,
sepertinya gadis ini sedang memikirkan hal yang bagus. Tapi tidak dengan wajah
tuan putri ini yang tiba tiba terlihat
murka.
“Cepat!!”
Aku langsung tergesa –
gesa mengikuti langkah tuan putri ini, tidak ingin rasanya aku membuat masalah jika mengingat tatapan
murkanya tadi.
“Tak…Tak..Tak..”
Hanya terdengar suara
langkah kaki di dalam kebisuan yang
kubenci ini, aah ingin rasanya aku berteriak seberapa lama kita berjalan
menjauh dari tempat ini. Paling tidak katakan sesuatu yang membuatku tidak mati
kebosanan.
“Di sini!!”
Pandanganku teralih
pada ruangan bertuliskan gudang dengan pintu kayu berwarna biru malam.Sudut
kanan dan kirinya terlihat berdebu tapi tidak dengan ganggangnya.
“Sreeekkk”
Putri sombong ini
menarik kerahku kemudian membalik badanku hingga aku masuk kedalam gudang lebih
dulu, padahal di dalam gudang ini cahaya tidak bisa masuk dengan jendela yang
tertutup rapat membuatnya remang –remang.
“Katakan!”
Ada sedikit jeda
sebelum Putri sombong ini bicara, tapi yang membuatku khawatir bukan jeda yang
dibuatnya tapi lebih kepada wajahnya yang sangat dekat dengan wajahku.
“Erika itu siapa?”
Mataku melongo dengan
pandangan super bingung, jadi dia membawaku ketempat seperti hanya penasaran
dengan orang yang menyiramnya itu.
“JUAN!!!”
Teriaknya lagi yang
hampir membuat telingaku pecah.
“Tenang, Rika Delima.
Dia adikku, iya dia adikku lebih tepatnya sepupu!!”
Rika melepas kerahku
kemudian menghela nafas lega.
“Jadi dia hanya
sepupumu!!”
Ucapnya membuat semakin
bingung dengan perubahan sikap perempuan ini.Kayanya sebutan wanita tidak bisa
dimengerti itu berlaku bagi putri sombong ini.
“Ada masalah dengan
itu?”
Putri sombong itu entah
kenapa tiba –tiba kembali melotot dengan wajah yang memerah.
“Ini bukan seperti aku
cemburu atau apa?, kita memang tidak memiliki hubungan khusus tapi aku hanya
sedikit penasaran!”
Ucapnya dengan wajah
yang penuh keringat, beberapa menit lalu dia seperti harimau yang siap menerkam
tapi sekarang dia seperti perampok yang ketangkap basah mencuri.
“Ooh, begitu. Jadi cuma
perlu ini aja ya! Aku mau balik ke kelas deh! Takutnya nanti bu Nia marah.”
Aku berbalik dan ingin
segera kembali kekelas tapi entah sejak kapan pintu gudang ini tertutup.Mungkin
sejak seseorang lebih tepatnya kami berdua mendorong masuk, atau pintu ini
bergerak secara otomatis pikirku mencari benda yang biasanya membuat pintu
tertutup otomatis.
“Srek…srekk..srekk”
Itu suara pintu dikunci
pikirku panik, membuat langsung memegang gagang pintu dan berusaha membukanya
tapi tidak berhasil.Apa – apaan ini! Baru saja pagi kenapa pintu gudang sampai
dikunci. Ahh iya, sekolah akan mengunci semua pintu agar siswa tidak melarikan
diri atau membolos dari pelajaran, aku ingat ini waktu pertama kali masuk SMA.
Kembali lagi kuarahkan pandanganku
pada putri sombong ini, dia bahkan masih asik berpikir dalam kepalanya bahkan
tidak sadar sudah terkunci di gudang.Apakah dunianya hanya berisi hal – hal
yang membuatnya resah saja.
“Rika!!”
Putri sombong ini
langsung mengalihkan pandanganya kepadaku dengan wajah galaknya karena merasa
diganggu.
“Pintunya di kunci.”
Pupil matanya langsung
melebar mendengar ucapanku dan segera berlari menyetuh gangangg pintu.
“Krakk..krakk”
Pintu tidak bisa dibuka
dan aku yakin ini akan dibuka setelah pulang sekolah atau menunggu staff saja
yang memerlukan barang – barang digudang, mungkin kami bisa terkurung selama 2
hari atau 3 hari. Tidak itu sama saja mati, pikirku mulai panik.
“Juan!! Bagaimana ini?”
Aku terkejut bukan dari
caranya bertanya tapi dari suara manja yang keluar dari mulut putri sombong
ini.
Merasa diperhatikan,
putri sombong ini reflek menutup mulutnya dan wajahnya kembali bersemu merah,
lalu menatapku garang.
“Kau bisa menelepon
kepala yayasan atau guru, karena aku tidak bisa melakukan itu!”
Tentu saja aku tidak
bisa melakukanya karena handphoneku tertinggal di dalam kelas, putri sombong
ini hanya menatapku dengan pandangan tidak percaya kemudian mengambil handphone
yang ada di sakunya.
“Bateraiku habis!!”
Tidak mungkin
bagaiamana bisa keluar dari tempat ini, ini kesalahan putri sombong itu, tunggu
dulu sejak awal ini kesalahannya. Coba saja dia bertanya dilorong tanpa
mendorongku masuk kedalam gudang pasti tidak akan terjadi hal bodoh seperti
terkunci dalam gudang.
“Kau menyalahkanku?”
Wajahnya mulai menahan
tangis, ya tuhan seberapa kesalnya aku dengan wajah yang ditampakannya
sekarang.
“Tidak ini, bukan
salahmu kok.”
Aku mengelus kepalanya
berusaha membuatnya tenang sampai sedikit menyumpah pada putri sombong ini dalam
hati.Bagaimana mungkin aku bisa membuat Event yang lebih menarik jika kami
terkurung di sini.
“Maaf!!”
Ucapnya memeluk membuat
tubuhku seketika menjadi kaku, aku mendapatkan ini, ini luar biasa.Aku bisa
membuatnya terus seperti ini dan melakasanakan rencanaku.Dia benar benar
memelukku.
No comments:
Post a Comment