blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Wednesday 4 June 2014

Last Homo Sapiens chapter 1

Title    : Last Homo Sapiens
Genre  : School, Psychological, Mystery,Thriller
Author : Liyando 
Date      : 07-05-2014 (16:00)
Chapter: chapter 1

08:00
“Yuki, rentangkan tanganmu di depan, kemudian lipat sepertiku dan tarik nafas dalam – dalam. Kamu bisa tenang dengan cara ini”

Daichi sedang membuat Yuki tenang dengan cara sendiri, sementara aku sedang memikirkan cara bagaimana bisa mengubah pandangan yang kulihat.Daichi tergigit, Yuki mati terjatuh dari gedung dan aku sendiri bersembunyi di bawah meja guru. Keadaan ini benar – benar tidak bisa kulihat masa depannya

“10 menit”
Ucap Yuki dengan nafasnya yang masih memburu dengan cepat. Tapi wajahnya terlihat mulai tenang.

“Hah?”

Ucapku tidak mengerti apa yang di katakan, Yuki menatapku dengan pandangan  kesal.

“Kamu bisa melihat masa depan 10 menit ke depan, itu alasan kita bersembunyi di kelas ini kan, Taku?”

“Benarkah itu, Taku?”

“….”

“Taku jawab aku, benar apa yang dikatakan Yuki”

Daichi menggoyang tubuhku yang sudah lumpuh oleh keterkejutan, karena Yuki tahu apa yang semua orang tidak ketahui. Sementara Yuki masih mengatur nafasnya yang  sedari tadi masih tersengal.

“Itu benar, aku bisa melihat masa depan tapi tidak 10 menit, aku bisa melihat masa depan dengan waktu 30 menit kedepan dengan syarat penglihatan 10 menit setelah penglihatan terakhir”

Aku tertunduk lesu, mereka mungkin terkejut dengan apa yang aku katakan sampai – sampai tidak bisa berbicara, bagus Taku, dikeadaan yang sebentar lagi akan berubah menjadi bahaya yang lebih besar kamu berpisah dengan temanmu.

“HEBAT, ITU MENGANGGUMKAN-.”

Aku menutup mulut Daichi dengan kedua telapak tanganku, karena baru saja terlintas dalam pikiranku jika suara itu jauh lebih cepat, zombie akan sada keberadaan kami seperti di dalam film.

“Kamu bisa tenang, kalau tidak zombie yang diluar itu bisa sadar kita ada didalam”

“tnyurk iytkgth hbodft”

“Jangan berbicara saat orang sedang menutupmu mulutmu, bodoh”

Ucapku segera melepas tangan dan mulut Daichi, Daicihi langsung menarik nafas panjang kemudian mulai berbisik.

“Itu hebat, bagaimana kamu bisa memiliki kekuatan aneh itu, aku juga ingin punya”

“JAL Grup, rencana pembuatan manusia baru. Anggota #125 Takigawa Taku”

Aku diam seribu Bahasa, Apa yang dikatakan Yuki benar, aku adalah manusia buatan yang mencoba berbaur dengan masyarakat. Manusia yang di berikan kekuatan yang tidak tahu menahu sejak lahir. Manusia yang melihat masa depan siapa saja dengan seenaknya.

“Tapi kamu tidak bisa memperediksi tentang Zombie yang ada di sekolah, membuktikan bahwa kekuatan itu punya batasan”

“Yuki, apa yang kamu katakan dan Taku kenapa menunduk, aku tidak tahu apa yang kalian bicarakan JAL Grup, rencana pembuatan manusia. Sebenarnya kalian ini kenapa?”

Daichi terlihat sangat marah, sampai membuat konsentrasiku pudar, sehingga semua zombie yang diluar tiba –tiba berusaha menghancurkan pintu.

“Bruakkk..Bruaakkk..Bruaaakkk”

“Tahan nafas kalian, O.T.D”

Setelah Yuki mengatakan itu, suara pintu tadi didobrak terdengar. Tunggu dulu suara angina, detak jam, bahkan suara Zombie bergerak tidak ada lagi. Suara itu menghilang, kami kebingungan dan tidak berani menarik nafas seperti yang di perintahkan Yuki.

“Brukk”

Yuki tersengkur dan suara –suara yangtadi kembali terdengar, kegugupan Yuki terlihat kembali sehingga nafasnya tersengal –sengal.

“Yuki, tadi itu apa?”

Ucapku bingung, bahkan lebih bingung dari ucapannya tentang diriku dulu. Sementara Daichi langsung membantu Yuki duduk. Yuki masih tersengal bahkan keringatnya bercucuran.

“Itu manipulasi udara. Rencana pembuatan manusia baru. Anggota #122 Kotegawa Yuki. Aku juga monster, Taku”

Setelah mengucapku itu Yuki pingsan, membuat kami berdua panik, detak jantungnya masih terdengar normal. Tapi nafasnya yang masih tersengal membuat kesadaranya menghilang.

“Membuat ruang hampa berarti menyedot oksigen dan karbon dioksida secara bersamaan kemudian membuat ledakan sehingga Oksigen dan karbon dioksida terlempar keluar ruangan. Biasa saja membuat paru – parunya rusak jika sedikit lebih lama”

“Kamu mengintip ingatanmu dimasa depan seolah terlihat pintar, Taku. Sudahlah aku tidak terkesan”

Ucap Daichi masih berusaha membangunkan Yuki dari pingsannya dengan berbagai macam cara.

“Aku tidak membuatmu terkesan, dan yang bisa aku intip hanya layar hitam putih tanpa suara dengan waktu kejadian yang tidak bisa di lihat hanya sekita 20% saja, jadi kekuatan ini tidak beguna saat ujian. Aku hanya memperkirakan dengan melihat kejadiaan yang ada,  orang menyebutnya-”

“Prediksikan, sudah kuduga tidak ada yang memiliki kekuatan hebat yang ada di film, kekuatan ini bahkan harus dikembangkan dan kita harus terbiasa dengan apa yang ada”

Yuki masih tersengal, tapi dengan posisi berduduk. Dia mengarahkan pandang mematakin kepada Daichi yang dari tadi tidak melepaskannya. Aku juga sedikit kesal, dari tadi Yuki seolah memotong apa yang kubicarakan. Padahal biasanya dia sangat bodoh dalam hal apapun

“Tunggu dulu Yuki, kamu tahu setiap kekuatan memiliki kekurangan, berarti kamu juga memiliki kekurangan dan kenapa kamu bisa tahu aku adalah salah satu anak yang berada dalam rencana pembuatan manusia baru”

“Paru –paruku tidak kuat untuk membuat ruang hampa seperti tadi. Dan lagi otakmu tidak mengingat teman sekamarmu saat pelatihan, kau yang bisa melihat masa depan tapi tidak bisa melihat masa lalu membuatku sedikit kesal”

Aku menatapanya bingung, aku mulai melihat apa yang dikenakannya. Dia mengenakan rok pendek dengan kemeja putih, kemudian almameter sekolah layaknya gadis SMA biasa. Dengan jepit rambut stroberi dan juga gaya ponytail membuat jadi teringat dengan seseorang yang selalu memakai gaya rambut ketinggalan jaman itu.

“Teman kamar, jangan katakan kamu Yu-chan yang super galak itu. Kamu hampir membunuh 3 kali, itu membuatku melupakannya karena setiap melihatku aku terbayang perempuan itu”

Ucapku kesal mengingat Yuki membuatku tidak bisa bernapas saat dia marah, karena kata – kata jujurku yang melihat masa depannya yang akan selalu dimarahi oleh guru pembimbing.

“Kamu sendiri yang selalu mengatakan aku ini bodoh”

Aku menatap kesal Yuki dengan pandangan tidak percaya, bagaimana mungkin perempuan berusia 16 tahun ini tidak sadar dirinya bodoh.

“Bukannya sekarang kamu masih saja bodoh Yu-chan”

Daichi membalas perkataan Yuki, dengan kata – kata yang lebih polos.

“Kamu ini”

Yuki mulai menarik telinga Daichi karena marah.

“hahaha”

“…..”

Mereka berdua menatapku penuh kebingungan, aku meringis melihat tatapan itu penuh dengang kebingungan.

“Taku kamu tertawa, aku tidak pernah melihat kamu seceria ini. Biasanya kamu selalu berkata sinis dengan pandangan mematikan”

Daichi terlihat bahagia setelah keheningan dari tatapan bingung tadi. Seolah dia baru saja melihat seekor monyet sedang menaiki tangga dengan gaya shuffle.

“Bruaaaaaaakk…Bruaakkk”

Zombie tadi berhasil menerobos masuk, membuat kami bertiga langsung berdiri dan siap –siap melakukan sesuatu.

“Oh shit, karena kecerian Taku kita akan menghadapi ini”

Yuki berkata kesal, aku tahu kekuatan kami hanya dapat di gunakan beberap menit sekali termasuk kekeuatan melihat masa depanku yang hanya bisa dilakukan 5 menit sekali.

“Jadi apa yang dikatakan masa depan”

Aku melihat Zombie ini meloncat kearah Daichi dan langsung menggit lengang kiri Daichi dengan ganas kemudian kami berdua pergi.

“Daichi lempar meja yang di belakangmu sekarang”

Daichi langsung melempar dengan sekuat tenaga, sehingga meja itu mengenai wajah zombie dengan sangat tepat.

 “BRUUKK”
Daichi segera memberikan jempo padaku dengan senyum percaya diri, tentu saja itu mudah dilakukan bagi pemain judo yang memenangkan kejuaraan judo antar SMA beberapa bulan lalu.

“Daichi dia bangun lagi”

Daicih langsung mengambil kursi dan kali ini dia melempar lebih kuat lagi.

“Biasanya tidak kelemahan zombie ada dikepalanya”

“Praaakk……sseeesss”

Kepala Zombie itu pecah karena teerbentur kursi dan beton membuat darahnya berlempotan kemana -mana

“Daichi bodoh, kamu membuat bajuku kotor”

Yuki berkata kesal melihat kemejanya terkena noda darah.

“Gawat kalau tidak lari kita akan di kepung”

Ucapku segera berlari keluar kemudian mulai berjalan lurus menaiki anak tangga. Sementara zombie yang ada di belakang kami mulai mengejar karena mendengar suara langkah kaki kami.

“Taku, Daichi tunggu, wah zombie itu mengerikan”

Ucap Yuki lagi dengan wajah yang terlihat aneh bagiku jika membandingkan wajah penuh ekspersi ini dengan wajah dinginnya dulu.

“Bisakah kamu jangan bersifat manja seperti biasanya Yu-chan, membandikan kamu dengan sewaktu kamu kecil membuatku mual”

“Taku bodoh, kurang ajar, mati sana”

Yuki berkata dengan kasar sambil berlari di belakang kami hingga seorang perempuan berdiri di depan ruang kelas 3 sedang melambaikan tangannya kepada kami.

“Kalian bertiga dari kelas A kan cepat masuk”

Aku mengangguk dan perempuan ini langsung mempersilahkan kami masuk ke dalam kelas kemudian menutup pintu kelas dengan gerakan aneh tapi tidak begitu pikirkan.

Suara Zombie tidak kembali terdengar sepertinya ruangan ini di batasi oleh sesuatu yang membuat zombie tidak mendengar apa – apa. Aku melihat sekeliling dan pandangan bingung begitu banyak orang di dalam kelas ini, hingga pandanganku jatuh pada seorang laki – laki yang duduk dengan wajah serius seperti seorang berpikir.

No comments:

Post a Comment