Title : Aku Bukan Sister Complex
Genre : School, Family, Psychological, Mystery
Author : Hittori Yudo
Chapter: 00
Genre : School, Family, Psychological, Mystery
Author : Hittori Yudo
Chapter: 00
Yang Datang
“DUARR!!!”
petir menyambar dengan hebat sedangkan aku hanya bisa menarik kakiku dan
melipatnya ke dalam pelukanku. Tadi siang aku gagal dalam lomba lukis tingkat
SMA, aku terus mengutuk diriku dalam diam. Ini sudah tahun keduaku di SMA
sedangkan tahun berikutnya aku tidak mendapat kesempatan lagi.
Entah mengapa, kekalahan ini terasa
pahit. Bayangkan jika dirimu memiliki bakat sekitar separuh dari orang itu dan
kamu kalah karena bakat dia lebih banyak darimu. Bukannya kerja kerasmu hanya
seperti udara yang lewat. Bagikan tiada artinya saat permainan ini berakhir.
Beberapa hari yang lalu aku dapat
dengan pasti percaya. Bahwa kerja kerasa adalah penentu kesuksesan, tapi
setelah kejadian ini kau perlu menambahkan bahwa bakat 80 persen lebih besar
dari pada kerja keras untuk menentukan masa depanmu.
Mungkin terdengar bodoh jika kau
berteriak pada orang yang memiliki bakat tentang kerja kerasmu. Tapi akan
terdengar lebih bodoh lagi jika kau
menyalahkan tuhan atas bakat yang dia berikan. Ini mungkin terdengar sederhana
tapi kau akan terus berputar –putar dalam kegelapan yang menyiksa lalu mati dalam
keputuasaan.
Tapi malam ini, mungkin aku akan
terus terpuruk tanpa tahu, apa yang akan kulakukan, jika saja perempuan yang
ada di hadapan ku ini tidak memiliki kepentingan malam ini padaku.
Perempuan ini atau lebih tepatnya
kau sebut gadis berdiri dalam diam dengan menundukan kepala. Sisa – sisa dari
hujan yang menerpanya sangat terlihat dengan jelas menetes dari rambutnya yang
terurai. Jaket putih dan rok selutut juga kaus kaki panjang yang dipakainya,
membuatku harus menebak apa kepentingan orang ini.
Rumahku berada di tempat paling
sulit di jangkau menurutmu jika itu
berada di tengah kota. Rumah ku seperti berada di tempat yang tidak kau kira,
persimpangan antara gedung dengan luas kurang dari 2 meter adalah pintu
utamanya.
Cukup
sulit untuk cuma iseng datang ke sini kecuali kau mau bunuh diri dengan
beberapa orang yang berada di depan gang
antara gedung ini. Belum lagi setatusku sebagai orang cukup berbahaya di daerah
sini aku adalah pemimpin grup yang cukup terkenal di sini.
“Aku…” ucapnya dengan jeda yang
lama seakan aku akan membunuhnya setelah mendengar kata berikutnya dari
mulutnya.
“Aku, apa?. Aku masih sibuk di
dalam jika kamu hanya mengusikku sekarang. Aku akan menutup pintu ini dengan
paksa !” kulontar kata – kata yang cukup
untuknya agar kembali melanjutkan pembicaranya yang memakai jeda cukup lama
tadi.
“Aku adalah adikmu, aku ke sini
untuk melihat keadaan kakak!” cukup dengan satu teriakan mungkin aku akan menedangnya
keluar. Sejak kapan aku memiliki adik sedangkan orang tua ku saja meninggalkan
ku dengan luka mental yang cukup dalam.
“Masuklah!” ucapku dengan amarah yang
hampir keluar. Matanya kembali mengucapkan ketakutan dengan langkah setengah ragu
perempuan ini memasuki rumahku.
Terpampang dengan jelas isi dari
rumah ku yang cukup membuat orang lain
takjub. Bagi mereka Aries adalah kriminal tangguh yang tidak pernah
memakai ototnya untuk mengalahkan lawan. Cukup dengan satu aba – aba kau bisa
melihat musuh di depanmu mati dengan mengenaskan.
Tapi melihat rumahnya rapi dengan
hiasaan yang cukup menggoda mata. Kamu akan tertawa setelah mengingat julukan
Aries tadi. Mata perempuan ini terus memandangi sekitarnya, setelah ku
perbolehkan duduk perempuan ini masih membeku diam.
“Lalu apa perlu mu, di sini ?” aku
berucap dengan tenang saat ini. Bisa saja perempuan didepan ku ini hanya
berbohong, lalu mencari cara untuk menjebakku
.
“Aku di sini ingin tinggal dengan
kakak!” perempuan ini tersenyum dengan manisnya tapi masih ada ketakutan dari
sorot matanya yang mungil.
“Bisa kau hentikan kata kakak itu
terdengar cukup menjijikan untuk di dengar, aku tidak menyukai perempuan manja,
kalau kau mencooba menggodaku! ” aku bersuara dengan lantang tapi dia hanya
menatap terkejut.
“Namaku Nita kak, aku kemari ingin
mengurus kakak!” Perempuan ini sekali lagi memberanikan dirinya mengabaikan
kata – kata ku, dengan cukup manisnya.
“Apa maksudmu dengan mengurusku, cukup bagus
jika kau berkata 3 tahun lalu di saat aku mulai pada titik terakhir penghancuran
hidupku. Tapi jika sekarang kau hanya menjadi beban ku saja!”matanya kembali
memandang ku dengan pelan, seakan takut dan ragu di hanya kembali diam.
“Maafkan aku kak..”ucapnya sambil
mengusap air mata “Aku tidak bisa melihat kakak karena kakek melarangku,Ak-ku
ingin bertemu kakak!!!” kali ini kurasa hatiku mulai melunak.
“Lalu kamu akan tinggal di sini?”
mata ku mulai bertanya, tapi di balas dengan senyum ceria dan tatapan harapan
dari kedua matanya.
Aku mulai berpikir ke depan entah
apa yang akan terjadi bisa jadi hal yang tidak mengenakan akan menimpaku dalam
waktu dekat.
No comments:
Post a Comment