blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Wednesday 7 January 2015

Makes She Fall in Love chapter 3

Title    : Makes She Fall in Love
Genre  :School, Psychological, Romance
Author : Liyando 
Chapter: Misi 3 Buat dia memelukmu

“BOHONG!!!”


Bari Adriansayah Kurniawan  dengan logat melayu yang mendekati imitasi, menatapku tidak percaya dengan ucapanku.Hampir saja telingaku ini pecah mendengar suaranya itu, tapi setelah ini bagaimana aku bisa melanjutkan sesuatu yang tidak mungkin seperti dia memelukku.Aku harus berpikir ekstra keras agar kali ini, dia memelukku.


“Benar, dia bilang ‘Jangan dekati Juan’ lalu menatap Erika marah!”


Ucapku mengalihkan tatapanku pada Erika yang masih menyedot minumanya dengan wajah masam dan bibir mengurucut.


“Juan!!Aku tidak suka dengan gaya perempuan sombong itu! Dan lagi sejak kapan Juan jadi miliknya!”


Kali ini Erika melampiaskan kekesalanya pada nasi yang sedang dimakannya dengan cara mengaduknya hingga nasi itu bercampur dengan sambal yang ada diatasnya, terimakasih atas kebaikanmu Erika.


“Kamu juga!Ngapain nyiram anak orang pakai soda? Habis itu yang kau siram anak pemilik yayasan pula, mau cari mati?”


Erika terkekeh mendengar ucapan Bari dengan mata menatap kesal, seolah dia sedang mengejek apa yang dikatakan Bari barusan. Perempuan ini memang tidak takut dengan apapun selama dia berpegang pada pikirannya sendiri.


“Gak peduli, yang penting dia nggak ganggu aku sama Juan, aku kan lagi PDKT!”


Bari terkekeh dan mengarahkan pandangan kagum padaku.Tapi pandangan itu berbuah menjadi ejekan.


“Ya secara kalian sudah kenal sejak lama, kenapa tidak coba untuk pacaran!”


Mata Erika langsung berbinar dengan pandangan setuju. Aku hanya tersenyum masam mendengar ucapan Bari yang kelewat bodoh.

“Juan!”
Mataku seakan meloncat melihat perempuan angkuh ini sudah berdiri di depan meja kami. Ya tuhan? Bisa gawat Putri sombong ini dengar apa yang diucapkan Bari barusan. Belum lagi kantin yang tadi riuh berubah menjadi senyap di pagi ini.

“Bisa ikut aku?”

Kata kata yang keluar dari mulutnya itu lho, bikin seiisi kantin langsung gempar dengan pandangan bingung melihatku dengan pandangan scaning. Seorang Juan yang baru saja ditampar kemarin, kini masih dekat dengan putri sombong yang bernama Rika Delima ini yang katanya setelah tuan putri menampar maka habislah masa depanmu.

“Aku?”

Ucapku memastikan kalimat yang dikeluarkannya hanya berlaku untukku.Dia hanya menangangguk dengan angkuh kemudian mulai berjalan menjauh, hey kau menyuruhku mengikutimu dibelakang, itu seperti pelayan sialan.

“Kalau Juan ikut?Aku juga ikut!”

Ucap Erika yang membuat mata tuan Putri ini mendilik dan seluruh kantin kembali bersorak girang. Mereka anggap ini pertandingan bola ya.

“Juan itu siapa kau? Bukan pacarmu kan?”

Ya tuhan kata kata itu membuat Erika langsung berdiri dan menambah panjang sorakan dikantin.

“Erika duduk dan makan di sini, kalau diam. Aku janji akan menemani belanja hari ini!”

Erika langsung diam, sepertinya gadis ini sedang memikirkan hal yang bagus. Tapi tidak dengan wajah tuan putri ini yang tiba  tiba terlihat murka.

“Cepat!!”

Aku langsung tergesa – gesa mengikuti langkah tuan putri ini, tidak ingin rasanya  aku membuat masalah jika mengingat tatapan murkanya tadi.

“Tak…Tak..Tak..”

Hanya terdengar suara langkah kaki di dalam kebisuan  yang kubenci ini, aah ingin rasanya aku berteriak seberapa lama kita berjalan menjauh dari tempat ini. Paling tidak katakan sesuatu yang membuatku tidak mati kebosanan.

“Di sini!!”

Pandanganku teralih pada ruangan bertuliskan gudang dengan pintu kayu berwarna biru malam.Sudut kanan dan kirinya terlihat berdebu tapi tidak dengan ganggangnya.

“Sreeekkk”

Putri sombong ini menarik kerahku kemudian membalik badanku hingga aku masuk kedalam gudang lebih dulu, padahal di dalam gudang ini cahaya tidak bisa masuk dengan jendela yang tertutup rapat membuatnya remang –remang.

“Katakan!”

Ada sedikit jeda sebelum Putri sombong ini bicara, tapi yang membuatku khawatir bukan jeda yang dibuatnya tapi lebih kepada wajahnya yang sangat dekat dengan wajahku.

“Erika itu siapa?”

Mataku melongo dengan pandangan super bingung, jadi dia membawaku ketempat seperti hanya penasaran dengan orang yang menyiramnya itu.

“JUAN!!!”

Teriaknya lagi yang hampir membuat telingaku pecah.

“Tenang, Rika Delima. Dia adikku, iya dia adikku lebih tepatnya sepupu!!”

Rika melepas kerahku kemudian menghela nafas lega.

“Jadi dia hanya sepupumu!!”

Ucapnya membuat semakin bingung dengan perubahan sikap perempuan ini.Kayanya sebutan wanita tidak bisa dimengerti itu berlaku bagi putri sombong ini.

“Ada masalah dengan itu?”

Putri sombong itu entah kenapa tiba –tiba kembali melotot dengan wajah yang memerah.

“Ini bukan seperti aku cemburu atau apa?, kita memang tidak memiliki hubungan khusus tapi aku hanya sedikit penasaran!”

Ucapnya dengan wajah yang penuh keringat, beberapa menit lalu dia seperti harimau yang siap menerkam tapi sekarang dia seperti perampok yang ketangkap basah mencuri.

“Ooh, begitu. Jadi cuma perlu ini aja ya! Aku mau balik ke kelas deh! Takutnya nanti bu Nia marah.”

Aku berbalik dan ingin segera kembali kekelas tapi entah sejak kapan pintu gudang ini tertutup.Mungkin sejak seseorang lebih tepatnya kami berdua mendorong masuk, atau pintu ini bergerak secara otomatis pikirku mencari benda yang biasanya membuat pintu tertutup otomatis.

“Srek…srekk..srekk”

Itu suara pintu dikunci pikirku panik, membuat langsung memegang gagang pintu dan berusaha membukanya tapi tidak berhasil.Apa – apaan ini! Baru saja pagi kenapa pintu gudang sampai dikunci. Ahh iya, sekolah akan mengunci semua pintu agar siswa tidak melarikan diri atau membolos dari pelajaran, aku ingat ini waktu pertama kali masuk SMA.

Kembali lagi kuarahkan pandanganku pada putri sombong ini, dia bahkan masih asik berpikir dalam kepalanya bahkan tidak sadar sudah terkunci di gudang.Apakah dunianya hanya berisi hal – hal yang membuatnya resah saja.

“Rika!!”

Putri sombong ini langsung mengalihkan pandanganya kepadaku dengan wajah galaknya karena merasa diganggu.

“Pintunya di kunci.”

Pupil matanya langsung melebar mendengar ucapanku dan segera berlari menyetuh gangangg pintu.

“Krakk..krakk”

Pintu tidak bisa dibuka dan aku yakin ini akan dibuka setelah pulang sekolah atau menunggu staff saja yang memerlukan barang – barang digudang, mungkin kami bisa terkurung selama 2 hari atau 3 hari. Tidak itu sama saja mati, pikirku mulai panik.

“Juan!! Bagaimana ini?”

Aku terkejut bukan dari caranya bertanya tapi dari suara manja yang keluar dari mulut putri sombong ini.

Merasa diperhatikan, putri sombong ini reflek menutup mulutnya dan wajahnya kembali bersemu merah, lalu menatapku garang.

“Kau bisa menelepon kepala yayasan atau guru, karena aku tidak bisa melakukan itu!”

Tentu saja aku tidak bisa melakukanya karena handphoneku tertinggal di dalam kelas, putri sombong ini hanya menatapku dengan pandangan tidak percaya kemudian mengambil handphone yang ada di sakunya.

“Bateraiku habis!!”

Tidak mungkin bagaiamana bisa keluar dari tempat ini, ini kesalahan putri sombong itu, tunggu dulu sejak awal ini kesalahannya. Coba saja dia bertanya dilorong tanpa mendorongku masuk kedalam gudang pasti tidak akan terjadi hal bodoh seperti terkunci dalam gudang.

“Kau menyalahkanku?”

Wajahnya mulai menahan tangis, ya tuhan seberapa kesalnya aku dengan wajah yang ditampakannya sekarang.

“Tidak ini, bukan salahmu kok.”

Aku mengelus kepalanya berusaha membuatnya tenang sampai sedikit menyumpah pada putri sombong ini dalam hati.Bagaimana mungkin aku bisa membuat Event yang lebih menarik jika kami terkurung di sini.

“Maaf!!”

Ucapnya memeluk membuat tubuhku seketika menjadi kaku, aku mendapatkan ini, ini luar biasa.Aku bisa membuatnya terus seperti ini dan melakasanakan rencanaku.Dia benar benar memelukku.

No comments:

Post a Comment