blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Sunday, 29 November 2015

Last Homo Sapiens chapter 10



Title    : Last Homo Sapiens
Genre  : School, Psychological, Mystery,Thriller
Author : Liyando 
Date      :
Chapter: 10
R
            “Wallace?”
            “R!” ketua menatap Wallace dengan wajah terkejut, sambil memegang perutnya seolah dia mengetahui kalau Wallace melakukannya.

            “Kenapa kau menembakku sialan!” ketua berkata dengan wajah yang masih tersenyum sementara Wallace hanya terkekeh kemudian mendekat.

            “Ashina!”

            “Buam…”

            Itu seperti suara gelombang kejut tapi Wallace juga menhindar dengan cepat.

            Ashina muncul tiba – tiba entah dari mana dengan sikap siapnya seperti bertarung membuat Wallace sedikit terkejut.

            “Oi..Oi..Oi sekarang sudah ada 2 number di sini!”

            “Ashina, Number?”

            Yuki terkejut, sama sepertiku aku tidak tahu kalau Ashina adalah number jadi selama ini dia adalah orang yang kuat.

            “Kau tidak tahu, dia gadis petarung yang memiliki indra setajam singa. Mereka tidak terkalahkan!”

            “Modifikasi saraf?”

            Aku jadi tahu alasan ketua selalu menyuruh Ashina untuk melihat seluruh tempat, kurasa ketua tahu indera yang dipunya cukup kuat untuk menemukan puluhan zombie.

            “Kau Hampir tepat Taku, tapi Ashina berbeda. Dia seperti-”

            “Wallace, bisa kau berhenti menghinaku!”

            “Aku tidak menghinamu, aku hanya mengatakan pada Taku. Agar dia ingat siapa itu wanita yang selalu-”

            “BUAAMM!!!”

            Ashina menghentakan kakinya membuat Wallace terdiam, aku segera melirik ke arah ketua yang masih tampak tenang.

            “Apa yang dilakukan anjing penjaga kamar sampai sekarang?”

            “Seperti biasa mulutmu pedas, Ryo!”

            “Kita selalu tidak cocok Wallace dan kau juga hampir membunuhku!”

            Wallace tersenyum kemudian mempercepat langkahnya, sepertinya dia ingin menerkam ketua tapi terlebih dahulu terkena pukulan Ashina.

            “UHUK!!”

            “Wallace, tenang tidak ada yang salah disini!”

            “Tentu saja karena dari awal kalian sudah salah!”

            “Taku, kau tahu orang dari pemerintah bekerja sama dalam penakapan waktu itu bersama salah satu dari number!”

            Aku terdiam, memang penangkapan itu terkesan dirancang oleh seseorang tapi sampai sekarang aku tidak tahu siapa yang mengatakan pada organisasi pemerintah. Jika number berhubungan kurasa hal itu mungkin saja terjadi.

            “Number tidak ada hubungannya Wallace, tapi kalian yang membawa seorang dokter lah yang bersalah!”

            “Kau bilang bersalah, Ryo. Aku tahu kau membenci mereka!”

            “Jangan mengatakan omong kosong Wallace, kau tahu kalau semua dokter disana memiliki masalah kejiwaan.”
           

            “Dokter Visen tidak memiliki masalah kejiwaan!”

            Yuki sedikit berteriak membuat, Wallace menarik senyum sedikit lebih tinggi seolah dia sedang tersenyum karena itu.

            “Hanya dia orang yang bersalah disini, Yuki! Orang yang memanggil semua organisasi pemerintah!”

            “Maksudmu ketua?”

            “Aku berharap begitu tapi sesuai dengan penyelidikan kami, dia tidak bersalah hanya saja. cucu dari menteri pertahanan saat itulah yang bersalah!”

            “Jadi ketua?”

            “Kakeknya yang merancang ini karena laporan dari Minami Hikari #03, kau tahu perempuan itulah yang merancang semuanya dengan menggunkan Ryo!”

            “Dia tidak melakukan apa – apa?”

            Ketua mengatakan dengan dingin, tapi Ashina seolah berusaha menenangkannya.

            “Ryo, maafkan aku!”

            “Ashina!”

            “BUAAAAAAAAAAAMMMM!!!”

            Itu lebih cepat dari sebuah peluru aku tidak bisa melihat pergerakan Wallace dia menghantam ketua dengan cepat kemudian membuat gedung hancur seketika. Lalu meloncat kea rah gendung – gedung lain.

            Runtuhnya gedung seakan memanggil kawanan zombie membuatku kembali menghela nafas panjang, mungkin kali ini aku akan benar – benar mati.

            “TAKU!!!!”

            “………………………………………”

            Jeritan dari Yuki, mungkin aku sangat merindukannya jika tidak mendengarnya, dan kurasa aku akan meninggalkannya di dalam ingatan yang terdalam.

No comments:

Post a Comment