Title : Last Homo Sapiens
Genre : School, Psychological, Mystery,Thriller
Author : Liyando
Date : 07-05-2014 (16:00)
Chapter: chapter 1
08:00
Genre : School, Psychological, Mystery,Thriller
Author : Liyando
Date : 07-05-2014 (16:00)
Chapter: chapter 1
08:00
“Yuki,
rentangkan tanganmu di depan, kemudian lipat sepertiku dan tarik nafas dalam –
dalam. Kamu bisa tenang dengan cara ini”
Daichi
sedang membuat Yuki tenang dengan cara sendiri, sementara aku sedang memikirkan
cara bagaimana bisa mengubah pandangan yang kulihat.Daichi tergigit, Yuki mati terjatuh
dari gedung dan aku sendiri bersembunyi di bawah meja guru. Keadaan ini benar –
benar tidak bisa kulihat masa depannya
“10
menit”
Ucap Yuki
dengan nafasnya yang masih memburu dengan cepat. Tapi wajahnya terlihat mulai
tenang.
“Hah?”
Ucapku
tidak mengerti apa yang di katakan, Yuki menatapku dengan pandangan kesal.
“Kamu
bisa melihat masa depan 10 menit ke depan, itu alasan kita bersembunyi di kelas
ini kan, Taku?”
“Benarkah
itu, Taku?”
“….”
“Taku
jawab aku, benar apa yang dikatakan Yuki”
Daichi
menggoyang tubuhku yang sudah lumpuh oleh keterkejutan, karena Yuki tahu apa
yang semua orang tidak ketahui. Sementara Yuki masih mengatur nafasnya
yang sedari tadi masih tersengal.
“Itu
benar, aku bisa melihat masa depan tapi tidak 10 menit, aku bisa melihat masa
depan dengan waktu 30 menit kedepan dengan syarat penglihatan 10 menit setelah
penglihatan terakhir”
Aku
tertunduk lesu, mereka mungkin terkejut dengan apa yang aku katakan sampai –
sampai tidak bisa berbicara, bagus Taku, dikeadaan yang sebentar lagi akan
berubah menjadi bahaya yang lebih besar kamu berpisah dengan temanmu.
“HEBAT,
ITU MENGANGGUMKAN-.”
Aku
menutup mulut Daichi dengan kedua telapak tanganku, karena baru saja terlintas dalam
pikiranku jika suara itu jauh lebih cepat, zombie akan sada keberadaan kami
seperti di dalam film.
“Kamu
bisa tenang, kalau tidak zombie yang diluar itu bisa sadar kita ada didalam”
“tnyurk
iytkgth hbodft”
“Jangan
berbicara saat orang sedang menutupmu mulutmu, bodoh”
Ucapku
segera melepas tangan dan mulut Daichi, Daicihi langsung menarik nafas panjang
kemudian mulai berbisik.
“Itu
hebat, bagaimana kamu bisa memiliki kekuatan aneh itu, aku juga ingin punya”
“JAL
Grup, rencana pembuatan manusia baru. Anggota #125 Takigawa Taku”
Aku diam
seribu Bahasa, Apa yang dikatakan Yuki benar, aku adalah manusia buatan yang
mencoba berbaur dengan masyarakat. Manusia yang di berikan kekuatan yang tidak
tahu menahu sejak lahir. Manusia yang melihat masa depan siapa saja dengan
seenaknya.
“Tapi
kamu tidak bisa memperediksi tentang Zombie yang ada di sekolah, membuktikan
bahwa kekuatan itu punya batasan”
“Yuki,
apa yang kamu katakan dan Taku kenapa menunduk, aku tidak tahu apa yang kalian
bicarakan JAL Grup, rencana pembuatan manusia. Sebenarnya kalian ini kenapa?”
Daichi
terlihat sangat marah, sampai membuat konsentrasiku pudar, sehingga semua
zombie yang diluar tiba –tiba berusaha menghancurkan pintu.
“Bruakkk..Bruaakkk..Bruaaakkk”
“Tahan
nafas kalian, O.T.D”
Setelah
Yuki mengatakan itu, suara pintu tadi didobrak terdengar. Tunggu dulu suara
angina, detak jam, bahkan suara Zombie bergerak tidak ada lagi. Suara itu
menghilang, kami kebingungan dan tidak berani menarik nafas seperti yang di
perintahkan Yuki.
“Brukk”
Yuki
tersengkur dan suara –suara yangtadi kembali terdengar, kegugupan Yuki terlihat
kembali sehingga nafasnya tersengal –sengal.
“Yuki,
tadi itu apa?”
Ucapku
bingung, bahkan lebih bingung dari ucapannya tentang diriku dulu. Sementara
Daichi langsung membantu Yuki duduk. Yuki masih tersengal bahkan keringatnya
bercucuran.
“Itu
manipulasi udara. Rencana pembuatan manusia baru. Anggota #122 Kotegawa Yuki.
Aku juga monster, Taku”
Setelah
mengucapku itu Yuki pingsan, membuat kami berdua panik, detak jantungnya masih
terdengar normal. Tapi nafasnya yang masih tersengal membuat kesadaranya
menghilang.
“Membuat
ruang hampa berarti menyedot oksigen dan karbon dioksida secara bersamaan
kemudian membuat ledakan sehingga Oksigen dan karbon dioksida terlempar keluar
ruangan. Biasa saja membuat paru – parunya rusak jika sedikit lebih lama”
“Kamu
mengintip ingatanmu dimasa depan seolah terlihat pintar, Taku. Sudahlah aku
tidak terkesan”
Ucap
Daichi masih berusaha membangunkan Yuki dari pingsannya dengan berbagai macam
cara.
“Aku
tidak membuatmu terkesan, dan yang bisa aku intip hanya layar hitam putih tanpa
suara dengan waktu kejadian yang tidak bisa di lihat hanya sekita 20% saja,
jadi kekuatan ini tidak beguna saat ujian. Aku hanya memperkirakan dengan
melihat kejadiaan yang ada, orang
menyebutnya-”
“Prediksikan,
sudah kuduga tidak ada yang memiliki kekuatan hebat yang ada di film, kekuatan
ini bahkan harus dikembangkan dan kita harus terbiasa dengan apa yang ada”
Yuki
masih tersengal, tapi dengan posisi berduduk. Dia mengarahkan pandang mematakin
kepada Daichi yang dari tadi tidak melepaskannya. Aku juga sedikit kesal, dari
tadi Yuki seolah memotong apa yang kubicarakan. Padahal biasanya dia sangat
bodoh dalam hal apapun
“Tunggu
dulu Yuki, kamu tahu setiap kekuatan memiliki kekurangan, berarti kamu juga memiliki
kekurangan dan kenapa kamu bisa tahu aku adalah salah satu anak yang berada
dalam rencana pembuatan manusia baru”
“Paru
–paruku tidak kuat untuk membuat ruang hampa seperti tadi. Dan lagi otakmu
tidak mengingat teman sekamarmu saat pelatihan, kau yang bisa melihat masa
depan tapi tidak bisa melihat masa lalu membuatku sedikit kesal”
Aku
menatapanya bingung, aku mulai melihat apa yang dikenakannya. Dia mengenakan
rok pendek dengan kemeja putih, kemudian almameter sekolah layaknya gadis SMA
biasa. Dengan jepit rambut stroberi dan juga gaya ponytail membuat jadi
teringat dengan seseorang yang selalu memakai gaya rambut ketinggalan jaman
itu.
“Teman
kamar, jangan katakan kamu Yu-chan yang super galak itu. Kamu hampir membunuh 3
kali, itu membuatku melupakannya karena setiap melihatku aku terbayang
perempuan itu”
Ucapku
kesal mengingat Yuki membuatku tidak bisa bernapas saat dia marah, karena kata
– kata jujurku yang melihat masa depannya yang akan selalu dimarahi oleh guru
pembimbing.
“Kamu
sendiri yang selalu mengatakan aku ini bodoh”
Aku
menatap kesal Yuki dengan pandangan tidak percaya, bagaimana mungkin perempuan
berusia 16 tahun ini tidak sadar dirinya bodoh.
“Bukannya
sekarang kamu masih saja bodoh Yu-chan”
Daichi
membalas perkataan Yuki, dengan kata – kata yang lebih polos.
“Kamu
ini”
Yuki
mulai menarik telinga Daichi karena marah.
“hahaha”
“…..”
Mereka
berdua menatapku penuh kebingungan, aku meringis melihat tatapan itu penuh
dengang kebingungan.
“Taku
kamu tertawa, aku tidak pernah melihat kamu seceria ini. Biasanya kamu selalu
berkata sinis dengan pandangan mematikan”
Daichi
terlihat bahagia setelah keheningan dari tatapan bingung tadi. Seolah dia baru
saja melihat seekor monyet sedang menaiki tangga dengan gaya shuffle.
“Bruaaaaaaakk…Bruaakkk”
Zombie
tadi berhasil menerobos masuk, membuat kami bertiga langsung berdiri dan siap
–siap melakukan sesuatu.
“Oh shit,
karena kecerian Taku kita akan menghadapi ini”
Yuki
berkata kesal, aku tahu kekuatan kami hanya dapat di gunakan beberap menit
sekali termasuk kekeuatan melihat masa depanku yang hanya bisa dilakukan 5
menit sekali.
“Jadi apa
yang dikatakan masa depan”
Aku
melihat Zombie ini meloncat kearah Daichi dan langsung menggit lengang kiri
Daichi dengan ganas kemudian kami berdua pergi.
“Daichi
lempar meja yang di belakangmu sekarang”
Daichi
langsung melempar dengan sekuat tenaga, sehingga meja itu mengenai wajah zombie
dengan sangat tepat.
“BRUUKK”
Daichi
segera memberikan jempo padaku dengan senyum percaya diri, tentu saja itu mudah
dilakukan bagi pemain judo yang memenangkan kejuaraan judo antar SMA beberapa
bulan lalu.
“Daichi dia
bangun lagi”
Daicih
langsung mengambil kursi dan kali ini dia melempar lebih kuat lagi.
“Biasanya
tidak kelemahan zombie ada dikepalanya”
“Praaakk……sseeesss”
Kepala
Zombie itu pecah karena teerbentur kursi dan beton membuat darahnya berlempotan
kemana -mana
“Daichi
bodoh, kamu membuat bajuku kotor”
Yuki
berkata kesal melihat kemejanya terkena noda darah.
“Gawat
kalau tidak lari kita akan di kepung”
Ucapku
segera berlari keluar kemudian mulai berjalan lurus menaiki anak tangga.
Sementara zombie yang ada di belakang kami mulai mengejar karena mendengar
suara langkah kaki kami.
“Taku,
Daichi tunggu, wah zombie itu mengerikan”
Ucap Yuki
lagi dengan wajah yang terlihat aneh bagiku jika membandingkan wajah penuh
ekspersi ini dengan wajah dinginnya dulu.
“Bisakah
kamu jangan bersifat manja seperti biasanya Yu-chan, membandikan kamu dengan
sewaktu kamu kecil membuatku mual”
“Taku
bodoh, kurang ajar, mati sana”
Yuki
berkata dengan kasar sambil berlari di belakang kami hingga seorang perempuan
berdiri di depan ruang kelas 3 sedang melambaikan tangannya kepada kami.
“Kalian
bertiga dari kelas A kan cepat masuk”
Aku
mengangguk dan perempuan ini langsung mempersilahkan kami masuk ke dalam kelas
kemudian menutup pintu kelas dengan gerakan aneh tapi tidak begitu pikirkan.
Suara
Zombie tidak kembali terdengar sepertinya ruangan ini di batasi oleh sesuatu
yang membuat zombie tidak mendengar apa – apa. Aku melihat sekeliling dan
pandangan bingung begitu banyak orang di dalam kelas ini, hingga pandanganku
jatuh pada seorang laki – laki yang duduk dengan wajah serius seperti seorang
berpikir.
No comments:
Post a Comment