Artikel belakang yang saya baca terkesan, ah tidak masuk akal. Semakin kesini penulis seakan mendewakan misteri. Genre bukan misteri dibuat penasaran, katanya drama tapi antagonis seakan diputarbalikan. Ini dunia literatur menulis dimana kita harus jujur, jika tulisanmu memang berniat menipu tambahkan saja misteri. Hanya menambah genre satu atau dua bukan masalah.
Tapi beberapa penulis malah sibuk
berkutat dengan bagaimana untuk membuat pembaca penasaran. Saya sudah lama
meninggalkannya, ah mungkin sudah mulai melupakannya. Seperti rasa penasaran
yang terus memuncak itu akan melahirkan kebingungan. Manusia benci dibuat
bingung dan anda telah berhasil untuk menghilangkan satu persatu pembaca anda.
Ini bukan artikel yang hanya
memojokan anda, tapi sebagai salah satu yang mencoba peruntungan dijalan yang
sama, ok itu terlalu panjang. Rekan seprofesi singkatnya, kita telah lama
menipu diri kita. Mencoba untuk terlihat keren dengan menampilkan begitu banyak
misteri dalam tulisan dan membuat diri kita lupa kalau pembaca juga manusia. Dari
8 miliar manusia, tidak dari 250 juta total penduduk Indonesia kita hanya
segelintir nama kecil yang mencoba mendaki kepuncak.
Maka dari itu cobalah untuk sadar,
kalau kita harus bisa meraup pembaca sebanyak mungkin. Berpikir untuk
mengabaikan pembaca dan mengatakan “Yang penting kita sudah mencoba untuk
menulis” adalah gambaran pelarian. Kita memposting dan mengirim karena kita
ingin mendapat pembaca lebih banyak, karena kita berniat untuk membuat pembaca
tahu kalau kita ada untuk dirinya. Jika saya salah, anda hanya mencoba untuk
terlihat lebih baik dari orang lain. Gambaran dari perasaan kebaganggan hati
dengan memegang title seorang penulis.
Kata – kata berikutnya yang saya
benci adalah “Menulislah walaupun semuanya ambrul adul!” saya akan setuju jika
kita berada pada zaman dimana masih memegang perkakas dari tulang dan batu. Tapi
ini adalah dunia dimana dalam jangka waktu satu tahun seseorang bisa berubah
begitu cepat. Teori ini memang benar membantu jika anda berniat berjalan
ditahap pemula untuk 15 tahun kedepan. Berpikirlah, karena menulis dan berpikir
adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, bahkan cerita komedi pun dibuat
agar pembaca dapat berpikir hal – hal yang lucu.
Menulis bukanlah ajang uji coba
untuk mendapat pembuktian bahwa anda mampu, tapi menulis adalah cara anda
berbagi hal – hal yang indah dan hal – hal yang perlu untuk ditangisi. Karena menulis
itu adalah bagian komunikasi, semakin baik sebuah tulisan itu akan membuat
pembaca lupa. Akan hidup yang begitu menyeramkan serta dunia realita yang tidak
bisa dicerna. Karena papan hidup yang dimainkan oleh setiap orang, hingga
membuat mereka berpontesi untuk merubah takdir hidup orang lain termasuk anda.
Menulislah
untuk pembacamu ini adalah pesan dari rekan seprofesimu.
pesan yang bagus :D
ReplyDeletemenulis juga sama dengan meletakan ide di sebuah kertas
mantap gan artikelnya (y) hidup Blogger/penulis :V
ReplyDeleteJadi keinget film anime yang berbuntut panjang. Alias berbelit-belit.
ReplyDeleteartikel nya sip lah untuk di share,penjelasan dan kata kata nya juga bagus
ReplyDeletecc : Arjuna Rafi