PERBEDAAN ITU MANIS
Siapa yang tidak kenal Lily ketua Osis sekolah
Mawar merah. Perempuan ini memiliki perawakan tubuh bak putri bangsawan.
Sebagaimana putri bangsawan dia terkesan arogan.
Memang putri ini adalah anak
dari pemilik sekolah Mawar merah ini. Tapi sikapnya yang seperti itu membuat
namanya cukup di kenal di kalangan para siswa terutama Tio.
Tio hanya orang yang lahir di
keluarga biasa, tinggal di tempat keluarga biasa, tidur dengan kasur biasa dan
sekolah dengan penampilan biasa. Tapi dari itu semua dia adalah orang yang
gemar menentang ketidak adilan.
Begitulah sifat mereka yang
kemudian di pertemukan di depan guru konseling yang ada di sekolah ini. Guru
ini sudah sakit kepala sambil meminum tehnya yang masih hangat, sebenarnya
tidak ada yang salah atau benar dari sifat mereka ini.
“Jadi kenapa kalian bisa
bertengkar di depan sekolah di pagi buta itu” Guru ini kembali bertanya dengan
nada lembutnya.
“Sebenarnya saya tidak mau
bertengkar Pak tapi laki – laki dungu ini memberikan tatapan menjengkelkan”
Lily berkata dengan nada arogannya bak putri bangsawan.
“Dari cara bicaranya bapak tahu
kan bahwa perempuan ini bahkan tidak memiliki rasa sosial pada sesamanya” Tio
membalas dengan nada seorang politikus yang berdebat tentang kenaikan harga.
Mereka berdua kembali bertatapan
dan kini ada kilatan yang cukup banyak tersirat dari kedua bola mata mereka.
Guru ini hanya bisa menahan amarahnya kemudian melanjutkan bicaranya lagi.
“Sebenarnya aku tidak mau
menghukum kalian karena masalah kecil seperti ini, bahkan ini tidak bisa di
sebut perkelahian. Tapi sebagai guru aku akan menyelesaikan masalah ini dengan
cara ku sendiri” Guru ini berkata dengan nada seadanya tapi ada ketegasan di
dalamnya.
“AKu tidak salah” Mereka berdua
berkata bersamaan, kemudian saling pandang dan melempar senyum “kau menjijikan”
di dalam mata mereka berdua.
Mulailah hukuman dari guru
konseling ini. Tangan mereka harus bergandengan sampai pulang sekolah, untuk
mencegah hal yang tidak memungkinkan guru ini meminjam borgol dari klub Sulap.
Akhirnya jam pelajaran pertama
di mulai. Beberapa orang siswa memperhatikan mereka dengan nada “kau bercanda”
di dalam kepala mereka. Butuh waktu lebih lama untuk mereka bisa mengeriti
situasi yang di alami dua musuh alami yang ada di sekolah mereka ini.
Guru yang mengajar saja sampai
ingin mati ketawa melihat mereka bergandengan tangan. Biasanya mereka akan
saling bertengkar di dalam kelas. Saling berkata benar atau salah, bahkan tidak
segan – segan mereka adu topik tanpa memperdulikan guru yang mengajar.
“Wih ada pasangan baru yang
makan bareng nih” Salah seorang murid berkata dengan nada sindiran mengejek.
Tentu saja murid itu di kejar hingga lapangan basket oleh mereka berdua, karena
kesal.
“Di mohon kepada murid yang ada
di lapangan basket agar tidak memarken kemesraanya di depan sekolah” Guru yang
memperingati dengan nada mengejek ini ikut ambil bagian dari pertengkaran
mereka.
Begitulah sekolah berakhir
sampai mereka pulang, di cap sebagai pasangan kekasih paling langka selama periode
sekolah yang ada. Bersama dengan itu mereka bertambah kesal dengan guru
konseling yang pulang karena urusan rapat.
“Guru itu” Tio berkata dengan
nada kesal sambil melihat papan yang bertuliskan guru sedang keluar di
ruangnya.
“Gimana aku pulang, hey menjijikan
kau punya cara untuk membuka borgol ini” Lily berkata dengan nada dingin tanpa
niat mengejek
“Jangan panggil aku menjijikan,
kurasa kalau tangan mu di potong aku bisa bebas” Tio berkata dengan nada dingin
juga.
“Dasar naïf, kukira kau selalu berlaku
baik kepada semua orang, ternyata kau memiliki sifat psikopat tentang mutilasi”
Lily kembali berkata dengan nadanya lagi.
“Maafkan aku tuan putri yang
selalu benar” Tio melempar ejekandari kedua bola matanya.
“Hey, sebenarnya aku sudah
lelah. Apa yang kita perdebatkan dari pertama kita masuk sih” Lily berkata
dengan nada lembut kali ini.
“Bukanya kearoganan mu” Tio
berkata dengan polosnya, Tapi Lily melihat dengan tatapan”seakan – akan kamu
bodoh” di dalam dua bola matanya.
“Lebih baik kita berdamaikan,
sehari ini aku bersama mu tidak ada hal menjijikan seperti yang kamu katakana
pada ku”Lily berkata dengan nada sedikit lembut kali ini.
“Sebenarnya aku juga melihat kau
tidak searogan yang biasanya” Tio berkata dengan nada sama tapi dengan nada sedikit
kecil.
“Jadi kalian sudah mengerti satu
sama lain kan” Guru ini berkata sambil melepaskan borgol mereka. Pertanda ini
sudah selesai.
Setelah kejadian itu akhirnya
Tio dan Lily sadar akan satu sama lain. Hingga sekarang mereka bertemu lagi
dengan busana yang berbeda, ya bisa di katakana buasana ini untuk upacara
pernikahan.
Sang guru yang memberikan
hukuman turut hadir dalam acara itu tentu saja. Guru itu hanya tersenyum puas.
Bukannya selama persamaan yang membuat kita saling suka atau saling benci. Tapi
karena adanya perbedaan hidup kita terasa lebih baik karena ada yang bisa kita
bedakan.
Cerpen lumayan bagus untuk di share mas. iya karena adanya perbedaan itulah kita dan orang lain saling melengkapi dan hidup pun terasa lebih baik lagi.
ReplyDeleteCc : Arjuna Rafi