Ini Penolakan pertama
yang kudapat dari sebuah penerbit, isinya kurang lebih mengatakan kalau alur
dan cara membuat novelku masih belum bisa diterima mereka. Rasanya memang
sedikit kesal, tapi seolah sudah mendapatkan sesuatu yang layak menjadi acuan, aku
kembali ke laptop dan mencoba untuk menuliskan kisah baru.
Aku tidak akan menanyakan lebih lanjut bagian mana yang
perlu kuperbaiki pada penerbit itu, mungkin itu membantu tapi aku rasa mereka
tidak punya waktu untuk sekedar menjawab pertanyaan itu. Intinya naskah yang
kukirim tidak layak dan aku segera mengasingkan folder naskah itu ketempat
lain. Ini pembelajaran, itulah yang kupikirkan sekarang.
Banyak hal yang tidak aku ketahui tentang penerbitan dan
kurang lebihnya aku hanya mempersiapkan kebutuhan naskah kemudian mengirimnya.
Mungkin aku sedang mencoba trial and error dan kurasa aku masih punya banyak
kesempatan.
Kesan pertama aku menerima surat itu adalah “aah
sepertinya aku gagal!” atau “aah ternyata masuk ke dalam penerbit memang sulit”
dan kesan – kesan lainnya. Jujur itu membuatmu kesal, frustasi dan seakan kau
tidak ingin melihat naskahmu lagi, tapi aku berpikir ulang mungkin jika aku
menyerah sekarang aku akan menyesal di masa depan. Jadi akan kuputuskan mungkin
mulai sekarang aku harus lebih banyak membaca dan menulis walaupun semangatku
sudah hampir lenyap.
“Aku tidak boleh
menyerah dan ini bukan akhir!” aku terus mengatakan itu dalam hatiku dan
berharap aku tidak patah semangat, kukira menjaga semangat dan motivasi adalah
hal yang mudah tapi ternyata itu cukup sulit setelah aku memulai “Menulis”
pantas saja mereka mengatakan menulis untuk buku pertama itu mudah tapi untuk
menulis di buku kesekian itu sangat sulit dan kurasa aku sedang merasakannya
sekarang.
Kurasa belajar bukan hanya tentang Diksi,EYD,plot, dan
banyak hal yang penting dalam menulis. Tapi juga tentang semangat,tekad, dan
ambisi. Kurasa hal – hal itu juga diperlukan dalam menggapi mimpi karena
sesulit apapun jalan ada tuhan yang selalu siap membantu dan iblis yang siap menggurkan.
Pilihan ada ditangan masing –masing, menerima bantuan tuhan atau mendengar
bisikan iblis itu tergantung diri kita sendiri.
woh, semoga beruntung untuk penerbit lainnya.
ReplyDeletenggak ada saran perbaikan ya dari mereka. emang sulit sih ya kalau mau masuk penerbit. btw, ini kamu penerbit mayor ya incerannya.
sarannya sih cuma baca buku lagi dan terus belajar, tidak ada saran signifikan. gak juga sih penerbit yang aku incar belum beri kabar
DeleteSemua penulis pasti pernah menerima penolakan kok. Terus menulis, ya!
ReplyDeletetentu tapi kayanya masih kebenturan sama kesibukan kuliah
Delete