blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Monday 14 September 2015

MY LAW CHAPTER 9



Title    : My Law
Genre  : School, Psychological, Mystery,Thriller
Author : Hittori Yudo
Chapter: 09
Nebulania
            “Kemana keberani kakak tadi?” suaraku sedikit susah keluar karena Kak Nimala berusaha membunuhku dengan genggamnya yang cukup keras. Belum lagi perasaan ketakutan dari wajahnya membuatku sedikit bingung.

            “Jadi siapa Nebulania dari bahgdad itu?” suaraku seperti tidak begitu berpengaruh kepada Kak Nimala yang masih ketakutan, sebenarnya apa yang takutkan dengan penyihir tua yang hampir mati ini walaupun wajah dan badanya seperti gadis SMP.

            “Alkemis tingkat atas Tuan, dia Alkemis dari timur tengah!” suara ketakutan masih mendominasi tapi niatnya menjadi seorang pelayan yang penurut kurasa lebih kuat dari sekedar ketakutan.

            “Jadi dia yang membuat kalian?” Kak Nimala menggelengkan kepalanya dengan wajah yang masih ketakutan.

            “Dia suadah memusanahkan ratusan jenis siluman untuk keperluan penelitiannya, jadi bertemu dia bagi kami sama dengan mati, tuan!” kata –akat itu membuat Nebula semakin tersenyum lebar, aku yakin sekarang kepercayaan dirinya sedang berada di titik tertinggi.

            “Jadi kenapa, orang penting seperti itu ada di sini?” ucapanku membuat Nebula yang tadi masih merasa diatas angin kini merasa terhempas ketanah.

            “Paling tidak biarkan aku menikmati sedikit kesenangan ini!” Nebula mendesah dan kini dia duduk diatas sofa sambil menaikan satu kakinya sedangkan aku kini berada di depannya masih berdiri menatapnya dengan tajam.

            “Jangan begitu pada gurumu, aku disini untuk berkunjung!” suara santai Nebula membuatku semakin kesal, tidak ada guru yang memukul muridnya pada perkenalan pertama kemudian mengundang minotarus untuk menghabisinya.

            “Tuan dia guru anda?”

            “Bukan, dia cuma wanita tua yang sedang mencari anak kecil untuk di jadikan cucu!” sekali lagi Nebula mendesah, dia menggelengkan kepalanya beberapa kali kemudian menatapku dengan wajh khawatir.

            “Gurumu ini cemas dengan sikap sopanmu yang tidak meningkat satu poin pun, bagaimana kau bisa berada di organisasi seperti itu jika kau tidak sopan!” gerutut dari Nebula membuat Kak Nimala semakin bingung, dia terlihat sedikit melupakan rasa takutnya dan menatap Nebula penuh minat.

            “Tidak ada alasan Anda berada disini ibu guru terbrengsek, anda dapat pergi sekarang!” Kak Nimala menatapku dengan wajah terkejut, seolah aku mengatakan hal yang sangat salah dia mencengkram bahuku lebih kuat.

            “Bahkan, rubah itu tahu kalau kata –katamu bisa membunuh dirimu, murid!” sekarang dia menggunakan Kak Nimala sebagai jalan keluar, dia tidak tahu seberapa mengesalkannya orang dihadapanku ini.

            “Baiklah, katakan padaku apa yang membuat guru terhormat ini datang kesini, ‘melihat murid’ jangan harap omong kosong seperti itu dapat membuatku percaya!” Nebula terkekeh mendengar jawabanku kemudian dia mulai mengeluarkan sesuatu dari kantongnya.

            “Kau tahu bagian Eropa sekarang sedang dalam masa pemulihan, ada beberapa orang yang ingin kutemui, mengingat itu adalah kampung halamanku…” suara itu terdengar menggantung seolah aku harus mengisi kata – kata yang dia lontrakan setelah itu.

            “Tidak, aku tidak akan kemanapun, aku hanya punya urusan dengan Bommber sialan itu. Selebihnya aku lepas tangan!” Nebula sedikit menghela nafas, bibirnya kemudian tersenyum beberapa saat seolah berpikir sesuatu.

            “Ras itu berasal dari sana! Bukannya ini cukup untuk menjadi alasanmu!” aku menatap wajah Nebula sedikit tidak percaya, Alkemis atau penyihir dia merupakan orang cukup kuat. Membawaku yang bahkan belum mencapai tingkat pemula hanya akan menghambatnya saja.

            “Kalau tidak percaya, kau bisa minum pil sialan miliki virgo itu! Dan lagi Virgo memberikan izin untuk membawamu!”

            “Memangnya gadis itu siapaku? Ibuku?”

            “Ayolah Kidan, angap saja ini seperti liburan. Sebagai permohonan maafku juga bisa!” aku melirik ke arah kak Nimala, matanya sedikit tertarik dengan pembicaraan kami membuatku mengambil sedikit keputusan.

            “Ok kita bawa kak Nimala juga!”

            “NGGAK!!!” kini Nebula yang merengangkan tangan dengan wajah terkejut, aku tidak tahu dia memiliki masalah dengan siluman ini.
           
“Kak Nimala, mau ikut juga kan?” Kak Nimala hanya mengangguk dan tidak berani bersuara apa lagi mendengar penolakan nyata dari Nebula membuat nyalinya menciut.

            “Kalau begitu lupakan saja, guru!” Nebula menggerutu kesal, dia memejamkan matanya kemudian menarik nafas perlahan.

            “OK, tapi semua tanggung jawabmu!” kini Nebula berusaha terlihat bijak membuatku sedikit tertawa, dengan begini aku sedikit punya alasan jika ingin pulang cepat.       

            “Tapi, aku harus izin ke keluargaku dulu!” kini kak Nimala terlihat ragu dengan ucapanya. Apa kak Nimala memiliki masalah tersendiri dengan keluarganya. Itu akan menjadi hal yang tidak mengungtungkan jika mendapat penolakan langsung dari kelaurganya.

            “Kurasa keluarga siluman kuda tidak keberatan, apa aku perlu meminta izin?” Kak Nimala langsung merentang kedua tanganya menandakan penolakan pada ucapan Nebula, tentu saja tidak ada yang mau anak mereka di bawa oleh orang yang selalu memburu mereka.

            “Baiklah, aku ikut kalau kakak mau?” Kak Nimala tampak ragu kemudian mengangguk setuju dengan usulan. Lagipula inilah cara agar aku bisa bertemu keluarganya dan memberikan nasihat panjang tentang ritual memperkosa itu.

            Mengingat kembali beberapa menit lalu saat aku mengatakannya, kurasa kerpercayaan diriku sedikit lemah saat berhadapan langsung dengan kedua orang tuanya. Ada kemungkinan terburuk untuk berbicara dengan salah satu dari mereka dalam benakku, tapi kemungkinan yang terjadi bahkan lebih buruk.

            “Jadi, kau berniat mengajak Lala pergi?” aku tidak tahu kak Nimala dipanggil Lala saat dirumah, walaupun terasa cukup aneh tapi kurasa nama itu memang cukup cocok untuknya. Lala lemot, apa yang kupikirkan.

            “Selama ini Lala jarang membawa teman laki – lakinya kerumah, bukan jarang sebenarnya tidak pernah sama sekali. Sekali membawa laki – laki dan dia mengingkan pergi beberapa hari ke Eropa adalah suatu yang sulit nak!” suara ibunya membuatku semakin terkesan akan kebodohanku, setelah kata mengajak kak Nimala pergi beberapa hari, aku serasa mendapat nasehat panjang lebar.

            “Dia sekuat pemburu siluman yang kuceritakan itu Bu…” suara Kak Nimala mungkin terdengar kecil tapi reaksi yang ditimbulkan oleh kedua orang tuanya diluar batas kewajaranku.

            “Maafkan atas ketidaksopanan saya, saya adalah Bapak Lala sekaligus kepala keluarga Siluman kuda! Terimakasih sudah menolong putri kami!” ini tidak wajar, kenapa semaunya berubah 180 derajat. Apa sih yang dikatakan Kak Nimala tentang diriku.

            “Tidak bukan begitu pak, saya hanya kebetulan saja dan kedatangan saya ke sini juga ingin memperjelas tentang adat unik dari keluarga Bapak!” mendengar ucapan dariku Ibu Kak Nimala menghampiriku dengan wajah yang penuh minat.

            “Jadi Anda yang akan menjadi penerus keluarga kami selanjutnya, keluarga kami sangat senang mendapat menantu seperti anda!” Sebenarnya ada apa dengan keluarga ini, semakin jauh aku berbicara semakin tidak kumengerti.

            “Itu memang kebiasaan unik untuk mencari calon pendamping, tapi kuharap kau tidak akan menyesal. Keluarga kami hanya kaya saja tapi tidak memiliki satu spot pun tentang sihir dan pengetahuan tentang dunia lain. Makanya itu, ada kebiasaan lama yang kami terapkan untuk menjaga tiap generasi.” Aku sedikit mengangguk tapi wajah Ibu Kak Nimala tampak tidak begitu puas dan aku rasa beliau belum menyelesaikan ceritanya.

            “Dan karena kebiasaan itu, keluarga kami banyak yang memilih pergi mendapatkan calon pendamping hidup dengan cara seperti itu memang terasa tidak masuk akal kan!” aku mengangguk saja mendengar penjelasan lanjutan dari kepala keluarga siluman kuda ini. Walau bagaimana pun aku memerlukan kak Nimala untuk membuat ku cepat pulang.

            “Tapi pada akhirnya mereka kembali mencari wanita atau pria biasa untuk dinikahi seperti apapun ketatnya kami mengaturnya!” suara desahan dari kepala keluarga siluman kuda ini membuatku yakin bahwa tradisi yang tidak pernah berhasil itu akan terus berjalan seperti itu dan aku tidak perlu khawatir tentnag tradisi memperkosa itu.

1 comment:

  1. haduh saya kira pendek novelnya ternyata ada chapternya hhe, sip nih buat bahan baca2 sambil mengisi waktu luang ^_^

    ReplyDelete