blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Tuesday 18 June 2013

Gadis dari London Chapter 2

Title    : Gadis dari London
Genre  : School, Romance, comedy
Author : Hittori Yudo
Chapter: 02
BAB II RIKA ALBERIKA


“Benar, dalam 2 tahun ke depan mungkin aku akan mati, lagipula kenapa aku harus pindah hanya karena berkelahi!” Riki mengeluh pada teman satu kelasnya Riko, seeorang perempuan dengan gaya rambut buntut kuda yang jarang kau temukan di SMA ini.

“Kau kuat, bisa hidup di antara orang – orang penuh bakat…” Riko berkata pelan sambil melempar pandanganya manisnya, tapi Riki tidak memperhatikan sedikitpun wajah perempuan ini membuat Riko menahan kesal.

“Bukanya orang berbakat memiliki bakat untuk membuat orang jadi gila, dan benar aku sudah gila!” Riki berkata dengan nada jengkelnya lagi, Riko  hanya menjawab kekehan kecil.

“Riki, dengar tidak ada murid dari London pindah ke sini !” Ardi salah satu teman atau bisa di katakana sahabat Riki, menghampiri mereka dengan penuh rasa semangat.

“London ?” Riki berkata pelan, kemudian berusaha mengingat – ingat, apa yang gurunya katakan sebelumnya.

“Oh, benar. Masalah ini aku ingat!!!” Riki berkata dengan nada sedikit keras sambil menjambak rambutnya.

 Sebelum wali kelasnya masuk kedalam kelas dengan wajah yang penuh dengan aura tidak baik. Semua murid di kelas ini pasti bisa menebak, kalau perempuan paruh baya ini baru saja melaksana kencan dengan kondisi yang sangat buruk, dan mereka hanya diam.

“Hari ini kita kedatangan murid baruwajah guru perempuan ini tidak memberikan nada kecerian, tapi malah memberikan aura negatif keseluruh kelas.

            Anak baru yang di katakan guru ini segera masuk dengan wajah polos dan manisnya, tapi wajah tanpa eksperinya ini. Membuat seisi kelas hanya bisa diam menahan rasa kagumnya.

            “Silahkan perkenalkan namamu !” Ibu guru ini berkata dengan nada suram.

            “Namaku, Rika Alberika” Semua kelas menahan tawa mereka, mereka baru saja mendengar nama yang aneh, tapi hanya Riki yang nyaris bersembunyi karena dia tahu siapa perempuan yang ada di depan itu.


            Wajah Rika seakan kenal dengan orang yang menyembunyikan dirinya dari balik buku Matematikanya. Wajahnya tertutup penuh tapi warna rambut yang sedikit mendekati pirang bisa menebak siapa yang bersembunyi ini.


            “Wah benar, Riki!!” Perempuan ini memeluk Riki dengan ekspersi yang bisa dikatakan nyaris bahagia.


            Riki yang terkejut langsung, pingsan dalam hitungan seketika. Ardi yang sudah mengenal Riki dari bangku sekolah dasar, sudah mengenal penyakit temannya ini. Ini bisa dikatakan phobia pada perempuan.


            “Anu, Alberika maksud ku Rika bisa tolong lepaskan Riki, dia sudah pingsan” Ardi berkata dengan nada sedikit santai.


            “Wah, Riki,bangun!” Rika berkata dengan nada paniknya.


            “Apa kau baru kenal atau pura – pura kenal!” Ria berkata dari arah belakang dengan wajah melotot dan suara yang lantang, semua kelas langsung menoleh. Baru kali ini perempuan yang selalu menghasilkan aura negatif  ini menampakan hal seperti itu.


            “Kamu siapa ?ucap Rika  menampilkan kepolosan wajahnya.


            “Teman satu asramanya!” Ria berkata dengan marah membentak.


            “Oh” Rika berkata datar kemudian kembali mencoba membangunkan Riki dengan mendekatkan wajahnya.


            “Apa yang kau lakukan dengan wajahmu itu… terlalu dekat!” Ria membentak sekali lagi
.

            “Ciuman, untuk membangukan sang pangeran tidur!” Wajah Ria langsung memerah mendengar ucapan Rika.


            “Jangan, kalau kau berani menyentuhnya. Tak kan kusisakan daging di dalam tulang – tulang kecilmu itu” Ria berkata dengan nada mengerikan. Cukup membuat Rika ketakutan.


            “Kalian bedua!” Guru yang merasa di acuhkan ini segera memekul mereka berdua dengan buku pelajaran super tebal. Rika hanya meringis kesal sementara Ria memandang guru ini dengan datar.


            Riki kembali bangun dari pingsan tentu saja dia merasa tidak lagi duduk dibangkunya. Ya, sekarang dia terbangun di atas ranjang UKS dengan dua perempuan yang saling melempar aura kemarahan dari mata mereka.

No comments:

Post a Comment