blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Tuesday 15 September 2015

Stay In For Me Chapter 2



Title    : Stay In For Me(Tetap di dalam untuk ku)
Genre  : School, Romance, Family
Author : Hittori Yudo
Chapter: 02
Langit yang Terlihat biru
Seperti sebuah benang yang sedang terikat rapi, aku dan gadis kota ini sekarang sedang berjalan menyusuri SMA KENANGA, ini hanya SMA kecil yang terdiri dari 4 kelas setiap angkatan tapi memiliki lahan ang cukup luas karena di bangun di daerah yang bersih dan sejuk.

Eri menarik nafasnya dalam – dalam pandangnya masih tertuju pada meja – meja yang terlihat berjejer rapi, untuk alasan yang tidak kumengerti kenapa gadis secantik ini bisa pindah dengan mudah dari kota terlebih lagi tinggal dengan orang yang tidak dia kenal.

“Kelas rapi ya, pemadangannya indah!” ucapnya membuat aku kini menatapanya dengan wajah penuh kebingungan.

“Apa di Jakarta kelasnya urak – urakan dan pemadangnya buruk!” Eri hanya terlihat sedikit bingung kemudian tersenyum kecil.

“Riki memang orang to the point ya, yah Riki bisa saja ambil kesimpulan begitu!” ucap Eri kini melangkah ke daerah yang lebih luas.

Biasanya sekolah tidak di buka untuk hari libur, tapi entah keberuntungan atau bagaimana. Hari ini ada jadwal latihan klub basket dan beberapa klub kesenian. Akses masuk gerbang sekolah yang besar itu jadinya di buka.

“Aku menyukai tempat seperti ini.” gumamnya membuat tatapan bingungku semakin menjadi – jadi, apakah alasan dia pindah dari sebuh kota karena penampilan. Sungguh gadis yang bodoh.

“Ayo Riki kau masih belum menunjukan hal yang lain!” kali Eri menarikku, tidak lebih tepat gadis cabul ini segera menyeretku menonton salah satu pertadingan basket. Aku biasa melhat Diana dari kejauhan dan itu cukup membuatku jengah.

“Kita pulang!”

“Eh?”

“Kita pulang, masih banyak barang yang belum kau rapikan. Tidak alasan berlama – lama di sini!” Eri mengangguk enggan meninggalkan tatapan kecewa pada lapangan basket itu, terlambat Diana sudah menatap kami dengan pandangan bingung.

“Riki ada yang cewek yang melihat kita!”

“Cuma perasanmu saja kok, ayo kita pulang!” aku segera menyeret gadis ini kadang – kadang memiliki kesan berbeda dari yang lain. Jadi meniggalkanya di lapangan basket adalah ide yang buruk.

“Apa kita bisa lewat jalan memutar, agar aku tahu Kota ini seperti apa?”

“Kau tidak bisa lewat jalan memutar, sekolah ini hanya terhubung dengan satu jalan!” Eri mungkin menyadari aku sedang sedikit emosi saat ini, jadi setelah mengatakan itu gadis itu hanya bisa diam saja.

Wajahnya masih terpaku dengan pemandangan sawah, oh lebih tepatnya orang- orang yang berada di sawah. Karena bulan ini adalah musim tanam jadi sangat umum melihat para orang tua menanam padi di persawahan.

“Perkebunan yang di katakana ibumu, apa di daerah sini?” akhirnya gadis ini kembali membuka mulutnya lagi, tapi kenapa kata pertamanya harus membahas hal seperti itu.

“Ehm, sekitar 20 km dari sini!” jawabku

“Riki tunggu Diana!!!!” suara itu masih bisa kudengar tapi aku lebih memilih mengabaikan apa yang terjadi.

“Riki, sepertinya ada orang yang memanggilmu?”

“Nama itu pasaran, banyak yang menggunakan!”

“Eeh, tapi kurasa!”

“Riki!!!!!!!!!!!!!!!”

“Kelihatanya dia memang mencarimu!” memilih mengabaikan teriakan dari Diana aku tetap melajukan motorku lebih cepat lagi.

“Itu siapa?”

“Siapa?”

“Orang yang memanggil namamu!”

“Ehm kan dia salah orang!”

“Hmmm!!!” akhirnya aku memilih menghela nafas membuat Eri hanya bisa terdiam tidak mengatakan apapun.

Setelah sampai di depan rumah Eri tidak lagi berbicara dan lebih terlihat mengabaikanku, aku yang tidak mau ambil pusing kini memilih melangkah kea rah kamarku yang berada di alntai dua. Setidaknya aku tidak bertemu dengan gadis cabul itu lagi.

Diana ya!

Aku menarik pelan rambutku, masih teringat dengan jelas apa yang dia lakukan pada temanku, aku menyukainya dan dia berpacaran dengan temanku itu hal yang wajar. Tapi apa yang dia lakukan sekarang membuatku geram.

Rama mungkin membenciku sampai dia mati nanti, sahabat seperti apa aku ini yang merebut pacar sahabatnya. Walaupun mereka putus baik – baik aku merasa menjadi orang yang jahat sekarang.

Seharusnya aku tidak menyukai perempuan seperti itu dan membuat Rama kecewa. Dia hnayalah seorang gadis dan aku rasa tidak ada yang berubah sampai kapapun karena dia adalah seorang gadis yang seperti itu.

“Ki?” Eri tiba – tiba muncul dihadapanku dengan wajah yang eterlihat gugup, kenapa lagi dengan gadis ini.

“Aku tidur disini ya?” ucapnya membuatku membuka mulutku dengan wajah kebingungan, aku tidak mau diserang seorang gadis saat malam hari. Itu terlalu mengenaskan untuk masa depanku.

“Pergi ke kamarmu kalau gak ke kamar ibu!” dia menggeleng dengan cepat, membuatku semakin bingung dengan gadis ini.

“Kau bisa lihat bnayak boneka disana, apalagi kamar ibumu!” aku sekarnag mengerti apa yang dimaksud dengan Eri, yah tidak ada yang salah dengan ketakutanya tapi kau tidak mau itu menjadi alasan dia tidur disini.

“Tidak, kau bisa tidur di tempat lain kan!”

“Ki kumohon!”

“Tidak!”

“Aku akan tidur di bawah, dua meter dari ranjangmu!” mempertimbangkan wajahnya yang masih ketakutan akhirnya aku mengangguk. Untuk malam ini saja.

No comments:

Post a Comment