God Eyes dari Firdy- sensei cukup untuk membuat 1 minggu saya di penuhi dengan LN yang belum selesai say abaca dan bagaimana mereviewnya. Cukup melelahkan membaca 1 chapter dengan tebal halaman word di atas 50 halaman. Kalian bisa bayangkan bila ada lebih dari 10 chapter yang harus di baca dan dipahami. Kurasa waktu satu minggu tidak akan cukup karena kesibukan dan beberapa hal lainnya dan pada akhirnya saya kebingungan sendiri untuk menulis review apa, karena ceritanya cukup menghibur dengan tema dewa. Pertama – tama mari kita mulai dari jalan cerita.
God Eyes merupakan karya yang baik
menurut saya, mengukur dari banyaknya jumlah chapter per halaman dan jumlah
kata yang terbilang cukup panjang membuat saya sedikit kaget saat penulisnya
mengirim file – filenya. Untuk pertama kalinya saya membaca prolog panjang
dengan jumlah kata 10.000 cukup panjang untuk bisa di sebut prolog.
Terlepas
dari tiap chapter cukup panjang, saya merasakan sedikit dejavu dengan pemeran
utama, mungkin karena latar pemeran utama yang terlalu sering untuk genre
harem. Dengan latar tidak populer dan semua serba pas – pasan. Pemeran utama
memulai debut sebagai God Eyes saat bertemu dengan gadis bernama Laveina,
namanya memang anti mainstream jadi akan sulit melupakannya.
Gadis
ini berniat menjadikan Azuka, nama pemain utama menjadi suaminya walaupun
terdengar sedikit aneh kalian akan menikmati beberapa humor ringan yang di
sajikan. Terlebih lagi gaya penulisannya yang terkesan santai dan tidak terburu
– buru membuat kita seakan menikmati cerita ini.
Ada
beberapa hal yang perlu kalian tahu mengenai hukum harem dalam menulis LN
karena kata Harem di baca echi jadi sangat sulit untuk mendapatkan kesan drama.
Terlebih lagi ini fantasi berat yang menggunakan banyak legenda.
Sepertinya
penulis bersungguh – sungguh untuk menulis light Novel yang bahkan panjang
tidak bisa saya bayangkan, untuk menulis
satu chapter mungkin dia menghabiskan waktu beberapa hari dan saya salut dengan
kerja kerasnya.
Untuk
penokohan dan tata bahasa, LN ini mungkin masih terasa baru pertama di tulis
karena sepertinya penulis kurang begitu mengerti dengan tata bahasa. Dia
menggabungkan beberapa dialek jepang ke bahasa Indonesia membuat pembaca akan
masuk ke dalam ceritanya.
Sekali
lagi poin yang sangat penting untuk LN ini adalah tiap chapter yang cukup
panjang, kalian akan bertanya kenapa jika chapter panjang ? salah? Tentu saja
saya menjawab tidak salah tapi juga tidak benar. LN yang memiliki chapter yang
cukup panjang bahkan di bagian prolog membuat pembaca beresiko bosan. Kalian
tahu kenapa LN tidak pernah lebih dari 200 lembar agar pembaca tidak bosan
karena yang membaca LN itu bukan maniak sastra melainkan Remaja hingga dewasa
muda.
Kembali
lagi ke God Eyes, cerita tentang seorang remaja yang menjadi Dewa memang sudah
sering dilakukan bahkan ada LN jepang yang mengangkat langsung. Memang agak
jahat jika membandingkan LN ini dengan LN jepang tapi secara tidak langsung
saya langsung membandingkan.
Ada
beberapa poin yang sama dalam cerita da nada beberapa poin juga yang berbeda.
Secara garis besar God Eyes memiliki keunggulan dalam pendeskripsian karakter
melalui karakter utama, tapi itu harus di bayar dengan beberapa hal penting
ynag harus di deskripsikan tokoh lain.
Bukannya
itu hal yang baik mendapatkan Deskripsi dari karakter lain dari pada melalui
narasi. Tentu saja saya akan mengatakan hal itu memang baik, tapi ada
keterbatasan saat karakter lain mendeskripsikan sesuatu. Misalnya umur, jenis
kelamin, dan record lainnya tidak bisa di deskripsikan.
Terlepas
dari semua itu LN ini ditulis dengan sangat baik, hanya ada sedikit kekurang
karena tidak ada yang sempurna di dunia ini. Semua yang sempurna berasal dari
ketidak sempurnaan. Terima kasih sudah membaca sampai akhir.
LN ini
sangat menarik untuk pembaca atau penulis yang sedang belajar genre harem
karena di dalamnya terdapat Azuka tokoh utama yang mempunyai 20 perempuan yang
mencintai, itu pun kata sang penulis.
wah keren sob
ReplyDeletethanks sob
ReplyDeletegan puna link nya ga ?
ReplyDelete