blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Wednesday 8 May 2013

PERBEDAAN ITU MANIS


               
PERBEDAAN ITU MANIS

Siapa yang tidak kenal Lily ketua Osis sekolah Mawar merah. Perempuan ini memiliki perawakan tubuh bak putri bangsawan. Sebagaimana putri bangsawan dia terkesan arogan.
                Memang putri ini adalah anak dari pemilik sekolah Mawar merah ini. Tapi sikapnya yang seperti itu membuat namanya cukup di kenal di kalangan para siswa terutama  Tio.
                Tio hanya orang yang lahir di keluarga biasa, tinggal di tempat keluarga biasa, tidur dengan kasur biasa dan sekolah dengan penampilan biasa. Tapi dari itu semua dia adalah orang yang gemar menentang ketidak adilan.
                Begitulah sifat mereka yang kemudian di pertemukan di depan guru konseling yang ada di sekolah ini. Guru ini sudah sakit kepala sambil meminum tehnya yang masih hangat, sebenarnya tidak ada yang salah atau benar dari sifat mereka ini.
                “Jadi kenapa kalian bisa bertengkar di depan sekolah di pagi buta itu” Guru ini kembali bertanya dengan nada lembutnya.
                “Sebenarnya saya tidak mau bertengkar Pak tapi laki – laki dungu ini memberikan tatapan menjengkelkan” Lily berkata dengan nada arogannya bak putri bangsawan.
                “Dari cara bicaranya bapak tahu kan bahwa perempuan ini bahkan tidak memiliki rasa sosial pada sesamanya” Tio membalas dengan nada seorang politikus yang berdebat tentang kenaikan harga.
                Mereka berdua kembali bertatapan dan kini ada kilatan yang cukup banyak tersirat dari kedua bola mata mereka. Guru ini hanya bisa menahan amarahnya kemudian melanjutkan bicaranya lagi.
                “Sebenarnya aku tidak mau menghukum kalian karena masalah kecil seperti ini, bahkan ini tidak bisa di sebut perkelahian. Tapi sebagai guru aku akan menyelesaikan masalah ini dengan cara ku sendiri” Guru ini berkata dengan nada seadanya tapi ada ketegasan di dalamnya.
                “AKu tidak salah” Mereka berdua berkata bersamaan, kemudian saling pandang dan melempar senyum “kau menjijikan” di dalam mata mereka berdua.
                Mulailah hukuman dari guru konseling ini. Tangan mereka harus bergandengan sampai pulang sekolah, untuk mencegah hal yang tidak memungkinkan guru ini meminjam borgol dari klub Sulap.
                Akhirnya jam pelajaran pertama di mulai. Beberapa orang siswa memperhatikan mereka dengan nada “kau bercanda” di dalam kepala mereka. Butuh waktu lebih lama untuk mereka bisa mengeriti situasi yang di alami dua musuh alami yang ada di sekolah mereka ini.
                Guru yang mengajar saja sampai ingin mati ketawa melihat mereka bergandengan tangan. Biasanya mereka akan saling bertengkar di dalam kelas. Saling berkata benar atau salah, bahkan tidak segan – segan mereka adu topik tanpa memperdulikan guru yang mengajar.
                “Wih ada pasangan baru yang makan bareng nih” Salah seorang murid berkata dengan nada sindiran mengejek. Tentu saja murid itu di kejar hingga lapangan basket oleh mereka berdua, karena kesal.
                “Di mohon kepada murid yang ada di lapangan basket agar tidak memarken kemesraanya di depan sekolah” Guru yang memperingati dengan nada mengejek ini ikut ambil bagian dari pertengkaran mereka.
                Begitulah sekolah berakhir sampai mereka pulang, di cap sebagai pasangan kekasih paling langka selama periode sekolah yang ada. Bersama dengan itu mereka bertambah kesal dengan guru konseling yang pulang karena urusan rapat.
                “Guru itu” Tio berkata dengan nada kesal sambil melihat papan yang bertuliskan guru sedang keluar di ruangnya.
                “Gimana aku pulang, hey menjijikan kau punya cara untuk membuka borgol ini” Lily berkata dengan nada dingin tanpa niat mengejek
                “Jangan panggil aku menjijikan, kurasa kalau tangan mu di potong aku bisa bebas” Tio berkata dengan nada dingin juga.
                “Dasar naïf, kukira kau selalu berlaku baik kepada semua orang, ternyata kau memiliki sifat psikopat tentang mutilasi” Lily kembali berkata dengan nadanya lagi.
                “Maafkan aku tuan putri yang selalu benar” Tio melempar ejekandari kedua bola matanya.
                “Hey, sebenarnya aku sudah lelah. Apa yang kita perdebatkan dari pertama kita masuk sih” Lily berkata dengan nada lembut kali ini.
                “Bukanya kearoganan mu” Tio berkata dengan polosnya, Tapi Lily melihat dengan tatapan”seakan – akan kamu bodoh” di dalam dua bola matanya.
                “Lebih baik kita berdamaikan, sehari ini aku bersama mu tidak ada hal menjijikan seperti yang kamu katakana pada ku”Lily berkata dengan nada sedikit lembut kali ini.
                “Sebenarnya aku juga melihat kau tidak searogan yang biasanya” Tio berkata dengan nada sama tapi dengan nada sedikit kecil.
                “Jadi kalian sudah mengerti satu sama lain kan” Guru ini berkata sambil melepaskan borgol mereka. Pertanda ini sudah selesai.
                Setelah kejadian itu akhirnya Tio dan Lily sadar akan satu sama lain. Hingga sekarang mereka bertemu lagi dengan busana yang berbeda, ya bisa di katakana buasana ini untuk upacara pernikahan.
                Sang guru yang memberikan hukuman turut hadir dalam acara itu tentu saja. Guru itu hanya tersenyum puas. Bukannya selama persamaan yang membuat kita saling suka atau saling benci. Tapi karena adanya perbedaan hidup kita terasa lebih baik karena ada yang bisa kita bedakan.


1 comment:

  1. Cerpen lumayan bagus untuk di share mas. iya karena adanya perbedaan itulah kita dan orang lain saling melengkapi dan hidup pun terasa lebih baik lagi.

    Cc : Arjuna Rafi

    ReplyDelete