Title : Gadis dari London
Genre : School, Romance, comedy
Author : Hittori Yudo
Chapter: 08
“Kata – kata orang pesimis sepertimu
sungguh mengangguku!” Riki hanya terkekeh saja kemudian mulai merapikan buku
yang ada di dalam tasnya lalu memasukannya ke dalam laci
Genre : School, Romance, comedy
Author : Hittori Yudo
Chapter: 08
BAB VIII BAKAT
“Itu dia!!” seorang laki – laki berkulit putih menghadang
Riki, tatapan yang penuh dengan keyakinan seolah keluar dari matanya
memancarkan rasa percaya diri. Rambutnya di biarkan acak – acakan tapi masih
menyisahkan kesan maskulin.
“Kau liat, artikel baru – baru ini. Gadis dari London itu
ternyata pemain baru dari dunia seni!” Gading Setiawan adalah orang yang
sekamar dengan Riki sebelum dipindahkan ke asrama bermasalah.
“Pemain baru? Maksudmu?” Gading tersenyum pada Riki
kemudian memaparkan artikel dari satu majalah dan foto Ria terpampang dengan
jelas membuat Riki sedikit terkejut.
“Gadis yang lahir 10 tahun sekali, apa maksudnya?” Riki
menggaruk kepalanya menjadi orang yang tambah bingung.
“Kamu tidak mengerti maksud mereka bakat, karena dalam
range 1 atau 2 tahun tidak di temukan anak seperti dia!” Riki terdiam, dia
sekarang paham kenapa Rika begitu manis di depannya.
“Sudahlah aku bosan!” ucap Riki kini berjalan ke arah
tempat duduknya.Gading kembali melirik Riki dan duduk di dsampingnya.
“Kudengar gadis itu kemarin membuat onar denganmu, kenapa
dia jadi sedikit lebih tenang. Dan kenapa Ria menatapnya dari tadi?” ucap
Gading membuat Riki kini menoleh kea rah laki – laki tadi.
“Sejujurnya aku merasa diterapi dengan dua orang itu yang
seolah mengusikku. Pada dasarnya mereka mempunyai keinginan yang sama!” Gading
terdiam, dia tidak mengerti apa yang mengubah mood Riki menjadi tidak baik.
“Ada apa, kau punya masalah dengan mereka?” ucap Gading
memastikan ucapannya tidak ada yang salah.
“Banyak banget, kalau kamu tahu mereka itu seperti virus
yang membuatku hampir mati setiap kali berdekatan!”
“Bukan traumamu pada perempuan tapi kenapa dengan
mereka?” akhirnya Gading memutuskan basa – basinya, terlalu ruit jika Riki
selalu membalasnya dengan argumen juga.
“Mereka mengangguku dan mungkin hanya ingin saling
menunjukan keberadaan!” ucap Riki membuat Gading mengangguk paham. Dia kenal
Riki melebihi siapapun jadi akan terasa aneh jika Riki tiba – tiba marah tanpa
alasan yang jelas.
“Jadi Gadis dari London itu berniat menunjukan penilaiannya
dengan merebutmu dari Ria?” ucap Gading paham membuat Riki segera menoleh.
“Sejak kapan aku menjadi milik Ria?” tukas Riki membuat
Gading terdiam sebentar seolah sedang berpikir.
“Aku tidak tahu sejak kapan, tapi sejak kali kenal Ria
seakan menjadi bayang – bayangmu!”
“Dan itu mengangguku, dia tidak pernah bisa hidup sendiri
dan aku seperti pengasuhnya saja!” Gading menghela nafas panjang, kemudian
melirik Ria sebentar.
“Mungkin kamu hanya terlalu baik!” gumam Gading membuat
Riki segera menoleh.
“Hari ini ada mata pelajaran umum kan!” ucap Riki tiba-
tiba membuat Gading sedikit kebingungan.
“Iya, jam kedua dan siswa umum dan jurusan akan dipisah!”
Riki menghela nafas panjang setidaknya dia tidak akan berurusan dengan dua
gadis itu sampai pulang sekolah.
Sekolah Riki terbagi antara 2 pembagian, kelas umum dan
jurusan. Tidak ada keharusan untuk memilih salah satu tapi untuk siswa yang
mengambil kelas jurusan ada hari di mana mereka akan berada di sekolah sampai
selesai untuk meningkatkan bakat mereka. Ini semacam ucapan jika kau berbakat
kau berada di kelas jurusan.
Kelas jurusan pun di bagi lagi menjadi banyak kelas dari
mulai seni sampai olahraga hampir ada 30 kelas yang tersedia. Tentu saja dengan
8000 murid ada sekitar 5000 murid yang masuk kelas jurusan.
“Aku bingung kenapa mereka selalu mengabung kelas kita
dan memisahnya nanti?” Gading tertawa renyah mendengar ucapan Riki barusan.
“Tentu saja, mereka seolah berkata coba lihat kelas
jurusan yang penuh orang berbakat, mereka ingin mengejek kita yang berada di
kelas umum!!” seru Gading dengan wajah kesal.
“Semacam hinaan dan ajakan kah? Yang jelas kita tidak
punya bakat apa – apa dan aku hanya berharap ijazahnya saja!” ucap Riki membuat
Gading menatapnya kasiaan.
wah sangat menarik sob
ReplyDelete