blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Saturday 1 February 2014

Saat roda berputar

              Saat kamu mecoba untuk menyukai seseorang, kamu pasti cenderung agresif dan ingin mencapai tujuanmu agar bisa memilikinya. Tapi pernah kamu bertanya saat kamu memilikinya apa yang akan terjadi. Hubunganmu akan berjalan secara statis tidak berubah, bahkan rasa cintamu akan memudar seperti potongan kertas yang terbakar kemudian tertiup dan menjadi debu.

                Jika hal itu terjadi, kamu pasti akan segera putus dalam waktu kurang dari satu minggu. Mencari orang lain kemudian membuat hubungan yang sama lalu putus lagi. Tahukah kamu jika sekarang kamu sedang menumpuk kesialan yang akan datang saat kamu sudah memiliki orang cukup baik di sampingmu.

                Orang –orang yang dulu kamu sakiti pasti akan datang lagi dengan cara yang tidak terduga, menganggumu seperti pertama kali kamu mengganggunya. Membuatmu resah seperti pertama kali kamu membuatnya resah.  Membuatmu jatuh hati seperti pertama kali kamu membuatnya jatuh hati

                Kamu akan dihadapkan dengan dua pilihan. Kembali padanya atau terus setia dengan masalah yang sama. Seolah roda yang terus berputar kamu akan memilihnya dan meninggalkan orang yang tadinya cukup baik untukmu.

                Pasti kamu kira itu tidak akan terjadi sesuai dengan ucapan saya. Tapi percaya atau tidak hal ini sudah terbukti dengan nama karma. Bukan aku mengatakan hal ini bisa saja terjadi dalam kurun waktu 1 atau 2 tahun tapi akan terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama.

                Percayalah semua yang kamu kerjakan pasti mendapatkan hasil yang sama dengan apa yang kamu kerjakan. Jika keberuntungan dan kesialan berlaku kenapa karma tidak ?

    Tema seperti Roda berputar ini selalu ada di setiap cerita manusia, kalian bisa melihat apa yang terjadi pada cerita terkenal yang sudah sering difilmkan mengangkat tema seperti ini, mungkin saja dalam bentuk lain. Tapi yang jelas tema ini tidak pernah lepas dengan kata aksi = reaksi.

    Para penulis fiksi itu harus menjadi ilmuan dalam karya mereka, mereka harus membuat karya yang memiliki alasan. Baik itu alasan penciptaanya atau alasan karaternya, karena jika karya itu tidak memiliki alasan maka yang terjadi adalah monoton.


    Untuk mencegah suatu karya dalam keadaan monton makan diperlukan asas aksi = reaksi, ini memang terdengar tidak penting tapi bagi beberapa penulis hal ini sangat penting dan banyak juga yang melupakannya.

             


1 comment: