Title : My Law
Genre : School, Psychological, Mystery,Thriller
Author : Hittori Yudo
Chapter: 10
10
Penyihir
Eropa
adalah Negara dengan sejarah panjang walaupun tidak sepanjang mesir tapi
catatan kuno banyak mengatakan kalau daerah ini pernah dimasuki para penyihir
dari timur tengah yang melarikan diri akibat perang. Ada juga gossip yang
beredar hingga sekarang bahwa para Templar yang selamat dari perang menjadi
penyihir karena menemukan sihir kuno. Tapi gossip itu sudah berlangsung cukup
lama dan berada di sini seperti sebuah ketidak inginan yang muncul.
“Sejarah
jenismu sudah dihapuskan dari perpustakan sihir di seluruh dunia. Jadi percuma
saja mencari tentang Ras timur tengah!” aku merengut menatap Nebula yang
terlihat santai membaca buku dengan cara menyebalkan.
Buku
ynag dibacanya entah kenapa mengambang dan tidak cukup untuk membuatku tekejut
buku itu bahkan bisa membalik sendiri seperti kitab sihir yang mengerti penggunannya.
Dasar apa yang kupkirkan, gadis kecil ini adalah nenek yang berumur ratusan
tahun jadi wajar saja dia bisa melakukan hal aneh sepert itu.
“Tuan
ada sejarah tentang siluman kuda, tapi buku ini teksnya bahasa ibrani!” suara
Kak Nimala kini berbisik ditelingaku sambil memamerkan senyum ringan, gadis
polos dan seorang siluman kuda. Kombinasi mengerikan dari mana yang membuatnya
menjadi sulit untuk diterka.
“Kau
bilang ada urusan dengan kampung halamanmu, jadi apa yang kita lakukan
diperpustakan?” Nebula kini memandangku dengan wajah merasa terganggu, nenek
ini sangat tahu bagaiamana membuat orang lain merasa bersalah.
“Kampung
Halamanku tidak bisa ditemukan, lebih tepatnya aku lupa beberapa hal tentang
itu!” aku yakin sekarang wajahku memucat karena tahu waktu yang akan dihabiskan
bisa lebih lama lagi. Kenapa aku harus berada di tempat seperti ini sekarang.
“Kalau
begitu aku keluar, mleihat tumpukan buku seperti melihat lembah tanpa dasar
saja!” tidak menunggu jawaban Nebula aku menggandeng kak Nimala keluar dari
gedung perpustakan.
Perlu
diketahui gedung perpustakan ini berada di lantai dasar suatu tempat kumuh,
entah ini hampir sama dengan film – film tertentu seakan sebuah perpustakan
tidak boleh diketahui masyarakat awam tapi kenapa mereka tidak membuatnya dalam
bentuk kapsul seperti Virgo, kurasa memikirkan satu demi satu akan membuat
kepalaku berlubang.
“Tuan,
kita kencan?” menghela nafas sebentar aku menatap Kak Nimala dengan perasaan
iba, wajahnya memerah seperti tomat bahkan sampai ketelinga, baru kuingat ini
pertama kalinya aku menganggandeng tangannya.
“Lupakan
tentang pemikiran seperti itu kak, aku hanya ger-“
“BUUUK!!!”
sebuah tending melesat membuatku terpental hingga menabrak ssebuah mobil yang
kurasa kini sudah hancur.
“Itu
sakit brengsek!” ucapku mencoba berdiri dengan darah menetes di kepalaku dan
aku merasa seluruh tulangku remuk.
“Dia
Ras! PATIONIN SERANG!!” seorang yang berbadan gelap kini terbang ke arahku
dengan keccepatan tinggi, badannya tinggi besar. Aku bisa melihat kalau dia
adalah orang biasa, jadi kenapa ini semua terjadi padaku.
“BANG!!”
aku memukul mundur orang berbadan gelap tadi dan menghantam kepalanya hingga
Aspal, sebuah ledakan kecil terlihat dari kepalanya kemudian dia berubah
menjadi pasir.
“Kak
Nimala, kau baik – baik saja?” selagi aku mencoba mencari keberadaan Kak
Nimala, gadis itu menghilang tanpa bekas. Kurang ajar, ada apa dengan orang
tadi. Aku bahkan hanya mendengar suaranya.
Mencoba
mencari kesegala arah aku tidak menemukan kak Nimala bahkan aku sekarang sudah
duduk ditrotoar karena kehabisan stamina dan darahku masih menetes. Kurasa
Regenerasiku masih kurang cepat jika itu menyangkut bagian kepalaku.
“Kampret
aku kehilangan mereka!” sambil berucap seperti itu aku berusaha mengendarkan
pandangan keseluruh jalan yang ada. di tengah perkotaan seperti ini dimana
beberapa mobil terlihat lalu lalang dan orang – orang banyak berjalan di trotar
aku merasa sedikit rishi dengan tatapan mereka.
“Kau
Ras?” suara kekagetan itu membuat duniaku seakan terdiam sebentar, seperti
seluruh bayangan terhenti, aku menemukan seorang gadis berpakaian biasa telah
berada di depanku dengan wajah terkejut.
No comments:
Post a Comment