Title : Stay In For Me(Tetap di dalam untuk ku)
Genre : School, Romance, Family
Author : Hittori Yudo
Chapter: 01
Genre : School, Romance, Family
Author : Hittori Yudo
Chapter: 01
Pertemuan Yang Mengesalkan
“Kenapa dia
harus tinggal disini aku tidak setuju dia perempuan yang tidak satu keluarga
dengan kita!” tegasku pada ibu yang
sedang duduk santai sambil meminum tehnya yang masih panas dengan wajah
yang tanpa beban.
“Tenanglah dulu dia adalah anak teman ayahmu yang berada di Jakarta, umurnya hampir sama
denganmu dan ibu dengar dia
mempunyai masalah pada beberapa orang pria!” balas ibu masih dengan
nada santainya, seolah - olah menggodaku.
“Terserah ibu lah, lagi pula
kalau ibu yang memutuskan aku tidak bisa menolak tetap saja ibu yang menang, kan!”jawabku dengan nada kesal
pada ibu,dan kemudian berlari ke depan rumah.
Apa – apan senyum ibu itu,
senyum yang menyebalkan bahkan lebih menyebalakan dari sebelumnya, aku
memang belum pernah tinggal satu atap dengan wanita manapun, terkecuali ibu dan sepupuku itu pun jarang karena waktu berkunjung
mereka hampir 3 tahun sekali atau sewaktu ada acara penting, lagi pula
kenapa ada murid SMA yang mau pindah ke SMA di kota kecil
seperti ini. Apa dia begitu jelek sampai melarikan diri ke sini, atau jangan
– jangan dia begitu bodoh hingga lari ke sini, mungkin juga dia
ada masalah dengan teman – temannya yang dulu atau …
“Selamat
siang, apakah ini ke diaman keluarga Pak Dian ?”ucapnya seorang gadis dengan lembut.
Apa dia orangnya, mustahil mana ada
orang seperti bisa bermasalah dan untuk apa dia pindah, opsi – opsi
pertanyaan ku yang tadi muncul, terasa terhapuskan melihat seorang perempuan dengan
senyum lembut dan ramahnya ditambah lagi dengan rambut yang panjang berurai
tertiup angin, belum
lagi dengan pakaian hodienya yang lucu membuktikan bahwa dia bukan orang
jelek seperti yang ada dalam pikiranku
malah terlihat seperti gadis populer disekolahku.
“Selamat siang apakah anda adalah anak dari pak Dian? ”ucapnya memastikan dengan nada
hati – hati seolah olah aku akan tersinggung atas perkatanyaan dan lagi senyum, masih tetap mamerkan senyum yang
sama.
Senyum lembut seperti bunga sakura, apa yang kupikirkan mungkin saja kepala ini
sudah rusak.
“Eh Eri -chan kamu sudah besar, gimana kabar orang tuamu, apa mereka sehat ?”ucap
ibu memanggil perempuan yang berada di depanku dengan emblem chan.
Ibu masih saja tegila – gila
dengan film jepang itu, apa dia tidak berpikir menambahkan kata itu pada
kehidupan sehari – hari akan terasa aneh dan lagi senyumnya mengatakan dengan
jelas bahwa aku terpesona.
“Ibu kira kau gak mau bertemu denganya tapi kau menunggunya di depan sini Riki
– kun, kau bergerak cepat rupanya ?”ucap ibu yang kini berbalik menatapku sama
seperti tadi.
“Aku lagi nunggu Ari katanya mau kembalikan komik yang dia pinjam kemaren
makanya aku di suruh menungu di depan, dan lagi ibu apa – apan sih di sini kan
bukan jepang kenapa harus memanggilnya dengan embelem chan dia kan gak ngerti!”setelah
protes satu arah aku segera berlari masuk kedalam rumah seolah-olah
tidak memperdulikan perempun yang berada di depan pintu.
Terdengar suara ibu memperbolehkan dia masuk, “Kali ini ibu benar – benar
keterlaluan dia tidak mendengarkan ku, bagaimana kalau dia membuat
masalah, bagaimana kalau dia melakukan sesuatu yang menyebabkan masalah
dan apa –apan itu senyum sok lembutnya, mau pamer dia” kini opsi – opsi
yang tadi kupikirkan pun berganti menjadi opsi masalah yang akan perempuan itu
buat mungkin aku sudah gila karna kedatangan perempuan itu.
“Tuk..Tuk..Tuk..”
terdengar pintu kamar di ketuk,pasti ibu lagi nih pikir ku. Ku ambil Ipod
ku yang berada di atas meja,segera ku setel musik yang kurasa paling baik dan
paling kencang . Seolah – olah tidak memperdulikan siapa pun mengganggu ku di
saat begini. Ini kulakukan untuk membuat ibu marah dan menanyakan keinginan ku.
Bahu ku pun di tepuk dari kiri,
aku tetap pada reaksi ku tetap diam biarpun Ibu sudah masuk ke kamar ku yang
terlihat berantakan ini dan mengomel - ngomel lagi pula siapa peduli yang ku
mau kata terakhirnya saja”apa mau mu” ,ku perkuat reaksi ku dengan bersiul
berpura – pura tak tahu,” pasti setelah ini ibu akan jengkel dari menarik
headset ku kemudian marah dan aku membela mati – matian hingga
perempuan dari kota itu keluar dari rumah in aku dan aku mendapat ketenangan ku
lagi”
Kali ini dia memeluku dari
belakang”ibu memeluk ku , ini tidak mungkin lalu ini siapa tangannya terlihat
agak kecil, kulitnya putih, dan ini gelang. Jangan – jangan Eri”ku balikan
kepala ku depan dan kudapati Eri terjatuh dan memeluk leher ku ternyata dia
terjatuh karena tersenggol karpet yang kurang rapi.
“Maafkan aku Riki kaki ku
tersandung dan aku tidak sengaja memelukmu.”cengiran dari bibirnya terlihat
manis, hey ada apa dengan ku dia penganggu yang seenaknya datang ke rumah ku
jadi kenapa aku harus memperdulikanya.
“Permisi Riki aku tidak
bermaksud mengganggu kesenang mu tapi aku datang kemari untuk mengembalikan
komik ini ?”ucap Ari menunjukan Komik Final Fantasy dan tangan Eri masih
merangkul leher ku. Oh sial, ini tidak baik.
“Kau salah paham, dia terpeleset
dan jatuh merangkul leher ku. Eri bisakah kau lepaskan tangan mu dari leher ku,
ini menganggu!” ucap ku pada Eri yang dari tadi bengo tak bergerak, mungkin
karna terkejut melihat Ari yang tiba – tiba masuk.
“Ini sangat nyaman bisakah aku
seperti ini sebentar ?”ucap Eri pada ku, sambil nyengir kemudian melepas kan
pelukannya dari ku”aku cuma bercanda Riki. ” ucap Eri lagi.
“Hey kau bodoh atau apa jangan
sok imut lagi di depan ku!”ucap ku lantang pada Eri hingga bergema sampai
lantai bawah.
“Hey aku tidak bodoh lagi pula
kau yang terlihat seperti pemakai yang tidak mau bicara pada ku”kali ini Eri
berucap dengan latang seakan tidak terima dengan perkataanku tadi.
“Bukanya kau terlihat seperti
orang mesum yang baru bertemu orang lain sudah berani memeluknya, apa yang kau
pikirkan coba ?”kali ini ku balas perkataannya dengan lebih mendidih.
“Sudah ku bilang kan aku tadi
terjatuh, jadi aku tidak sengaja merangkulmu. Lagi pula aku hanya mencoba
membuatmu sedikit tersenyum. Aku akan menunggu mu di bawah untuk mengajak ku
kesekolah!”ucap Eri menatap ku dengan tajam.
“Eh Ki aku mau segera pulang
jadi ini komiknya ada banyak yang kukerjakan!” Ari segera ingin melangkah kluar
tapi tiba – tiba dia mendekat.
” Hey bukan kah dia begitu manis
mungkin kau biasa melupakan Diana itu. Dengan mencoba denganya, lagi pula aku
sudah capek melihat kau murung karna Diana yang terlihat plin plan itu!”ucap
Ari kemudian lari kebawah seperti orang ketakutan dan pamit pada ibuku.
Apa maksud si bodoh itu
melupakan Diana apakah aku terlihat seperti mengharapkanya tapi aku ini bodoh,
tak bisa melupakan orang yang jelas – jelas tidak mengacaukan kesenanganku.Aku
sungguh bodoh tuhan ucapku dalam hati.
“Hey apakah kau melamun Ki, ya
ampun kesambet baru tahu!”ucap ibu pada ku dengan nada mengejeknya. Ini
kesempatan ku kesempatan tidak datang 2 kali bukan, aku akan menjelaskan pada
ibu bahwa Eri itu mesum.
“Ibu tau apa yang dilakukan Eri
tadi dia masuk ke kamarku dan sengaja berpura – pura jatuh lalu memeluku!”ucapku
dengan nada antusias mengharapkan jawaban yang dipikirkan ibu sama dengan skema
rencana tadi”Tendang Eri keluar” 3 kata yang ku nantikan.
“Itu bagus kan Riki – kun aku
akan segera mendapatkan cucu yang imut dalam waktu dekat seperti ayah dan
ibunya dia pasti sangat lucu!”ucap ibu apa – apan reaksi ibu, apa dia berniat
menikahkanku dengan perempuan mesum tadi.
“Hey Bu aku serius, dia
perempuan tidak baik dia seharus tidak ada di sini!”ucap ku pada ibu dengan
nada sedikit marah.
“Ibu juga serius,jadi mari kita
tentukan tanggal pernikahan kalian!”Ibu gila,apa aku akan dijadikanya tumbal
karna kakak tak kunjung menikah. Ini tak boleh di biarkan.
“Tapi bu-“ucapan ku terpotong
oleh teriakan Eri dari lantai bawah sepertinya dia melakukan hal bodoh
seperti tadi lagi. Ibu pun berlari ke bawah dengan tergesa –gesa,sambil
mengucapkan”calon mantu ku dalam bahaya!”beberapa kali kurasa kakak harus segera
menikah sebelum aku benar – benar jadi tumbal.
“Dia kenapa lagi bu ?”ucap ku
dengan santai melihat ibu yang kelihatan sudah lega. Pasti dia melihat koleksi
horror ibu di ruang belakang tentu saja siapa pun pasti terkejut atau jatuh
pingsan melihat boneka – boneka bodoh itu berlumaran darah pikir ku.
“Dia cuma melihat koleksi boneka
horror ibu dan apa – apaan sikap itu kau tak mengkhawatirkan calon istrimu ?”ucap
ibu yang kemudian menatapku dengan tatapan marahnya.Apa dia benar- benar
menjodohkan ku sekarang, ayah tolong jemput aku sekarang dari surga mu agar aku
bisa lari dari ibu yang sudah gila ini .
“Aku akan menikah dengan Riki
ya, mohon kerjasamanya Riki kita akan hidup dalam suka dan duka dan kuharap kau
bisa membimbing ku menjadi istri yang baik dan mengerti suami!”kali ini
bertambah lagi satu hal bodoh yang di ucapkan Eri seolah-olah mendukung ibu
yang sudah over Dream ini.
“Bisakah Ibu dan Eri
menghentikan hal konyol ini.Aku berjanji tidak akan membuat Eri keluar dari
rumah lagi bu!”ucapku serius pada ibu kemudian duduk bersila dihadapan mereka
.
“Kau dengar Eri dia suami yang
bertanggung jawab dia tidak mau kau keluar dari keluarga ini jadi bisakah kau
menjadi bagian keluarga ini ?”sepertinya ini akan menjadi parah jika aku
biarkan mereka terus mengobrol.
“Aku-“sebelum kata – kata bodoh
keluar dari mulut Eri lagi kubawa dia keluar dengan tergesa – gesa.
“Eeh kita mau ke mana calon
suamiku ?”ucap Eri padaku dengan nada setengah tertawa, perempuan ini sudah
gila ucap ku dalam hati.
“Kau kan mau melihat sekolah
jadi bisakah kita pergi sekarang jadi kumohon hentikan bercandamu yang tidak
lucu itu, Eri!”dengan nada kesal dan muka mengejek. Ku bawa dia ke garasi untuk
mengambil motor yang sudah terpakir di dalam.
“Hati – hati Riki pastikan calon
cucu ku tidak apa –apa!”ucap ibu dari dalam rumah dengan suara teriakan yang
membuat seluruh tetangga menatapku.
“Aku belum melakukan apa – apa
dan berhentilah berpikir gila, Aku masih SMA bu,masih SMA!!!”ucap ku lantang di
depan rumah dengan jengkelnya.
“Oh jadi kalian mau menikah setelah
lulus SMA baguslah kau cuma perlu mengelola beberapa aset perkebunan kita ya!”ucap
ibu bertambah gila dengan pemikiran konyolnya,sudahlah ini gara –gara kakak
juga, coba dia cari perempuan di Korea sana kan jauh lebih baik.
Ku pacu motor keluar dari pekarang rumah menuju. diperjalanan
aku hanya diam saja.berusaha untuk tetap diam dan merenungkan apa yang telah ku
lakukan sekarang.lama aku terdiam kemudia Eri tertawa kecil.
“Keluargamu cukup humoris ya,terutama
ibu mu pasti ayahmu sangat bahagia dengan ibu mu waktu itu,kurasa aku akan
sangat menikmati tinggal di sini!” ha ha ha lucu sekali ibu humoris kurasa dia
autis kadang aku tak tahu apa yang di pikirkannya kadang dia terlihat sangat
antusias dan kandang terlihat sangat konyol. Tunggu dulu dia bilang keluarga ku
humoris, berarti dia tidak benar – benar menanggapi kegilaan ibu kan. Syukurlah
ternyata dia orang yang normal.
Ijin bookmark gan. . . Kaya ny lanjutan ny keren nie . . .
ReplyDeleteMau kerja dlo soal ny part 2 lanjut ntr
silahkan gan
Delete