Title : Last
Genre : School, Humor, Family
Author : Hittori Yudo
Chapter: 12
Gerakan
“Ini memang bagus, tapi apa kau
yakin untuk menerbitkan ini?” aku mengangguk setuju membuat Editor yang
diperkenalkan Alumni itu, telah mengajak bicara di salah satu skat kantor
penerbitan.
“Seragam dalam nafas ya? Mungkin
untuk Editor sampai ke tahap cetak membutuhkan waktu sekitar 3 bulan! Jadi
sampai saat itu kami akan sering mengontakmu!” aku mengangguk mendengar ucapan
dari Editor ini, dan setelah beberapa percakapan ringan selesai aku pergi dari
kantor penerbitan.
“Sebuah novel dalam waktu satu
minggu, itu bukanlah hal yang sulit tapi kuharap ini bisa sampai ke tangan
pembaca untuk mengubah pola pikir mereka!” sambil terus mengatakan itu, aku
terus menatap kerumunan orang yang terus berlalu lalang dihadapanku.
“Apa yang kau rencankan?” Rika
berdiri di depanku seolah dia sudah lama menunggu, aku kembali menatapnya
beberapa kali sebelum aku mulai memproses kata – katanya.
“Membuat Dunia tahu!” Rika terdiam
mendengar ucapanku, dia kemudian memberi tatapan kecewa beberapa saat kemudian.
“Kau mesum gila?”
“Aku tidak gila!” Rika masih seperti
ingin bertengkar tapi saat dia memperhatikan orang – orang yang menatap kami
dia mengunci mulutnya kemudian menarikku pergi menjauh dari kerumanan.
Café kecil yang berada di
persimpangan jalan membuatku sedikit jenuh, bukan karena keadaan ini tapi café
ini tidak memiliki satu spotpun yang terlihat menarik. Jadi aku kini berganti
menatap Rika yang masih tampak tidak percaya dengan apa yang kulakukan.
“Kau ingin tahu seperti apa
mayoritas mendukung para minoritas?”
“Mereka tidak pernah memikirkan
kerja keras yang kita lakukan!”
“Karena mereka tidak pernah berpikir
begitu berhentilah untuk mengarahkan pikiran mereka untuk mengerti kita!” aku
dan Rika merasa menjadi orang lain, ahh pada dasarnya kami hanya bagian
mayoritas yang membuat diri menjadi individual yang minoritas.
‘Tidak, kita akan selalu-”
“Di injak? Kau sadar dunia ini asing
dan akan tetap asing untukmu. Menujukan perhatian dengan cara seperti itu, kau
menginjak pedal terlalu dalam!” Rika seperti kehilangan kesabaran, walaupun
kami terlihat berdebat tapi frekuensi suara kami cukup kecil untuk di dengar
mereka duduk yang berjarak dua bangku dari kami.
“Aku tidak mau!”
“Kau harus mau, karena kita
berbeda!” kata – kata Rika seolah membuat jantungku seakan ingin keluar,
Dskriminatif dari sebuah bakat, ahh bukan dari sebuah kerja keras Nampak
berhasil untuk kami.
“Aku tidak berbeda, aku hidup
seperti mereka. Jadi kenapa aku harus dapat perlakukan berbeda. Orang biasa
akan memakimu seolah bakat adalah penyakit kronis sementara orang – orang yang
mengerti akan memujimu terlalu berlebihan. Seharusnya mereka melakukan segala
hal dengan pertimbangan!”
“BRUKKK!!!”
“Karena kita manusia, mesum! Kita
tidak bisa membuat siapapun mengerti kita. Jadi lupakan tentang rencanamu!”
entah kepahitan apa yang dialami seorang Rika, tapi aku merasa dia bersikap
terlalu berlebihan.
“Aku tidak mengerti, aku tetap
berdiri nanti walaupun sendiri!” aku melangkah jauh, sampai sekarang aku tidak
mengerti perinsip Rika jadi aku meninggalkan sendiri di dalam café setelah
membayar minumanku.
“Aku tidak mungkin bisa mengerti
gadis itu!” gumamku sesaaat sebelum aku menangkap sosok kak Nia yang sedang
berjalan dengan Kak Rifal, mereka berbicara sambil sedikit tertawa. Sepertinya
kak Rifal berusaha keras untuk membuat suasana hati kak Nia lebih baik.
“Bukannya, kau sudah lihat seberapa
penting pengakuanmu. Kau tidak pernah bisa membuat kak Nia tersenyum!” kata –
kata Rika membuatku bungkam, gadis itu memadang ke arah kak Nia dan Kak Rifal
seperti memandang sebuah lukisan yang luar biasa, dia tersenyum
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Last selesai sampai disini kawan! Ehm Last memiliki cerita yang cukup
baik, disini saya sudah mencoba untuk membangun beberapa hal termasuk konflik
dan plot. Untuk beberapa alasan kenapa saya memilih ending seperti ini sebagai
bukti kalau perkembangan cerita adalah bentuk dari pemikiran pembaca, jadi Ending
pun adalah keputusan dan imajinasi pembaca. Karena ada kata – akta yang
mengatakan jika kau masih belum bahagia, Tuhan masih menulis ceritamu
bersabarlah karena semua manusia memiliki akhir Happy End.
No comments:
Post a Comment