blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Friday 30 October 2015

Last Homo Sapiens chapter 9



Title    : Last Homo Sapiens
Genre  : School, Psychological, Mystery,Thriller
Author : Liyando 
Date      :
Chapter: chapter 9
 Wallace

            Aku masih teringat bagiamana kami hidup dalam sebuah gedung dengan banyak anak, tiap hari kami melakukan berbagai macam tes yang pada akhirnya hanya membuat kami tahu kalau kami bagian dari Monster.

            Mereka juga bukan orang jahat, dokter dan para ilmuawan selalu memperlakukan kami layaknya anak – anak bahkan kami merayakan ulang tahun dengan meriah dan berbagai macam tradisi yang membuatku selalu rindu.

            Kukira tempat itu akan selalu menjadi tempat yang menyenangkan tapi, semuanya berubah saat pemerintah mulai membuat konspirasi menggurkan satu persatu orang – orang yang berada di balik percobaan atas nama kemanusiaan.

            “Taku?”

            Aku menggelengkan kepala pelan, wajah Yuki yang terlihat khawatir membuatku merasa tidak enak. Apa yang terjadi sekarang kenapa aku mengingat kenangan yang menyenangkan seperti itu.

            “Kau menangis!”

            “Ahh, aku hanya teringat beberapa hal!”

            “Dokter Vinsen adalah orang yang mengatakan kalau number hanya bocah sombongkan?”

            Sepertinya kekuatanku tidak aktif dan aku tidak mengerti apa yang dipikirkan dari Yuki, dokter Vinsen adalah orang yang selalu datang ke kamar kami hanya untuk memberikan lelucon seolah dia sedang menenangkan kami. Ku dengar setiap dokter selalu memiliki anak didik tersendiri.

            “Dia di tembak mati!”

            Yuki diam, kenangan pahit saat itu masih membutakan semua idera dan kekuatan kami.

            “Jangan menggunakan kekuatakan kalian, meraka orang baik kah?”

            Yuki masih mengingat kata – kata Dokter Vinsen lelaki muda yang bernasib sial itu tidak bisa memanfaatkan kami, seharusnya dia berteriak untuk membunuh semua orang dengan begitu akan kami lakukan dengan senang hati.

            “Apa itu menganggumu?”

            Yuki menggelengkan kepala, hembusan angin dari atas gedung dapat membuat rambutnya bertebaran kemana – mana, seorang yang cantik dan tidak terlihat seperti monster, harusnya aku membunuh smeua orang yang datang waktu itu.

            “Philia, Edward, Gaberial, Maki, Sindi dan Wallace apa yang terjadi pada RPM seperti mereka?”

            Seperti Yuki masih ingat dengan pimpinan kamar itu.

            “Mereka melarikan diri bersama seorang dokter pembimbing, kudengar mereka berhasil melewati penjagaan ketat!”

            Aku masih ingat apa yang dikatakan anak – anak yang lain setelah keluar dari gedung.

            “Pada akhirnya yang tersisa untuk mati hanya Dr Vinsen!”

            Itu perasaan yang menyakitkan melihat orang yang bersamamu di tembak mati ditempat seolah semua yang terjadi adalah karena dirinya.

“Itu lebih baik dari pada melihatnya menjadi zombie!”

“Kudengar mereka melanggar kode etik kedokteran! Apa itu benar?”

“Kurasa benar, tapi membunuhnya di depan anak kecil, sejak saat itu aku membenci orang yang berada di balik rasa kemanusian mereka!”

Yuki terdiam dengan ucapanku, dia tidak membantah dan mungkin kami semua memliki perasaan yang sama. Para dokter seperti orang tua dan semua pasti setuju untuk membuat mereka bebas dari hukuman.

“Bum…Bum…Bum!!”

Suara seorang seperti mendekat tapi itu bukan langkah kaki di atas tanah, itu lebih mirip seperti bunyi udara udara yang terhimpit.

“Taku?”

Suara itu, aku mengenalnya seharusnya aku tidak berjalan ke atas sini. Ini akan sangat berbahaya, aku segera menggenggam tangan Yuki untuk segera turun.

“Bang!”

Dia melompat berputar kemudian mendarat beberapa meter di depan kami.

“Hey – hey, aku Wallace kenapa kau menghindariku!”

Jadi orang yang berada di balik penembakan ketua adalah Wallae kuras mereka kesini untuk memeriksa dimana ketua berada.

“Taku, kau membaca pikiranku!”

Dia tidak menggerakan mulutnya tapi dia seolah mengetahui apa ang kulakukan, sial kenapa aku harus bertemu dengan orang gila ini.

Wallace Dongtae, anjing penjaga ke 4, jika number adalah RPM elit maka anjing penjaga seperti kapten dari pasukan elit tersebut.

“Bukan kah ini Yuki, kau tumbuh dengan sangat cantik, manis!”

“Dongtea?”

“Jangan panggil aku dengan nama itu Yuki, mari kita bersama seperti dulu. Aku tidak akan memberiarkan Number itu memanfaatkan kalian!”

“Kau yang menembak Ketua?”

“Aku benci Number dari dulu, kau tahu itu Taku!”

“Tapi dia yang menyelamatkan kami dari sekolah!”

Yuki mulai membela ketua, dan kurasa wajah Wallace sudah mengeras karena kesal.

“Dia ingin membawa kalian ke neraka, orang bodoh macam apa yang melewati puluhan zombie.  Ikutlah dengaku dan bereskan semua kekacauan dari manusia keji ini!”

Sama seperti number kebencian yang berdasarkan oleh penyerangan itu membuat semua RPM menbenci manusia biasa, tidak heran kalau mereka membuat argumen lain tetnang manusia.

“Kau bilang kekacauan dari manusia, apa ini wabah yang mereka ciptakan?”

“Dokter Firnanda bilang ini adalah hasil penelitian yang diambil dari laptop dokter Vinsen!”

“Jadi?”

“Mereka orang bodoh yang mencuri kebahagian kita kemudian menciptakan tragedi!”

Wallace terlihat kesal dan hampir semua urat dikepalanya mencuat, aku benci mengakui kalau aku juga termakan oleh omongannya.

No comments:

Post a Comment