blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Sunday 20 September 2015

Last Bab 5 Kau Tidak mengerti



Title    : Last
Genre  : School, Humor, Family
Author : Hittori Yudo
Chapter: 05
Kau Tidak Mengerti
            Setelah beberapa hari setelah masuknya Rika ke dalam kelas seluruh kelas menjadi lebih berwarna. Rika seolah memberikan warna baru pada kelas, dia seperti menari di atas panggung dengan penonton adalah kami. Itu terlihat, memuakan.
           
            Aku membenci gadis itu! Sekarang atau nanti! Jika ada orang yang mengatakan dia terlihat polos dan ceria aku akan menolak dengan mentah. Gadis itu punya sesuatu yang disembunyikan dan itu membuatku curiga.

            “Hey?” Rio menganggetkanku dengan wajah yang sedikit kebingungan.

            “Kau punya masalah dengan, Rika?” sudah beberapa hari ini sikap teman – teman kelasku berubah, tokoh utama dibalik ini semua adalah Rika. Itu membuatku semakin marah karena kondisi yang belum pernah kuhadapi, harus kuhadapi sekarang.

            Berpura – pura tersenyum dan berbicara dengan nada rendah seperti meminta tolong adalah hal yang harus kulakukan pada orang – orang yang datang. Semakin lama aku bisa kehilangan diriku sendiri.

            “Tidak ada! ehm soal Festival sekolah itu!”

            “Iya itu, ketua osis bilang naskah dramamu bagus dan dia ingin kau memilih orang yang akan memetaskan dramanya!”

            “Bukannya itu bad ending? Tidak apa – apa dengan itu!” Rio menggeleng perlahan dia kemudian tersenyum yakin padaku.

            “Kami setuju, mengingat konteks yang diangkat adalah masalah sosial semua orang pasti tidak keberatan!” aku mengangguk paham, berarti tinggal mencari orang yang cocok, ketua bilang dia ingin heroin adalah orang yang benar – benar menjiwai naskah dan syarat itulah yang kuajukan padanya.

            “Rika?” ucapku membuat Rika menoleh saat dia sedang asik berbicara. Dia kemudian memberikan ekspersi meminta maaf pada teman – temannya dan medatangi mejaku.

            “Ada apa, mesum?” aku sudah terbiasa dengan panggilan itu dan kurasa seluruh kelas tidak seluruh sekolah mengangap panggilan itu special diberikan Rika padaku.

            “Kau perankan drama ini, coba baja teksnya!” Rika terdiam saat aku menyodorkan naskah drama. Perlahan gadis ini mengambil naskah itu dengan tangan gemetaran.

            “Hirarki?”

            “Itu judulnya!”

            “Aku baca versi cerpennya kemarin! Aku tidak mau, ini bad ending kan!” raut wajah Rika terlihat terluka membuatku hanya mengangguk paham.

            “Rika tidak mau dan kurasa tidak ada yang cocok memerankan ini!” Rio terlihat kecewa dengan ucapanku dan menatap Rika dengan wajah memohon.

            “Dicoba ya, Rik naskahnya bagus kok!” ucap Rio memohon pada Rika.

            “Aku tidak bisa!”

            “Bukannya kau gadis panggung!” aku berkata pelan tapi wajah Rika terlihat tidak menyukai julukan yang kuberikan.

            “Kau tidak mengerti!”

            “Memang aku tidak mengerti bahkan sedikit bagian dari dalam dirimu!” Rio kini menyenggol perlahan lenganku, dia sadar aku mengatakannya dengan emosi. Tapi berhadapan dengan orang yang kau benci bukanlah sesuatu yang mudah.

            “Aku tidak mau!”

            “Demi kelas kita, Rik!” kali ini yang lain berusaha membujuk Rika, bagus dengan begini perlahan dia akan luluh.

            “Andi, aku mau main tapi kau ganti naskahnya!” ini pertama kalinya Rika memanggil namaku dan itu membuat seisi kelas terdiam.

            “Aku tidak mau, ada apa dengan Hirarki? Bukannya itu bagus!” Rika menggeleng dengan cepat.

            “Aku tidak mau!”

            “Kenapa kau keras kepala, naskah ini suda disetujui OSIS dan Panitia acara!” wajah Rika perlahan mulai berubah dia menarikku dengan paksa dari tempat duduk kemudian berlari entah kemana dia membawaku.

            “Hey, lepaskan!”

            “Kau tidak mengerti!” Rika melepaskanku tepat di tempat yang ramai tidak ada seorang pun disini.

            “Aku memang tidak mengerti, jadi main drama itu atau kau berhadapan dengan osis! Kau tidak akan bisa tinggal di asrama jika tidak mematuhi osis!” aku menghempaskan tangannya membuat Rika terdiam.

            “Kau tidak mengerti!” kata- kata itu lagi keluar dari mulut Rika, aku hanya mengabaikannya dan kembali ke kelas.

No comments:

Post a Comment