blog Novel a hittori yudo, Bagian yang terus tumbuh adalah cerita, dan sastra adalah cara untuk menceritakannya

Monday 28 October 2013

Yang harus di lihat

                Yah hidup ini kadang lebih rumit dari 2 pilihan yang tersedia, selangkah lebih maju dari apa yang orang pikirkan bukan berarti selangkah berada di depan mereka. Terkadang kita juga harus memperhitungkan baik buruknya. Pilihan yang baik bukan berarti membawa ke tempat yang baik.

                Sama seperti sebuah lubang besar yang siap menelanmu. Kehidupan ini akan terus berputar tanpa berpusat padamu. Mereka yang lemah akan terseret dalam hal negatif, sebuah masa muda yang akan kalian lewati tidak lebih sebagai batu loncatan di saat kalian pergi.

                Terkadang orang yang tertawa di ujung sana dan menggapmu pecudang tidak lebih dari sekumpulan penggosip yang tidak memiliki penghasilan tetap di akhir bulan. Mereka cenderung berbagi dalam banyak masalah dengan mempersalahkan orang lain. Dengan kata lain dalam lingkungan sosial orang yang selalu benar akan mendapat cap egois dan sombong.


                Bukan berarti sebuah kata maaf dapat menyelesaikan sebuah ilusi berkepanjangan, masyarakat yang memberi sanksi kepada individual tertentu untuk menunjukan betapa eratnya persekutuan mereka pada keirian dan kedengkian membuat mereka selalu berbaring di jalan yang penuh dengan kehausan.

                Terkadang manusia tidak sadar bahwa mereka sedang mengejek diri mereka sendiri. Ini lebih kepada dia mengatkan keburukan yang selalu di panggarnya di dalam hati yang paling dalam, dengan besi hitam yang berbaja putih agar orang lain tidak bisa masuk.

                Semua orang akan selalu sama menjalani kehidupan bodoh ini dengan berpegang teguh pada tindak kriminal. Mereka saling menipu diri mereka sendiri berbuat dosa dan saling tertawa. Mengadu soal agama, berperang dengan alasan sumber daya alam, ras, suku dan kehidupan yang lebih baik. Sungguh alasan yang konyol untuk saling menyakiti.

                Secara teori masyarakat sudah terseret ke dalam provokasi ganda. Mereka tidak sadar bahwa mereka di pengerahui. Terkadang mereka merasa seperti pahlawan yang membela harga diri walau di nilai terlalu pengecut.

                Mengorbankan orang lain demi kepentingan sesama lalu membuang mereka ke dalam hal yang tidak menguntungkan. Sekedar sebuah ilusi yang harus di hilangkan dari muka bumi ini. Masyarakat yang adil adalah masyarakat yang mau menerima kekurangan dan tidak mempermasalahkan status sosial, tapi masyarakat yang seperti itu hanya ada dalam utopia.


No comments:

Post a Comment