Title : Stay In For Me(Tetap di dalam untuk ku)
Genre : School, Romance, Family
Author : Hittori Yudo
Chapter: 05
Genre : School, Romance, Family
Author : Hittori Yudo
Chapter: 05
Pertanyaan?
“Hey?” itu adalah bunyi dari ganguan yang
membuatku frustasi, belum genap 5 menit istirahat datang. Eri sudah datang
padaku dengan sekotak makanan yang dibuatnya entah kapan, membuatku sedikit
furstasi.
“Drama dari cinta?”
“Apa itu sindiran?” Eri tersenyum
simpul karena merasa mendapat perhatian dariku sekarang, kurasa tujuan cewek
ini sudah jelas dari awal aku melihatnya. Dia tidak mengingkan semua yang
kulakukukan berjalan mulus.
“Bukan sindiran, tapi aku mencium
sesuatu yang bagus!” aku menghela nafas berat, Eei mengatakan itu seolah tahu
apa terjadi apdaku saat ini. Gadis ini lebih mengerikan dari seorang
paranormal.
“Kau anjing gaib darimana? Kuharap
hidungmu tidak membawa sesuatu yang buruk pada majikanmu!” Eri terlihat kesal,
dia kini berlaih memadang buku yang ada di depanku, memang melihat buku pada
jam istirahat bukan sesuatu yang luar biasa, tapi buku itu tampak terlihat
lebih baik bagi Eri.
“Ini buku tentang Manejemen Bisnis
dan lihat semuanya bahasa jerman. Aku tidak tahu kau bisa baca ini!” apa aku
harus mendapat sindiran tajam dari seorang anak kota, ini bahkan terasa
menyebalkan saat mendengarnya.
“Kau membuatku muak!” suaraku tadi
membuat Eri menutup mulutnya rapat – rapat, tapi perempuan itu tampak tidak
kehilangan minat pada diriku.
“Bisakah kau pergi menccari teman
atau sejenisnya, kau menganggukku!”
“Aku tidak memiliki seseorang yang
bisa diajak berbicara!”
“Itu karena kau berada di sini!”
“Memang ada hal yang salah aku
berada di sini!”
Aku tidak tahu Eri ini bodoh atau
kurang pintar, tapi setidaknya membaca situasi adalah hal ynag umum dilaukan
orang – orang yang berada di ibukota. Tidak mungkin aku mengatakan dengan
terang – terangan bahwa teman sekelasku tidak bisa mendekat ke bangku karenaku.
“Setidaknya buat mereka berbicara!”
ini adalah kata – kata yang dapat membuat Eri mengerti dan berhasil, dia segera
melihat ke kumpulan perempuan dan segera mendekat ke sana. Kuharap dia
mendepatkan seorang teman.
Bahkan masalah Diana membuatku tidak
bisa konsentrasi setidaknya aku harus bisa konsentrasi dan segera membuat
semuanya menjadi lebih mudah. Aku tidak ingin disusahkan dengan suasana
Romantis dan hiperbola yang akan menimpaku.
“Riki?” aku menatap Rama sudah
berdiri di depan mejaku dengan wajah terlihat santai, semakin aku melihatnya,
rasanya apa yang kulakukan adalah hal terburuk.
“Iya, Ram?” aah pasti terdengar aneh
saat aku menanggapi seperti itu, apakah suaraku terdengar gugup atau biasa –
biasa saja.
“Apa kau sibuk?” aku menggeleng
dengan cepat, membuat Rama memutab bangku di hadapanku kini mengarah pada
mejaku.
“Dia gadis yang cepat terkenal!”
Rama kini mengalihkan pandangnnya pada Eri yang terlihat sudah berceloteh tanpa
henti, gadis itu memang hobi berbicara kurasa tidak berlebihan dia sangat cocok
dengan ibu.
“Soal Diana waktu itu, aku minta
maaf. Kalian harus berakhir karenaku!” Rama masih diam, dia hanya menanggapiku
dengan senyuman sementara aku merasa menjadi orang terburuk lagi.
“Aku berharap kalian jadiaan, tapi
melihatmu masih memikirkanku. Aku rasa, aku sedikit senang!” aku tidak mungkin
jadiaan dengan perempuan seperti itu Ram dan lagi apa yang harus kukatakan saat
mendengar itu darimu.
“Aku tidak memiki perasaan istimewa,
itu akan menyakitkan jika kami jadiaan!” ucapku membuat Rama kini diam, dia
kemudian melirik beberapa bangku yang terlihat sedang melihat kami berdua.
“Aku rasa kehadiranku menjadi
tontonan gratis, kuharap nanti kita bisa bicara lagi!” ucapnya kini beranjak
pergi, sudahlah kurasa aku sudah mengatakan apa yang ingin kukatakan untuk saat
ini.
“Kau bilang kau Sibuk!” aku melirik Eri
yang sudah menghampiriku lagi.
“Tentu saja!”
“Tapi kau masih punya waktu untuk
ngomong dengan pria tampan tadi!”
“Itu bagian dari sibuknya!”
“Aku tidak menyangka kau begitu
dingin dengan teman serumahmu!” seperti sebuah bom yang jatuh pada ketinggian
ratusan meter seluruh kelas menjadi riuh. Eri bodoh kenapa otaknya hanya berisi
kecemburuan dan hal - hal yang serupa, bisakah dia memilih beberapa kata yang
tidak menyusahkanku.
No comments:
Post a Comment