PEREMPUAN INI
Matahari terus bersinar dengan bangga, Ryan
menatap ke atas satu kata yang pasti terlintas di otaknya “Panas” cukup untuk
menggambarkan keadaanya yang begitu mengenaskan.
Anak laki – laki ini hanya
menatap lagi jalan yang di laluinya perempuan yang tidak tahu situasi itu sedang menunggunya. Entah apa yang
ada dalam pikiranya tapi dia berkata penting membuat kaki laki – laki ini
langsung bergerak menuju rumahnya.
Sampai di rumahnya bukannya di sambut dengan kopi atau teh
dan beberapa makanan kecil. Ryan di hadapkan pada orang tua perempuan ini di
ruang keluarga mereka yang penuh dengan berbagai macam benda yang cukup mahal
dengan tatapan mereka yang setengah menyeramkan.
“Jadi ada apa ini ?” Ryan
membuka pembicaran dengan nada setengah takut – takut melihat pupil kedua orang
tua ini melihatnya dengan tajam.
“Berapa lama kalian saling
mengenal” Kepala pemilik rumah sekaligus
ayah perempuan ini berkata dengan nada menyeramkan. Seperti seorang polisi
mengintrogasi penjahat dari balik sel.
“2 minggu” Ucap Ryan dengan
kesal, pasalnya itu pertemuan paling tidak ingin dilakukannya lagi, mereka
bertemu dengan suasana yang kesal bercampur malu.
“2 minggu dan kau berani
mengajak jalan putri ku” kali ibu perempuan ini berkata dengan nada sama kesalnya.
“Tunggu dulu-“
“Ibu, Ayah, Ryan adalah pria
yang baik dan dia berani berhadap dengan ayah yang mantan mafia dan ibu yang
dulunya pembunuh bayaran. Bukanya itu saja sudah membuat kalian tersentuh”Perempuan
ini berkata dengan nada sedikit berlebihan.
‘Heh, pembunuh dan mafia, pantas
saja kalian menghasilkan anak yang super mengerikan seperti ini’ Ryan berkata
pelan dalam hatinya.
“Jadi aku percayakan anak ku
padamu” Ucap Kepala keluarga ini sedikit mengeluarkan air mata dan ibu keluarga
ini malah meraung dengan sangat mengerikan.
“Tunggu dulu aku-“ Ryan sekali
lagi mencoba berbicara tapi Perempuan ini segera membawanya pergi.
Ryan berjalan lagi dan kali ini
tidak memakai kakinya lagi. Dia duduk di bagian kursi penumpang dan jelas
bersama perempuan ini yang terus merangkul tangannya. Mereka melintasi kota
yang panas itu dengan suasana bertolak belakang. Ryan dengan wajah setengah
frustasinya dan perempuan ini dengan senyum dari bibirnya yang merah delima.
Sebenarnya Ryan merasa kesal
tapi ada sedikit kebahagian dari semua yang di lakukan perempuan ini. Entah
dirinya yang aneh karena suka sekali dengan rasa kesal itu atau perempuan ini
yang menambahi bumbu kekesalan itu hingga menjadi cukup enak untuk di nikmati
hatinya yang kosong.
Siapa yang tahu, Perempuan ini
punya berbagai macam cara untuk membuat harinya menarik setiap harinya dari
siang sampai malam. Dia selalu di buat kesusahan setiap kali perempuan ini
berkata dengan dingin pada penjual toko makanan kecil yang mereka lintasi
hingga pemilik toko berlinang air mata dan memberi sumpah pada dirinya. Atau
saat dia mulai berbicara dengan nada kritikal pada beberapa guru mata pelajaran
yang mengajar hingga guru itu menjadi cukup kesal dan membuat dirinya di
keluarkan karena membelanya.
Terkadang Perempuan ini mulai
menangis di saat mendengar cerita hantu yang ada di Radio kemudian menelepon Dirinya
dan mengobrol hingga matahari muncul. Dan pastinya Ryan selalu merespon dengan
wajah yang sama kesal dan gembira.
Itulah perempuan ini selalu memberikan
hal yang tidak terduga pada dirinya mungkin rasa senang itu muncul saat
perempuan menjadi dirinya sendiri. Entah benar atau tidak, terkadang itulah
yang membuatnya sedikit menikmati kekesalan yang dialaminya.
No comments:
Post a Comment