blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Tuesday 11 June 2013

PEREMPUAN INI

PEREMPUAN INI
Matahari terus bersinar dengan bangga, Ryan menatap ke atas satu kata yang pasti terlintas di otaknya “Panas” cukup untuk menggambarkan keadaanya yang begitu mengenaskan.
                Anak laki – laki ini hanya menatap lagi jalan yang di laluinya perempuan yang tidak tahu situasi itu sedang menunggunya. Entah apa yang ada dalam pikiranya tapi dia berkata penting membuat kaki laki – laki ini langsung bergerak menuju rumahnya.
                Sampai di rumahnya bukannya di sambut dengan kopi atau teh dan beberapa makanan kecil. Ryan di hadapkan pada orang tua perempuan ini di ruang keluarga mereka yang penuh dengan berbagai macam benda yang cukup mahal dengan tatapan mereka yang setengah menyeramkan.
                “Jadi ada apa ini ?” Ryan membuka pembicaran dengan nada setengah takut – takut melihat pupil kedua orang tua ini melihatnya dengan tajam.
                “Berapa lama kalian saling mengenal” Kepala  pemilik rumah sekaligus ayah perempuan ini berkata dengan nada menyeramkan. Seperti seorang polisi mengintrogasi penjahat dari balik sel.
                “2 minggu” Ucap Ryan dengan kesal, pasalnya itu pertemuan paling tidak ingin dilakukannya lagi, mereka bertemu dengan suasana yang kesal bercampur malu.
                “2 minggu dan kau berani mengajak jalan putri ku” kali ibu perempuan ini berkata dengan nada sama kesalnya.
                “Tunggu dulu-“
                “Ibu, Ayah, Ryan adalah pria yang baik dan dia berani berhadap dengan ayah yang mantan mafia dan ibu yang dulunya pembunuh bayaran. Bukanya itu saja sudah membuat kalian tersentuh”Perempuan ini berkata dengan nada sedikit berlebihan.
                ‘Heh, pembunuh dan mafia, pantas saja kalian menghasilkan anak yang super mengerikan seperti ini’ Ryan berkata pelan dalam hatinya.
                “Jadi aku percayakan anak ku padamu” Ucap Kepala keluarga ini sedikit mengeluarkan air mata dan ibu keluarga ini malah meraung dengan sangat mengerikan.
                “Tunggu dulu aku-“ Ryan sekali lagi mencoba berbicara tapi Perempuan ini segera membawanya pergi.
                Ryan berjalan lagi dan kali ini tidak memakai kakinya lagi. Dia duduk di bagian kursi penumpang dan jelas bersama perempuan ini yang terus merangkul tangannya. Mereka melintasi kota yang panas itu dengan suasana bertolak belakang. Ryan dengan wajah setengah frustasinya dan perempuan ini dengan senyum dari bibirnya yang merah delima.
                Sebenarnya Ryan merasa kesal tapi ada sedikit kebahagian dari semua yang di lakukan perempuan ini. Entah dirinya yang aneh karena suka sekali dengan rasa kesal itu atau perempuan ini yang menambahi bumbu kekesalan itu hingga menjadi cukup enak untuk di nikmati hatinya yang kosong.
                Siapa yang tahu, Perempuan ini punya berbagai macam cara untuk membuat harinya menarik setiap harinya dari siang sampai malam. Dia selalu di buat kesusahan setiap kali perempuan ini berkata dengan dingin pada penjual toko makanan kecil yang mereka lintasi hingga pemilik toko berlinang air mata dan memberi sumpah pada dirinya. Atau saat dia mulai berbicara dengan nada kritikal pada beberapa guru mata pelajaran yang mengajar hingga guru itu menjadi cukup kesal dan membuat dirinya di keluarkan karena membelanya.
                Terkadang Perempuan ini mulai menangis di saat mendengar cerita hantu yang ada di Radio kemudian menelepon Dirinya dan mengobrol hingga matahari muncul. Dan pastinya Ryan selalu merespon dengan wajah yang sama kesal dan gembira.
                Itulah perempuan ini selalu memberikan hal yang tidak terduga pada dirinya mungkin rasa senang itu muncul saat perempuan menjadi dirinya sendiri. Entah benar atau tidak, terkadang itulah yang membuatnya sedikit menikmati kekesalan yang dialaminya.
               

No comments:

Post a Comment