blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Monday 16 February 2015

Makes She Fall in Love chapter 13

Title    : Makes She Fall in Love
Genre  :School, Psychological, Romance
Author : Liyando 
Chapter: Misi 13 Rianti

            “Iya, namaku Juan!”

            Dia mengangguk kemudian melihatku seperti menilai sebuah barang, matanya menatap kakiku hingga sampai kepalaku.

            “Kakak homo?”

            “Dari mana kau dengar gossip bodoh seperti itu?”

            Adik kelas yang aku tidak tahu siapa namanya ini menghela nafas panjang kemudian memukul pundakku seperti nenek yang sedang memberi nasehat pada cucunya.

            “Jadi kenapa kakak menolak kak Rianti?”

            “Aku tidak menolaknya, aku mengatakan kalau kami tidak cocok walaupun sedikit kasar!”

            Aku mengaruk pipiku saat mengatakan itu, tapi tiba – tiba wajah perempuan di depanku sungguh meyeramkan.

            “Kak Juan brengsek!!”

            “BUUKK!!!”

            Aku terduduk menendang bagian yang fatal sebelum berlari bahkan rasanya seperti dunia yang kamu tempati akan segera berakhir.

            “Brengsek, cewek bodoh, aku ku balas kau!”

            “Siapa?”

            Wajah Bari terlihat kebingungan menemukanku terduduk di lantai sambil memengangi bendaku yang berharga.

            “Salah parkir?”

            “Bukan kampret! Ada cewek bodoh yang menendangnya!”

            Aku segera berdiri setelah berkata seperti tadi, tapi entah kenapa wajah Bari cukup menyebalkan hanya untuk dilihat.

            “Kau membuat cewek tadi jatuh cinta?”

            “Tidak, itu akan melukai harga diriku jika melakukannya, tapi cewek itu mengatakan tentang Rianti!”

            Bari sedikit terkejut kemudian mendorongku beberapa langkah hingga mencapai dinding kelas terdekat.

            “Aku lupa mengatakan ini, tapi Rianti lebih mengerikan dari Rika kau harus tau itu!”

            “Ahh, aku rasa Rikalah yang lebih mengerikan!”

            “Percayalah padaku, kalau Rika ada kucing maka Rianti itu musang!”

            “Dan kedua hewan itu membuatku pusing kemarin!”

            Bari mengendorkan bajuku kemudian menatapku dengan wajah kebingungan ada sedikit kemarahan yang tersirat dalam matanya.

            “Kau tidak cerita?”

            “Buat apa aku cerita, lagian Rianti setuju saja dan aku tidak ada urusan dengannya!”

            “Bodoh, bodoh, bodoh!!!”

            “Aku gak bodoh, brengsek!”

            “Kau menabur benih yang salah, kau tahu Rinati di sekolah ini terkenal dikalang gadis dan mereka mau melakukan apa saja demi Rianti, termasuk menghacurkan hari – harimu!”

            Hey aku tidak tahu bagian itu, aku kira dia cuma populer dan tidak memiliki pengaruh apa – apa di sekolah ini.

            “Jadi?”

            “Lakukan sesuatu yang membuat dia terkesan atau apalah, buat semua orang melihatnya!”

            “Aku bahkan tidak melakukan itu di hadapan Rika!”

            “Kau harus melakukannya, kalau tidak kejadian tadi akan terus kamu rasakan!”

            Membanyangkan setiap hari harus ditendang di bagian selangkangan membuatku sedikit frustasi. Aku tidak mau barangku rusak sebelum sesuatu yang baik aku lakukan.

            “Caranya?”

            “Gunakan otakmu, sama seperti kamu melakukannya pada Rika.”

            Aku terdiam, cara tercepat untuk melakukan ini dengan cara menggunakan Fino, saudara kembar yang berhubungan langsung dengannya. Tapi menyusun rencannya dimana dan kapan itulah yang menjadi kendala.

            “Lakukan yang terbaik, aku mau kembali kelas!”

            Bari brengsek, setelah mengatakan hal yang mengerikan dia pergi seolah menikmatinya. Apa yang harus kulakukan, aku tidak mungkin menembaknya atau mengatakan hal yang lain. Aku harus membuatnya menjadi temanku.

            “Juan?”

            Aku menoleh mendapati Rianti yang berdri di hadapanku dengan pandagan kebingungan, kebetulan yang sangat mengejutkan.

            “Kebetulan sekali!”

            “Ini tidak kebetulan, kan dari kantin ke kelas lewat jalan ini!”

            Bisakah dia mengatakan kebetulan juga, Rianti lebih polos dari yang kuduga itu kenapa Rika memanfaatkannya.

            “Hari ini bisa kita bicara sesuatu?”

            Rianti nampak berpikir kemudian terdiam beberapa saat, lalu tiba – tiba seolah – olah dia teringat sesuatu.

            “Tidak bisa, aku harus belajar di tempat temanku. Kalau kau mau kita bicara di sana!”

            Jawab Rianti dengan ekspersi memelas, oi dia benar – benar menawan beda sekali dengan cara memelas tidak ikhlas Rika.

            “Baiklah, aku ikut!”

1 comment: