blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Tuesday 24 February 2015

Makes She Fall in Love chapter 16

Title    : Makes She Fall in Love
Genre  :School, Psychological, Romance
Author : Liyando 
Chapter: Misi 16 Ronald

            Ok, setelah kupikirkan dari siang sampai malam aku tidak tahu apa yang menyebabkan Rianti marah, kalau Rika dan Erika mungkin karena aku berjalan bersama Rianti dan kurasa itu bukan masalah serius untuk sekarang.

            Menyingkirkan semua itu, aku melihat Rika sedang berjalan dengan seorang cowok, ini kejadian langka, kalau ini terjadi aku tidak mungkin bisa melakukan balas dendam. Apalagi mereka terlihat akrab.

            “Hei apa yang kau lakukan?”

            Aku terkejut mendengar suara Bari dari belakangku, Bari hanya memandang bosan. aku segera menunjuk ke arah Rika yang sedang berjalan dengan seorang laki – laki.

            “Hmm, itu Ronald adek kelas kita!”

            “Bukan itu, kenapa dia berjalan dengan laki – laki itu?”

            Bari menatapku dengan pandangan terkejut kemudian kembali memandang Rika dengan Seringaian yang tidak bisa di tahanya saat melihatku.

            “Bagaimana ini, Ronald terlihat lebih pintar dari Juan yang kurus!”

            Kamperet ini anak bukannya khawatir malah tersenyum senang, apa ini pertanda karena aku tidak melakukan serang balik ke Rika. Jangan katakan dia mulai tidak peduli dan kesempatanku untuk balas dendam akan hilang.

            “Kamu tahu dia kelas berapa?”

            “Dia eskul catur denganku, kalau gak salah kelas X D!”

            “Thanks!!”

            Aku segera berlari menuju kelas X D kalau tidak salah kelas itu berada di ujung selatan sekolah, kelas untuk anak kelas satu di bedakan dari bagian bawah X A sampai X D sedangkan bagian atas X E sampai X H.

            Dengan langkah perlahan aku melihat Ronald masuk ke dalam kelas, aku mengedap mengintip melalui celah – celah kaca. Masih ada waktu 20 menit sebelum kelas di mulai dan itu akan menjadi kesempatanku untuk memata – matai orang yang merebut magsaku.

            “Eeh, kakak homo. Ngapain di sini kak?”

            Sial, ngapaian Feli ada di sini, tunggu dulu kalau ada Feli di sini kemungkinan besar aku bisa tahu lebih banyak tentang Ronald.

            “Sini, ikut aku!”

            Aku segera menarik Feli ke arah taman belakang, Feli yang diam saja membuatku lega untuk beberapa saat karena dia tidak melawan.

            “Aku akan bertanya sesuatu jadi tenang, aku tidak akan melakukan apapun padamu!”

            “Tanya apa kak? Cowok!”

            “Tepat sekali, syukurlah kamu mengerti!”

            Feeli memadangku dengan wajah jijik, walaupun terlihat masih biasa saja tapi dia mundur dua langkah dari depanku.

            “Kau salah paham, aku cuma tanya karena dia jalan dengan Rika!”

            Bukannya merasa lega, wajah Feli berubah menjadi merah dan matanya melotot tajam seakan kata – kataku ada yang salah.

            “ Kakak baru saja membuatnya marah kemarin dan sekarang mencari tahu orang yang bisa menghiburnya!”

            Ada apa ini, kenapa dia mengatakan sesuatu tentang Ronald apa dia memang orang cukup  baik untuk Rika. Rika adalah makhluk mengesalkan tidak ada yang baik jika berbicara dengan gadis itu.

            “Aku hanya ingin tahu!”

            “Kalau begitu kupanggilkan Ronald, biar kakak cari tahu!”

            Feli segera pergi kekelasnya sementara aku terdiam, gawat ini bahkan lebih buruk tadi aku berniat untuk memata – matai tapi sekarang malah masuk ke dalam perangkap yang lebih buruk.

            “Kakak ini Ronald dan Ronald ini kak Homo bukan maksudku kak Juan!”

            Feli sialan, apa yang harus kuperbuat Ronald sudah berdiri di depan dengan wajah yang terlihat panik. Apa karena kata – kata “homo” Feli tadi membuatnya berpikir aku ini homo dan ingin menyatakan cinta. Feli bodoh apa yang harus kulakukan.

            “Kalau begitu selamat tinggal!”

            Feli segera pergi ke kelas meninggalkanku dengan Ronald yang terlihat masih canggung, tentu saja dia canggung meninggalkan orang berdua yang belum saling kenal adalah kesalahan.

            “Aku hanya ingin bertanya tentang kau dan Rika?”

            “Oh kak Rika, aku adiknya!”

            Adik, dia berkata adik kan, Rika mempunyai adik yang satu tahun di bawahnya kok aku tidak tahu.

            “Kakak pacar kak Rika kan?”

            “Pacar?”

            “Iya, soalnya kak Rika sering cerita tentang kakak. Kadang – kadang kak Rika marah – marah karena kakak. Oh iya hal kaya gitu gak perlu diceritakan ya!”

            Jadi dia bersikap malu – malu tadi karena sudah kenal aku, tunggu dulu kenapa dia tidak melakukan hal kejam seperti mau memukulku atau membunuhku seperti yang dilakukan Fino padaku.

            “Tenang kak, aku tidak akan ikut campur urusan kalian. Cuma tadi pagi aku sedikit heran dengan sikapnya yang diam. Padahal dia selalu ngoceh sampai aku pusing!”

            “Ahh, terima kasih! Aku hanya penasaran saja, ok bye!”

            Aku tidak tahu Rika punya adik laki – laki beruntunglah dia bukan ancaman, tapi tunggu dulu, maupun Rika dan Rianti keduanya bersikap aneh sejak pulang dari café itu. Apa kata –kataku ada yang salah. Aku harus meminta maaf pada mereka berdua kalau begini.

1 comment: