Title : Gadis dari London
Genre : School, Romance, comedy
Author : Hittori Yudo
Chapter: 09
Genre : School, Romance, comedy
Author : Hittori Yudo
Chapter: 09
BAB
IX MENARIK
Embun pagi yang menyuruak masuk memasuki celah – celah
kaca membuat Riki yang merasa kedenginan mulai mencari kehangatan diantara
kasurnya yang terlihat lapang.
“Pelan – pelan Riki!”
“Iya-“ mata Riki langsung mencuat menatap orang yang ada
di sampingnya menatapnya datar.
“Ria!”
“Iya…” ucapnya datar membuat Riki semakin kesal.
“Berapa lama kau disini?”
“Sejak tadi pagi!”
“BERHENTIL MENGANGGUKU DAN CEPAT PERGI DARI SINI!!!”
Ria
hanya sedikit mendengus kemudian lari menuju kamarnya, entah kenapa setiap pagi
harus menjadi hari yang menyedihkan seperti ini.
“Riki!”
Riki segera menoleh dan mendapati Kak Chindy kini sudah lengkap dengan
seragamnya dengan tambahan celemek di badanya.
“Kak,
hari ini kan-“
“Hari
ini giliran aku yang masak karena beberapa hari yang lalu kan sakit!” suara
ceria kak Chindy membuat Riki berwajah muram seperti sebuah awan yang mendung.
“Hari
ini aku harus cepat sampai di sekolah jadi-“
“Oh
kebetulan Riki, aku sudah membuatmu ini!” Kak Chindy menyodorkan bekal makanan
membuat Riki dengan wajah gugup mengambilnya.
“Kenapa
kakak tahu?”
“Semua
orang sudah pergi sejak aku mulai memasak, tapi untung saja kamu baru bangun
jadi ini special untukmu!” wajah kak Chindy tersenyum dengan penuh pengharapan
membuat Riki dengan hati yang tidak enak memberikan senyum terbaiknya sambil
mengambil kotak makanan tadi.
“Terimakasih!”
suara harapan tadi membuat Riki semakin tidak enak.
“Aahh,
aku baru ingat, Rika sudah menunggumu di meja makan!” wajah Riki tadi yang
terlihat kesal kini berubah menjadi kebingungan.
“Apa
yang gadis itu lakukan hari ini?” suara Riki tadi membuat hindy yang ingin
berjanjak menjadi terhenti.
“Eeh,
bukannya kalian teman dulunya?” suara tadi entah kenapa membuat Riki semakin
bingung.
“Aku
tidak ingat-“
“Ahh,
aku rasa harus segera pergi, kau makan itu ya Riki!” suara kak chindy secara
tidak sadar mengakhiri obrolan ringan mereka.
“Ok
kak!” balas Riki yang kini berjalan ke arah ruang tamu dan melihat Rika sudah
duduk gelisah di sana.
“Ada
apa?”
“Hmmm,
itu anu. Aku-“
“Ok
kau sedang cemas, sekrang tarik nafas!”
“hhmmm…hussshhh…HHmmm…Hussshh…”
Rika menarik nafasnya dua kali dengan suara yang cukup keras.
“Aku
ingin menjelaskannya semuanya!” suara itu membuat Riki menjadi tegang entah
kenapa dia menjadi sedikit takut.
“Tentang
apa ya?”
“Tentang
kita!” suara itu membuat nafas Riki seakan berhenti dan entah kenapa dia merasa
inilah ketegangan sebenarnya dari serangkaian kejadiaan yang sering dialaminya.
“Maksudmu
apa?” Rika terlihat ragu untuk membuka mulutnya lagi, dia menatap datar kea rah
orang yang baru saja datang.
“Aku
tidak sedang bercanda, orang tuamu memintaku untuk mengurusmu dan besok kau
bisa meninggalkan asrama?”
“Maksudmu
apa? Kenapa kau tiba – tiba membawa orang tua ku?”
“Aku
memang datang atas dasar itu!” tiba – tiba kepalanya berputar atas obrolan
ambigu yang di katakana kak Chindy.
“Kau?”
“Ehm,
aku seharusnya ikut tinggal di sini tapi Anda terlihat tidak nyaman, tuan!”
Riki terdiam bak tikus yang terpojok, dia akhirnya ingat
tentang semuanya dan sekarang aku di hadapkan dengan sesuatu hal yang nyata.
Dia tahu siapa dalang di balik itu semua.
“Hahaha, seharusnya aku merasa aneh denganmu sejak lama
Rika, Kakek sialan itu yang ternyata mengirimu. Bilang padanya aku tidak ada
hubungan dengan keluarga mana pun. Cari saja ibuku, aku tidak mau mendengar
apapun dari kakek itu.”
“Tapi tuan, aku mendapat perintah dari nona muda!’
“Ibu, sebenarnya statusmu apa?”
“Tunangan!”
“Hah?”
“Aku
sudah menyerah dengan itu dan sekarang aku berusaha menjadi pelayanmu.”
Kata
– kata itu membuat Riki mengusap kepalanya dan menatap gelap ke arah Rika, dia
juga tidak habis pikir ibunya mengirim Rika di sini dengan pertujuan kakeknya.
Dia tidak mau hidupnya yang damai terusik dan jelas keluarganya mengusik dengan
sangat baik.
“Ria,
bisa minta tolong untuk meminta izin pada Bu Rosi untuk aku tidak masuk hari
ini. Dan besok. Bilang padanya aku ada urusan keluarga!”
“Baik!”
Setelah
mengarahkan pandangnya pada Rika yang kini kelihatan kebingungan, dia kemudian
menarik tangan perempuan ini walaupun rasa takut yang melanda tapi demi
kebaikanya di depan dia harus menahanya.
“Ikut
aku, kita kerumah orang yang mengirim perintah padamu!”
Rika
hanya terdiam mengikuti apa yang dikatakan Riki, dia merasa menjadi orang yang
penting di saat seperti ini.
bagus banget gan artikelnya,, bisa buat ngilangin jenuh nih
ReplyDeletejadi terinspirasi buat artikel kayak gini, makasih yaa gan
ReplyDeletemenarik nih, coment dulu sebelum baca ah
ReplyDeletelebih bagus gan kalo di kata2 uniknya pake emoticon biar lebih menghibur...
ReplyDeletecari selingan jenuh baca dulu artikel ini ah, mantep gan
ReplyDeletekenapa ngak di jadikan buku aja mas, saya rasa tulisan mas sudah bisa menyaingi pasar.
ReplyDeletesaya sampai ingin membaca chapter sampai tamat.
oke saya tinggal dulu ya, mau baca dari chapter 1. hehe
Keren,Bagus juga ceritanya nih , sangat bermanfaat . kalo boleh kasih saran , karna ini web media online beri foto ilustrasi diisi cerpennya sepertinya akan membuat pembaca lebih asik :)
ReplyDeletekerenn.. bagus banget ceritanya.. aku baca .... uuuuu
ReplyDeletebagus gan, keren ceritanya hehe.
ReplyDeleteJapan banget. Tapi gx nyangka rika tunangan/sekarang pelayan.
ReplyDelete